Mencari rezeki yang halal dan berkah. Ilustrasi: istimewa. |
Dutaislam.or.id - Islam senantiasa mengajak umatnya mencari dan berusaha mendapatkan rezeki seperti dalam firman Allah Swt:
هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ ۖ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
Artinya:
"Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan" (QS. Al-Mulk: 15)
Allah Swt. telah menjadikan perkerjaan dalam mencari rezeki yang halal merupakan suatu bentuk ibadah yang amat disukaiNya. Mereka yang berusaha untuk mencari rezeki yang halal akan diberikan pahala seperti yang disebutkan di dalam satu hadits Nabi Saw., Baginda bersabda:
إن الله يحب المؤمن المحتَرِف
Artinya:
"Sesungguhnya Allah menyukai orang mukmin yang profesional".
Apabila niat dan tujuan seorang mukmin baik, maka dia akan diberikan pahala sesuai apa yang telah diusahakannya. Seorang mukmin seperti orang yang berperang di jalan Allah Swt. Oleh karena itu, dia perlu memperbanyak doa kepada Allah Swt, agar dikaruniai kekuatan dan ditambahkan banyak keberkahan padanya.
كل ميسَّر لما خُلق له
Artinya:
"Semuanya dipermudah terhadap sesuatu yang telah ditentukan".
Di sini aku telah mengumpulkan beberapa amalan yang menjadi penyebab kepada turunnya rezeki dan kekayaan. Semuanya dengan izin Allah Swt. Amalan ini diambil daripada Al-Quran, Al-Hadits dan amalan para ulama' terdahulu.
Jika ada yang mengamalkannya dengan penuh keteguhan dan keyakinan serta niat yang baik, dia akan mendapat manfaat dan mendapatkan keutamaannya, dengan izin Allah Ta'ala.
Allah Swt berfirman:
قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
Artinya:
"Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu" (QS. At-Talaq: 3).
Sesungguhnya di antara rahmat Allah Swt adalah: Dia membenarkan setiap makhlukNya untuk mencari rezeki. Dia tidak pernah menyusahkan makhluknya dengan melarang sesuatu yang telah menjadi tabiat bagi diri mereka.
Allah Swt. berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا
Artinya:
"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi" (QS. Al-Baqarah: 168)
رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ
Artinya:
"Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah" (QS. An-Nur: 37)
Nabi Muhammad Saw. bersabda:
أطيب ما أكل المؤمن من كَسْب يَدَيه
Artinya:
"Sebaik-baik apa yang dimakan oleh orang mukmin adalah usaha tangannya sendiri". (HR. Riwayat Al-Hakim: 10/2 dan Al-Bazzar: 1257, dengan sanad jayyid).
Inilah dalil yang mengharuskan kita bergerak mencari rezeki yang halal. Mereka yang bekerja adalah dari kalangan mereka yang mengamalkan pesan Al-Quran dan sunnah Rasulullah Saw. serta mengikuti jejak para sahabat agung.
Oleh karena itulah, siapa saja yang mencari rezeki karena ingin memuliakan agama dan menjaga dirinya melampaui batas-batas agama serta bersifat wara' dalam setiap pekerjaan dan jual-beli, sesungguhnya ketika itu dia berada dalam ketaatan kepada Allah Swt dan setiap perbuatannya itu adalah satu pujian di sisi ahli ilmu.
Adapun mereka yang tidak mengikuti satu pun dari sifat yang telah disebutkan di atas, sesungguhnya dia telah berlaku dhalim terhadap Allah dan makhlukNya. Perbuatannya itu berdosa dan salah dalam mengikut pandangan ahli ilmu agama.
Untuk memudahkan lagi dalam mencari rezeki, berikut beberapa tips singkatnya:
- Taat kepada Allah dalam mencari rezeki.
- Memastikan pekerjaan itu mematuhi syariat Allah.
- Senantiasa sesuai syariat agama sehingga tetap dalam sifat wara' dan pekerjaan halal.
Jadi, sekiranya dia melaksanakan tiga perkara di atas, maka usaha pencariannya adalah terpuji dan diberi pahala. Artinya, pekerjaan yang dia lakukan termasuk dalam perkara yang dibenarkan oleh Allah.
Pekerjaan mulia adalah tingkatan derajat yang dipuji, dan merupakan kedudukan tertinggi dalam mencari rezeki karena ia adalah pekerjaan yang halal untuk melindungi tanggungjawab hidupnya.
Syariat agama senantiasa menggalakkan umat untuk mencari rezeki halal dan ia juga merupakan satu kewajiban yang layak diberikan pahala. Bahkan akan menjadi satu dosa sekiranya seseorang itu mengabaikannya.
Nabi Muhammad Saw. bersabda:
كفى بالمرء إثما أن يُضيّع من يَعول
Artinya:
"Cukuplah seseorang itu dikata berdosa karena mengabaikan orang yang dia tanggung" (HR. Muslim: 996).
Rasulullah Saw. bersabda lagi:
كلّكم راع وكلّكم مسئول عن رعيَّته
Artinya:
"Setiap dari kamu adalah pemimpin dan kamu akan ditanya atas pertanggungjawabannya"(HR. Bukhari Muslim).
Jadi seorang pemimpin bertanggungjawab atas apa yang dipertanggungjawabkan, baik terkait perkara dunia maupun akhirat.
Walhasil, muasal bekerja atau berdagang adalah satu perkara yang diharuskan dalam Islam. Ia adalah sesuatu yang dibolehkan. [dutaislam.or.id/ab]
Keterangan:
Artikel ini adalah terjemahan Kitab Kaifa Takunu Ghaniyyan karya Habib Sa'ad Al-Aidrus yang terjemahannya ditulis oleh Muhammad Na'im MD Shalleh dalam bahasa Melayu Patani. Redaksi Duta Islam menyunting sekedarnya agar sesuai dengan bahasa Indonesia.