Iklan

Iklan

,

Iklan

Biografi Mama Gentur Cianjur | KH. Ahmad Syathibi Al-Qonturi

Duta Islam #02
21 Agu 2024, 06:58 WIB Ter-Updated 2024-08-20T23:58:34Z
Download Ngaji Gus Baha
biografi hidup mama gentur cianjur
KH. Ahmad Syatibi Mama Gentur, Cianjur. Foto: istimewa.


Dutaislam.or.id - KH. Ahmad Syathibi, dikenal dengan nama panggilan Mama Gentur, lahir di Kampung Gentur, Warungkondang, Cianjur, Jawa Barat, pada masa Hindia Belanda. Tanggal lahirnya tidak diketahui dengan pasti, namun diperkirakan antara tanggal 12-18 di bulan dan tahun yang tidak tercatat. Beliau adalah keturunan Syaikh Abdul Muhyi dari Pamijahan, Tasikmalaya, yang juga dikenal sebagai ulama besar Tatar Pasundan.


Sejak kecil, Ahmad Syathibi dikenal dengan nama Adun. Setelah kembali dari Mekkah, beliau mengganti namanya menjadi Dagustani, meski kemudian lebih dikenal sebagai Al-'alim Al-'allamah Syaikh Ahmad Syathibi atau Mama Gentur oleh para muridnya di tanah Sunda.


Perjalanan Spiritual dan Pendidikan

Kisah perjalanan spiritual Ahmad Syathibi dimulai ketika beliau merasa bingung mencari guru yang tepat. Ia kemudian melakukan ziarah ke makam Habib Husain bin Abu Bakar Alaydrus di Luar Batang, Jakarta, dan membaca Shalawat Nariyah sebanyak 4444 kali dalam waktu delapan bulan. Setelah itu, beliau mendapatkan petunjuk dalam mimpi untuk belajar ke daerah Garut.


1. Pesantren Keresek

Beliau memulai perjalanannya ke Pesantren Keresek, di mana ia mendapatkan bimbingan untuk melanjutkan studi ke Pesantren Bojong di bawah asuhan Pangersa Mama Ajengan Muhammad Adzro'i.


2. Pesantren Bojong

Di Pesantren Bojong, Ahmad Syathibi dikenal karena kedisiplinan dan pengabdiannya dalam belajar. Hanya dalam waktu 40 hari mondok di Bojong beliau sudah hafal kitab Yaqulu (Nazom Maqsud, dalam ilmu shorof), Kailany (ilmu shorof), Amrithy (ilmu nahwu), Alfiyah (ilmu nahwu dan shorof), Samarqondy (ilmu bayan), dan Jauhar Maknun (ilmu ma'ani, bayan dan badi).


Diantara keunggulan Pesantren Bojong Garut, para santri yang sudah belajar dua tahun di pesantren tersebut biasanya akan jadi orang alim. Mama Gentur menetap di Pesantren Bojong hanya selama satu tahun hingga akhir bulan Sya'ban, karena disuruh gurunya, yaitu Syekh Muhammad Adzro'i untuk menemani Kiai Muhammad Rusdi berguru ngaji di Pesantren Gudang, Tasikmalaya sekarang, dan sudah menetap selama empat tahun.


3. Pesantren Gudang

Di Pesantren Gudang, beliau menetap selama sembilan tahun dan melanjutkan perjalanan spiritualnya, termasuk ziarah ke Geger Manah. Pengalaman-pengalaman spiritual selama di sana semakin mengukuhkan posisinya sebagai ulama besar.


4. Studi di Mekkah

Beliau kemudian melanjutkan studinya ke Mekkah, di mana beliau belajar di bawah bimbingan Syaikh Hasbullah. Dalam waktu singkat, keilmuan Mama Gentur diakui oleh para ulama setempat, dan beliau bahkan dianggap lebih layak menjadi pengajar.


5. Studi di Mesir

Dari Mekkah, beliau melanjutkan perjalanan ke Mesir untuk menambah ilmunya. Namun, para ulama di sana mengakui bahwa keilmuan Ahmad Syathibi sudah sangat tinggi sehingga tidak ada lagi guru yang bisa mengajarinya. Di Mesir, beliau bertukar ilmu dengan ulama ahli qiro'at dari Indonesia.


