Jalan setapak gunung. Foto: istimewa
Dutaislam.or.id - Kata 'aqibah ( عاقبة ) merupakan kata turunan dari 'aqaba - ya'qubu - 'aqban wa'uquban wa'aqibatan. Kata 'aqibah (عاقبة) dan kata lain yang seasal dengan itu disebut 80 kali di dalam Al-Qur'an, dengan rincian 71 kali di dalam bentuk ism ma'rifah (kata benda definitif), 6 kali di dalam bentuk fi'l madhi (kata kerja bentuk lampau), 2 kali di dalam bentuk fi'l mudhari' (kata kerja bentuk kini dan/atau yang akan datang), dan 1 kali di dalam bentuk fi'l amr (kata kerja bentuk perintah).
Kata 'aqaba (عقب) dan kata turunannya mempunyai dua makna asal. Makna asal yang pertama ialah ta'khiru syai'in wa ityanuh ba'da ghairih ( mengakhirkan sesuatu dan menempatkannya setelah sesuatu yang lain). Contohnya al-'aqb/al-'aqib الْعَقِب / الْعَقب (bentuk tunggal) yang merujuk pada makna 'tumit'. Tumit disebut al-'aqb (الْعَقب) karena tempatnya di bagian belakang (telapak) kaki.
Baca: Asal Usul Laba-laba yang Memiliki Sifat Bodoh dan Lemah
Makna asal yang kedua ialah irtifa' wa syiddah washu'ubah (tinggi, berat, dan sulit). Contohnya kata al-'aqabah (العقبة) yang digunakan untuk merujuk pada makna ath-thariqu al-wair fi al-jabal, yaitu suatu jalan (setapak) di gunung atau bukit yang sulit untuk didaki, seperti disebut di dalam QS. Al-Balad: 12. Lafal 'aqibah (عاقبة), mempunyai arti ma ya'qubu asy-syai' (sesuatu yang mengikuti sesuatu yang lain).
Di samping makna asal seperti tersebut di atas, kata 'aqaba (عقب) dan turunannya juga mempunyai berbagai makna, termasuk makna konotatif. Namun, betapapun konotatif makna tersebut, tetap merujuk pada makna denotatifnya (makna asalnya). Pemakaian makna konotatif itu disesuaikan dengan konteks pembicaraannya. [dutaislam.or.id/ka]
Sumber:
Ensiklopedia Al-Qur'an, Kajian Kosakata, Jilid: I, hlm: 25, ditulis oleh Cholidi