Iklan

Iklan

,

Iklan

Demokrasi Kita: Radikalisme Halal Tapi Terorisme Haram

30 Mar 2021, 15:10 WIB Ter-Updated 2024-09-01T01:50:47Z
Download Ngaji Gus Baha
kaitan ideologi radikal ala fpi, hti dan mmi
Kaitan ideologi radikalisme antar ormas Islam di Indonesia.


Oleh Ayik Heriansyah


Dutaislam.or.id - Radikalisme dalam beragama lahir karena dua faktor; penyebab (faktor internal) dan pemicu (faktor eksternal). Penyebab radikalisme dan terorisme berada di dalam diri umat beragama itu sendiri, yaitu pengetahuan agama yang minim, pengamalan agama masih sedikit dan pengalaman berinteraksi dengan penganut agama lain yang kurang.


Akibatnya, aspirasi keagamaannya jadi menyempit (konvergen), bukan meluas (divergen). Muncul keinginan menghegemoni dan menghomogenisasi kehidupan menurut kepentingan kelompok keagamaannya. 


Baca: LBM NU Kabupaten Cianjur Rutin Gelar Bahtsul Masa'il


Adapun pemicu radikalisme dan terorisme berada di luar diri umat beragama, yaitu kondisi ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya bangsa yang tidak sesuai dengan harapan dan estimasi, serta cenderung merugikan.


Keadaan ini melahirkan rasa kecewa kepada pemerintah sehingga muncullah kebencian kepada pemerintah dan negara. Kondisi ini mempercepat dan memperkuat alibi gerakan radikal guna melakukan aksi teror.


Radikalisme akan mengkristal menjadi aksi teror karena terorisme merupakan metode gerakan radikal dalam mewujudkan tujuannya. Jika radikalisme itu air, maka terorisme adalah ikannya. Tanpa air, tidak mungkin ada ikan bisa hidup tenang. Radikalisme adalah habitus bagi terorisme.


Di sini lah urgensi kegiatan kontra radikalisasi dan deradikalisasi dilakukan dalam rangka penanggulangan terorisme. Baca: Gus Baha': Al-Qur'an Boleh Dipelajari Orientalis.


Ironisnya, radikalisasi masyarakat yang dilakukan oleh kelompok radikal seperti FPI, HTI, MMI, dll, dibiarkan. Mereka bebas meradikalkan masyarakat tanpa ada tindakan hukum dari aparat, karena dianggap tidak melanggar hukum dan bagian dari demokrasi dan HAM. Aneh. [dutaislam.or.id/ab]


Iklan