![]() |
Novel Bamukmin akui Al-Liwa dan Ar-Royah bendera HTI |
Dutaislam.or.id - Menanggapi soal bendera bertuliskan kalimat tauhid di Rumah Habib Rizieq Shihab sebagaimana beredar di pesan-pesan pendek wartawan Selasa malam, 6 November 2018, Novel Bamukmin ikut bicara.
Menurut Novel, Habib Rizieq hanya dijahili oleh pihak yang ingin menjatuhkannya secara politik. "Bendera HTI itu rekayasa. Di Indonesia kan kental dengan permainan penguasa," kata Novel dikutip Dutaislam.or.id dari Tempo, Rabu, (07/11/2018).
Sebagaimana diberitakan, Habib Rizieq sempat ditangkap otoritas keamanan Arab Saudi karena pemasangan bendera berlambang HTI di rumahnya.
Saat ada insiden pembakaran bendera HTI terjadi di Garut oleh oknum Banser beberapa waktu lalu, Novel mengutuk dan menyatakan kalau HTI tidak punya bendera.
"Tidak ada bendera HTI karena HTI tidak punya bendera karena hanya kebetulan bendera Ar-Rayah dan Al-Liwa orang-orang HTI yang sering bawa. Untuk itu kami menyerukan satu bendera tauhid dibakar, maka kibarkan jutaan bendera tauhid di manapun, kapan pun," ujarnya, Kamis (25/10/2018), dikutip Dutaislam.or.id dari Tirto.id.
Kala itu, karena mengakui HTI tidak punya bendera, ia bersama alumni 212 sempat mengatakan siap mengibarkan benedera Ar-Rayah dan Al-Liwa yang bertuliskan kalimat tauhid sebagai bentuk pembelaan kepada HTI.
Novel juga sempat akan memeriahkan reuni 212 dengan mengibarkan ratusan ribu atau bahkan jutaan bendera. Bagi Novel, bendera dan ikat kepala yang dibakar anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU) atau paramiliter Gerakan Pemuda (GP) Ansor, bukanlah atribut Ormas yang dilarang pemerintah, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) melainkan bendera bertuliskan tauhid.
Mendengar plin-plannya Novel Bamukmin, Abdurrahman, Pembina Lembaga Kajian Pemikiran dan Advokasi - Marka Bangsa, sudah membaca karancuan berpikir kativis FPI tersebut. Menurut Abdurrahman, plin-plannya Novel Bamukmin adalah bentuk kebingungan ideologis.
"Waktu di Garut ngomong nya bendera tauhid. Bahkan Novel sempat menyatakan HTI tidak punya bendera. Lha kok sekarang jadi bendera HTI. Bukannya itu bagian dari kebingungan ideologis? Dia mengakui itu bendera HTI karena terdesak kepentingan ndoro-nya," tutur Abdurrahman kepada Dutaislam.or.id, di Jepara, Kamis (08/11/2018) malam. [dutaislam.or.id/ab]
Menurut Novel, Habib Rizieq hanya dijahili oleh pihak yang ingin menjatuhkannya secara politik. "Bendera HTI itu rekayasa. Di Indonesia kan kental dengan permainan penguasa," kata Novel dikutip Dutaislam.or.id dari Tempo, Rabu, (07/11/2018).
Sebagaimana diberitakan, Habib Rizieq sempat ditangkap otoritas keamanan Arab Saudi karena pemasangan bendera berlambang HTI di rumahnya.
Saat ada insiden pembakaran bendera HTI terjadi di Garut oleh oknum Banser beberapa waktu lalu, Novel mengutuk dan menyatakan kalau HTI tidak punya bendera.
"Tidak ada bendera HTI karena HTI tidak punya bendera karena hanya kebetulan bendera Ar-Rayah dan Al-Liwa orang-orang HTI yang sering bawa. Untuk itu kami menyerukan satu bendera tauhid dibakar, maka kibarkan jutaan bendera tauhid di manapun, kapan pun," ujarnya, Kamis (25/10/2018), dikutip Dutaislam.or.id dari Tirto.id.
Kala itu, karena mengakui HTI tidak punya bendera, ia bersama alumni 212 sempat mengatakan siap mengibarkan benedera Ar-Rayah dan Al-Liwa yang bertuliskan kalimat tauhid sebagai bentuk pembelaan kepada HTI.
Novel juga sempat akan memeriahkan reuni 212 dengan mengibarkan ratusan ribu atau bahkan jutaan bendera. Bagi Novel, bendera dan ikat kepala yang dibakar anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU) atau paramiliter Gerakan Pemuda (GP) Ansor, bukanlah atribut Ormas yang dilarang pemerintah, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) melainkan bendera bertuliskan tauhid.
Mendengar plin-plannya Novel Bamukmin, Abdurrahman, Pembina Lembaga Kajian Pemikiran dan Advokasi - Marka Bangsa, sudah membaca karancuan berpikir kativis FPI tersebut. Menurut Abdurrahman, plin-plannya Novel Bamukmin adalah bentuk kebingungan ideologis.
"Waktu di Garut ngomong nya bendera tauhid. Bahkan Novel sempat menyatakan HTI tidak punya bendera. Lha kok sekarang jadi bendera HTI. Bukannya itu bagian dari kebingungan ideologis? Dia mengakui itu bendera HTI karena terdesak kepentingan ndoro-nya," tutur Abdurrahman kepada Dutaislam.or.id, di Jepara, Kamis (08/11/2018) malam. [dutaislam.or.id/ab]