Iklan

Iklan

,

Iklan

Ingatkan Bahaya Romantisme Sejarah, Gus Nadir Puji Visi Ulama NU

Duta Islam #02
19 Jun 2019, 16:52 WIB Ter-Updated 2024-08-20T23:07:17Z
Download Ngaji Gus Baha
Gus Nadir ketika bedah buku Saring Sebelum Sharing di UIN Walisongo Semarang. Foto: Dutaislam.or.id

Dutaislam.or.id - Rois Syuriah PCI NU Australia-New Zealand Prof Nadirsyah Hosen (Gus Nadir) mengingatkan tentang bahaya romantisme sejarah.

"Ada yang pengen balik ke jaman orba. Ada yang pengin balik ke jaman khilafah. Ada yang pengen balik ke mantannya. Semua cuma inget yang bagus-bagusnya, lupa bahwa Tuhan punya alasan tersendiri kenapa periode itu bubar semua. Move o lah," kata Gus Nadir melalui akun Twitternya kemudian diposting di Facebooknya, Rabu (19/06/2019).

Gus Nadir kemudian memuji ulama NU yang menyodorkan visi luar biasaya, yakni Al-muhafazhah ‘alal qadimis shalih wal akhzu bil jadidil ashlah (Menjaga nilai-nilai lama yang masih baik, sambil mengambil nilai-nilai baru yang lebih baik).

"Inilah prinsip moderasi ala NU," tandas dosen Monash University Australia itu.

Menurut Gus Nadir, masa lalu tidak diratapi tapi untuk direnungi. "Yang masih baik dan relevan serta maslahat dari masa lalu masih dijadikan pegangan. Namun tidak berhenti hanya pada orientasi masa lalu sekadar beromantis dan bernostalgia belaka. Tapi juga melangkah maju," katanya.

Lebih lanjut Gus Nadir menjelaskan, perkembangan soial budaya yang terjadi, dinamisasi masyarakat, penafsiran baru sesuai koridor kaidah keilmuan, semuanya dipertimbangkan.

"Dan bila telah melewati saringan yang ketat dinyatakan layak dan perlu, para ulama NU tidak segan mengambil dan mengaplikasikan hal-hal baru. Memahami Islam secara teks dan konteks," terangnya.

"Terima kasih para Kiai pondok pesantren. Terima kasih para Masyayikh. Terima kasih para orang tua dan guru kami," pungkas Gus Nadir. [dutaislam.or.id/gg]

Iklan

close
Iklan Flashdisk Gus Baha