Dutaislam.or.id - Aksara Pegon adalah aksara yang menggunakan alphabet Arab namun cara bacanya tidak menggunakan kaidah Arab. Pegon, dengan demikian, menyimpang dari penggunaan pakem Arab. Orang Nusantara menyebutnya "Pego", jadi "Pegon" (Mem-pego/ Menyimpang).
Di masa kolonial, aksara itu populer digunakan, bahkan konon melebihi popularitas aksara latin. Zaman dulu, nenek moyang kita orang Indonesia, disebut buta huruf itu sebetulnya hanya huruf Latin. Kalau huruf Pegon, mereka sangat lancar membaca.
Mbah-mbah yang sekarang usianya di atas 80 an tahun ternyata lebih lancar membaca naskah kuno berbahasa Arab Pegon daripada membaca koran sekarang.
Bukti lain, cetakan kitab asli karangan ulama Nusantara, misalnya KH Sholeh Darat Semarang, Mbah Kiai Rifai, semuanya menggunakan Arab Pegon karena aksara yang dikenal memang lebih populer.
Beberapa waktu lalu, seorang warga negara Indonesia bernama Adkhilni M Sidqi, yang berkunjung ke Damaskus menemukan koin uang Indonesia senilai 25 sen yang beraksara Arab. Ini fotonya:
Di masa kolonial, aksara itu populer digunakan, bahkan konon melebihi popularitas aksara latin. Zaman dulu, nenek moyang kita orang Indonesia, disebut buta huruf itu sebetulnya hanya huruf Latin. Kalau huruf Pegon, mereka sangat lancar membaca.
Mbah-mbah yang sekarang usianya di atas 80 an tahun ternyata lebih lancar membaca naskah kuno berbahasa Arab Pegon daripada membaca koran sekarang.
Bukti lain, cetakan kitab asli karangan ulama Nusantara, misalnya KH Sholeh Darat Semarang, Mbah Kiai Rifai, semuanya menggunakan Arab Pegon karena aksara yang dikenal memang lebih populer.
Beberapa waktu lalu, seorang warga negara Indonesia bernama Adkhilni M Sidqi, yang berkunjung ke Damaskus menemukan koin uang Indonesia senilai 25 sen yang beraksara Arab. Ini fotonya:
![]() |
Sumber: http://www.kontenislam.com |
Koin 25 sen itu dicetak tahun 1952. Bahan yang digunakan mirip dengan bahan untuk koin Rp. 500. Intinya, penyebutan kalau bangsa kita pada zaman kolonial adalah buta huruf itu kurang tepat. Mereka buta huruf Latin, tapi melek huruf Aran Pegon Jawi/ Melayu. [dutaislam.or.id/ab]