Khutbah Provokatif di Petamburan Jakarta. Ilustrasi: Istimewa. |
Dutaislam.or.id – Lelaki bernama Fariza Tubagus curhat di Twitter setelah shalat Jumat di salah satu Masjid Petamburan Jakarta. Di sana dikatakan Fariza khutbahnya profokatif. Islam Nusantara diserang karena sang khotib gagal paham.
Tubagus curhat di Twitter dengan maksud bertanya kepada Rois Syuriah PCI NU Australia Nadirsyah Hosen. Tubagus mengatakan, provokasi yang dilakukan perceramah (khatib) menyebut Islam Nusantara pemecah belah umat. Sang khatib pun meminta agar pemimpin Indonesia diganti yang tidak kafir.
“@na_dirs prof guwe tadi habis sholat jumat di masjid sekitaran petamburan. Isi ceramahnya bener-bener kaya propokatip banget. Masa iya, katanya Islam Nusantar pemecah belah indonesia dan smoga pemimpinya ganti yang tidak kafir, guwe pas doa ngga ngaminin, boleh ngga yak prof hehe??,” kata Fahriza melalui akun @Fahrizatubagus, Jumat (19/07/2018).
Hingga berita ini ditulis Gus Nadir belum memberikan tanggapan atas pertanyaan pertanyaan yang diajukan. Tetapi sejumlah akun telah memberikan komentar, bahkan bertanya: bagaimana hukumnya meninggalkan khutbah tersebyut, apakah sah atau jumatnya gugur?
“Di majid saya mendoakan biar Donald Trump membuat keputusan lebih hati dan mementingkan kebaikan banyak orang,” tulis akun bernama M Fauzi.[dutaislam.or.id/pin]
Tubagus curhat di Twitter dengan maksud bertanya kepada Rois Syuriah PCI NU Australia Nadirsyah Hosen. Tubagus mengatakan, provokasi yang dilakukan perceramah (khatib) menyebut Islam Nusantara pemecah belah umat. Sang khatib pun meminta agar pemimpin Indonesia diganti yang tidak kafir.
“@na_dirs prof guwe tadi habis sholat jumat di masjid sekitaran petamburan. Isi ceramahnya bener-bener kaya propokatip banget. Masa iya, katanya Islam Nusantar pemecah belah indonesia dan smoga pemimpinya ganti yang tidak kafir, guwe pas doa ngga ngaminin, boleh ngga yak prof hehe??,” kata Fahriza melalui akun @Fahrizatubagus, Jumat (19/07/2018).
Hingga berita ini ditulis Gus Nadir belum memberikan tanggapan atas pertanyaan pertanyaan yang diajukan. Tetapi sejumlah akun telah memberikan komentar, bahkan bertanya: bagaimana hukumnya meninggalkan khutbah tersebyut, apakah sah atau jumatnya gugur?
“Di majid saya mendoakan biar Donald Trump membuat keputusan lebih hati dan mementingkan kebaikan banyak orang,” tulis akun bernama M Fauzi.[dutaislam.or.id/pin]