Oleh Abu Muhammad Al-Maduri
Dutaislam.or.id - Wahabi menfitnah dengan mengatakan bahwa di dalam shalawat Nariyah ada kalimat yang mempertuhankan Nabi Muhammad SAW. Menurut mereka, terdapat pada kalimat :
ﺗَﻨْﺤَﻞُّ ﺑِﻪِ ﺍﻟْﻌُﻘَﺪُ
Tanhallu Bihil Uqodu (Semua kesulitan dapat terpecahkan).
ﻭَﺗَﻨْﻔَﺮِﺝُ ﺑِﻪِ ﺍﻟْﻜُﺮَﺏُ
Wa Tanfariju Bihil Kurobu (Semua kesusahan dapat dilenyapkan)
ﻭَﺗُﻘْﻀَﻰ ﺑِﻪِ ﺍﻟْﺤَﻮَﺍﺋِﺞُ
Wa Tuqdlo Bihil Hawaiju (Semua keperluan dapat terpenuhi).
ﻭَﺗُﻨَﺎﻝُ ﺑِﻪِ ﺍﻟﺮَّﻏَﺎﺋِﺐُ ﻭَﺣُﺴْﻦُ ﺍﻟْﺨَﻮَﺍﺗِﻢِ ﻭَﻳُﺴْﺘَﺴْﻘَﻰ ﺍﻟْﻐَﻤَﺎﻡُ ﺑِﻮَﺟْﻬِﻪِ ﺍﻟْﻜَﺮِﻳْﻢ
Wa Tunalu Bihir Raghaibu Wa Husnul Khawatimi Wa Yustasqal Ghomamu Biwajhihil Karim (Dan semua yang didambakan serta husnul khatimah dapat diraih, dan berkat dirinya yang mulia hujanpun turun).
Menurut Wahabi empat kalimat di atas merupakan pujian yang berlebihan kepada Nabi Muhammad SAW sebab empat kemampuan diatas merupakan kemampuan yang hanya dimiliki Allah SWT dan bukan dimiliki oleh makhluk siapa-pun orangnya.
Jika kita perhatikan semua fitnah dan tuduhan syirik yang disampaikan Wahabi mengenai Shalawat Nariyah, dengan sengaja mereka membuang fungsi tawassul pada shalawat nariyah, agar pembaca shalawat nariyah seakan-akan memohon doa kepada makhluk dan terkesan meminta kepada selain Allah SWT.
Pada kenyataan-nya, sangatlah jelas bahwasanya Shalawat Nariyah adalah shalawat pujian dan doa tawassul yang dengan perantara dan sebab Nabi Muhammad SAW memohon dan berdoa serta meminta kepada Allah SWT untuk menghilangkan kesulitan dan bencana serta memenuhi kebutuhan dan mengabulkan keinginan dan doa.
Kalimat doa tawassul seperti dalam shalawat nariyah sudah ada contoh sebelumnya, di antaranya dalam riwayatkan yang shahih dari Utsman bin Hunaif tentang kisah orang buta yang membaca doa tawassul dengan perantara nabi Muhammad agar sembuh dari sakit buta-nya dengan sususan kalimat yang semakna dengan shalawat nariyah yaitu :
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَة
"Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepadaMu dan bertawajjuh kepadaMu dengan Perantara Nabimu, Muhammad Nabi pembawa rahmat." (Hadits shahih riwayat Imam Ahmad, Imam Tirmidzi, imam an-Nasa'i, Imam Ibnu Khuzaimah)
Imam Ibnu Majah dan Imam al-Hakim dalam Mustadrak, beliau menyatakan shahih atas hadits sesuai syarat Bukhari dan Muslim.
Jadi sangatlah jelas bahwasanya doa shalawat nariyah adalah berdoa kepada Allah SWT dengan tawassul melalui perantara nabi Muhammad SAW, bukan meminta kepada Nabi. Begitupun dengan doa orang buta dalam riwayat di atas bukanlah meminta kesembuhan kepada nabi Muhammad SAW, namun meminta kepada Allah melalui perantara/tawassul kepada Nabi. [dutaislam.or.id/ab]