![]() |
Teks Surat Al-Baqarah ayat 35 dan terjemahnya. Foto: dutaislam.or.id. |
Oleh Teguh Indrawan
Dutaislam.or.id - Allah SWT telah berfirman di dalam QS. Al-Baqarah: 35, yaitu:
وَقُلْنَا يٰٓاٰدَمُ اسْكُنْ اَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَاۖ وَلَا تَقْرَبَا هٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُوْنَا مِنَ الظّٰلِمِيْنَ
Terjemah:
"Dan Kami berfirman, “Wahai Adam! Tinggallah engkau dan istrimu di dalam surga, dan makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu. (Tetapi) janganlah kamu dekati pohon ini, nanti kamu termasuk orang-orang yang zalim!" (QS. Al-Baqarah: 35)
Surat Al-Baqarah ayat 35 adalah bagian dari kitab suci Al-Quran yang memiliki makna mendalam dan memberikan petunjuk hidup bagi umat Islam. Ayat ini merujuk pada peristiwa awal kehidupan manusia di bumi, khususnya kisah Adam dan Hawa. Mari kita telaah tafsir dari ayat ini.
Menurut Wahbah Zuhaili, ayat ini menggambarkan awal penciptaan manusia, yaitu Adam dan Hawa. Allah menciptakan mereka dengan kehendak-Nya sendiri dan memberikan tempat tinggal yang sangat mulia, yaitu surga.
Adapun menurut Ibnu Katsir, Allah memberikan perintah yang jelas kepada Adam dan Hawa untuk menikmati surga dan makanlah dari hasil yang ada di dalamnya. Namun, ada satu larangan khusus, yaitu untuk tidak mendekati satu pohon tertentu. Ini adalah ujian pertama bagi manusia, sebagai bukti kepatuhan dan ketaatan mereka kepada perintah Allah.
Sedangkan menurut Imam Al-Qurthubi larangan terhadap satu pohon tersebut bukanlah karena pohon itu memiliki kejahatan intrinsik, melainkan sebagai ujian ketaatan. Ini menunjukkan pentingnya ketaatan manusia kepada Allah bahkan dalam hal-hal yang kecil.
Demikian halnya pandangan M. Quraish Shihab terkait ayat diatas berpendapat sayangnya, Adam dan Hawa melanggar larangan tersebut. Mereka mendekati pohon tersebut dan akhirnya memakan buahnya. Tindakan ini dianggap sebagai perbuatan zalim (zalim terhadap diri sendiri) dan menyebabkan mereka turun dari surga.
Pelajaran dan Hikmah
Ketaatan kepada Allah: Ayat ini mengajarkan pentingnya ketaatan kepada perintah Allah. Meskipun manusia dilimpahi nikmat dan kenikmatan, ketaatan kepada Allah harus tetap menjadi prioritas utama.
Ujian dalam Kehidupan: Kejadian ini juga menggambarkan bahwa kehidupan manusia di dunia ini penuh dengan ujian. Manusia diberikan kebebasan untuk memilih, namun harus bertanggung jawab atas pilihannya.
Konsekuensi Tindakan: Ayat ini mengingatkan kita akan konsekuensi dari setiap tindakan. Pelanggaran terhadap perintah Allah dapat mengakibatkan kerugian dan kesulitan.
Rahmat Allah: Meskipun Adam dan Hawa melakukan kesalahan, Allah tetap menunjukkan rahmat-Nya dengan memberikan petunjuk kepada mereka agar mereka tidak tersesat.
Tafsir Surat Al-Baqarah ayat 35 mengajarkan bahwa kehidupan manusia di bumi ini adalah ujian, dan ketaatan kepada Allah adalah kunci kesuksesan. Oleh karena itu, sebagai umat Muslim, penting bagi kita untuk selalu mengikuti petunjuk Allah dan menjauhi segala yang dilarang-Nya.
Selain itu pelajaran berikutnya yang dapat kita ambil pelajaran dari ayat ini adalah:
Taubat dan Kemaafan Allah: Kisah ini juga memberikan harapan dan pengertian tentang taubat. Meskipun Adam dan Hawa melakukan kesalahan, mereka segera bertaubat dan memohon ampun kepada Allah. Ini mengajarkan bahwa meskipun manusia rentan terhadap kesalahan, Allah senantiasa siap menerima taubat yang ikhlas.
Pentingnya Kesadaran Diri: Tafsir ayat ini juga menekankan pentingnya kesadaran diri. Manusia perlu mengenali batasan-batasan yang ditetapkan oleh Allah dan berusaha untuk tidak melanggarnya. Kesadaran diri ini menjadi kunci untuk menghindari kesalahan yang dapat membawa dampak negatif.
Pendidikan sebagai Aspek Penting: Ayat ini mencerminkan pentingnya pendidikan dan pengajaran. Allah memberikan perintah dan larangan kepada Adam dan Hawa sebagai bentuk petunjuk. Ini menunjukkan bahwa pendidikan adalah fondasi penting dalam memahami kehendak Allah dan menjalani kehidupan yang bermakna.
Kelembutan Allah: Meskipun Adam dan Hawa melanggar larangan, Allah tetap menunjukkan kelembutan-Nya dengan memberikan petunjuk kepada mereka. Ini menegaskan bahwa Allah adalah Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang senantiasa memberikan petunjuk kepada hamba-Nya untuk kembali kepada-Nya.
Dalam kisah ini, terdapat pelajaran berharga tentang ketaatan, ujian kehidupan, konsekuensi tindakan, taubat, kesadaran diri, pendidikan, dan kelembutan Allah. Sebagai umat Muslim, kita dapat mengambil hikmah dari ayat ini untuk memperkukuh iman, meningkatkan kesadaran spiritual, dan memperbaiki kualitas hidup dalam ketaatan kepada Allah. [dutaislam.or.id/ab]
Teguh Indrawan, Guru Ngaji, mahasiswa Universitas PTIQ Jakarta. Tinggal di Depok, Jawa Barat.