Dari kiri: Gus Izzuddin, KH. Ulil Albab Arawani, Faiq Hidayat. Foto: dutaislam.or.id. |
Dutaislam.or.id - Tidak semua orang bisa menghkhatamkan membaca atau menghapalkan Al-Quran di depan guru yang ahli qur'an, yakni guru yang sudah belajar kepada gurunya, sehingga dia punya sanad dan silsilah sampai kepada Rasulullah Saw.
Demikian inti tausiyah KH. Muhammad Ulil Albab Arawani yang disampaikan dalam pengajian umum dalam rangka Haul KH. M. Syafi' Al-Hafidz dan Haflah Khatmil Qur'an Pondok Pesantren Ar-Raoudloh, Robayan (Tengah), Kalinyamatan, Jepara, Senin (30/10/2023) malam.
"Ngaji Al-Quran itu harus musyafahah, harus ngaji di depan guru," jelas Gus Bab, panggilan akrab pengasuh Pesantren Yanbu'ul Qur'an tersebut. Sekelas para sahabat Rasulullah Saw saja, ungkapnya, masih diminta ngaji Al-Qur'an, "padahal, mereka ngelindur pun masih berbahasa Arab," tambahnya.
Sayyidina Ali bin Abi Thalib yang dikenal sebagai pintu gerbang ilmu saja masih harus belajar Al-Qur'an. Karena itulah, Gus Bab menegaskan pelunya sanad atau silsilah ngaji Al-Qur'an. Baca: KH. Muharror Ali: Banyak Ilmuan yang Muallaf Setelah Tertarik Al-Qur'an.
Pada malam itu, Gus Bab memberikan silsilah Al-Qur'an kepada Faiq Hidayat bin Abdul Jamal (asal Robayan), satu-satunya santri Ponpes Ar-Roudloh yang malam itu diwisuda sebagai hafidz Al-Qur'an. Diketahui, Faiq Hidayat mulai menghapal Al-Qur'an secara musyafahah (tatap muka) dengan Gus Izzudin, pengasuh Ar-Roudloh Robayan sejak Rajab 1442 H. Dia berhasil merampungkan hapalan kurang dari tiga tahun.
Kepada Faiq Hidayat, Gus Bab berpesan agar dia meniru jejak para sahabat Nabi Muhammad yang menjadikan Al-Qur'an sebagai wirid dan mampu khatam dibaca lunas 30 juz dalam sepekan. Kalau bisa, juz pertama dimulai malam Jumat atau Jumat pagi.
Khatam sepekan sekali diniatkan sebagai bentuk syukur kepada Allah Swt atas anugerah telah diberi hapalan ayat-ayat suci. Namun, pesan Gus Bab bukan hanya berlaku untuk para huffadz (penghapal) Al-Qur'an saja. Semua umat Islam juga memiliki keistimewaan yang sama bila mampu membaca Al-Qur'an khatam setiap pekan.
Gus Bab mengutip hadits riwayat Imam Daruquthni berikut:
اَكْثِرُوْا تِلاَوَةِ الْقُرْاَنَ فِى بُيُوْتِكُمْ فَاِنَّ الْبَيْتَ الَّذِى لاَيُقْرَأُ فِيْهِ الْقُرْاَنُ يَقِلُّ خَيْرُهُ وَيَكْثُرُ شَرُّهُ وَيَضِيْقُ عَلَى اَهْلِهِ
Terjemah:
"Seringlah kalian membaca Al-Quran di dalam rumahmu. Maka, sesungguhnya rumah yang tidak ada (pernah) dibacakan Al-Quran sedikit kebaikannya dan banyaknya kejelekanya serta sumpek (sempit) bagi penghuninya". (HR. Daruquthni).
Di akhir tausiyah, Gus Bab menyerahkan langsung sertifikat silsilah sanad Al-Qur'an kepada Faiq Hidayat, yang secara berurut, dia berguru ngaji kepada Gus Izzuddin, dari KH. M. Syafi' (ayah Gus Izzuddin), dari KH. Arawani Amin (Kudus), dari KH. Muhammad Munawir (Yogyakarta), dari Syaikh Yusuf Ad-Dimyathi dan seterusnya hingga sampai kepada Rasulullah Saw. [dutaislam.or.id/ab]