6. Pesantren Bunikasih

Setelah menyelesaikan studinya di luar negeri, beliau kembali ke Cianjur dan melanjutkan belajar di bawah bimbingan Syaikh Muhammad Shoheh di Bunikasih. Setelah itu, beliau menetap di Gentur, menyebarkan ilmunya dengan cara yang unik, yaitu hanya mengajarkan ilmu yang telah beliau amalkan sendiri.


Pengajaran dan Karya

Selama hidupnya, Mama Gentur menulis sekitar 80 kitab dalam bahasa Arab dan Sunda, yang meliputi berbagai disiplin ilmu agama. Beberapa karyanya yang terkenal meliputi "Sirojul Munir" dalam ilmu fiqih, "Nadzom Samarqandiyah" dalam ilmu bayan, dan "Nadzom Ajurumiyah" dalam ilmu nahwu.


Pengaruh dan Murid

Sebagai ulama besar, Ahmad Syathibi memiliki ribuan murid, banyak di antaranya yang kemudian menjadi ulama besar di berbagai daerah di Jawa Barat dan sekitarnya. Beberapa di antaranya adalah Syaikh Tubagus Ahmad Bakri (Mama Sempur), Syaikh Fahrudin (Aa Jambudipa), dan Syaikh Ahmad Eumed (Mama Cimasuk).


Kisah hidup dan perjalanan spiritual Mama Gentur tidak hanya menunjukkan dedikasinya pada ilmu agama, tetapi juga keteladanan dalam mengamalkan ajaran Islam secara mendalam dan konsisten sepanjang hidupnya. [dutaislam.or.id/ab]


Berikut ringkasan profil Mama Gentur:

  • Nama Lengkap: Al-'Alim Al-'Allamah Al-Kamil Al-Wara Ahmad Syathibi al-Qonturi 
  • Nama Asli: Ahmad Syathibi 
  • Tempat Lahir: Gentur, Warungkondang, Cianjur, Jawa Barat, Hindia Belanda 
  • Tempat Wafat: Gentur, Warungkondang, Cianjur, Jawa Barat, Indonesia 
  • Nama Lain:Adun, Dagustani, Syaikh Ahmad Syathibi al-Qonturi 
  • Suku: Sunda 
  • Pekerjaan: Pengajar di Pesantren Gentur dan Masjid Agung Cianjur 
  • Zaman: Hindia Belanda 
  • Gelar: Al-'Alim Al-'Allamah Al-Kamil Al-Wara
  • Denominasi: Sunni
  • Pasangan: Hajjah Siti Nafi'ah dan Hajjah Siti Sholihah


Anak:

  • Mama Haji Hidayatullah (Aang Baden), Pengajar Pondok Pesantren Picung, Warungkondang, Cianjur
  • Mama Haji Rohmatullah (Aang Eyeh), Pengajar Pondok Pesantren Gentur, Warungkondang, Cianjur
  • Mama Haji Hasbullah (Aang Abun), Pengajar Pondok Pesantren Gentur, Warungkondang, Cianjur
  • Mama Haji Abdul Haq Nuh (Aang Nuh), Pengajar Pondok Pesantren Gentur, Warungkondang, Cianjur
  • Hajjah Siti Aminah (Ibu Hajjah Mas Noneh), Pengajar Pondok Pesantren Gentur, Warungkondang, Cianjur
  • Hajjah Mas Ucu Qoni'ah, Pengajar Pondok Pesantren Gentur, Warungkondang, Cianjur


Orang Tua:

  • Ayah: Mama Haji Muhammad Sa'id dari Gentur, Warungkondang, Cianjur
  • Ibu: Hajjah Siti Khodijah


Kerabat:

  • Hajjah Ruqiyah, Pengajar Pondok Pesantren Cipadang, Cianjur (Kakak)
  • Mama Haji Ilyas (Mama Haji Yahya), Pengajar Pondok Pesantren Babakan Bandung, Sukaraja, Sukabumi (Kakak)
  • Mama Haji Muhammad Qurthubi (Mama Gentur Kidul), Pengajar Pondok Pesantren Gentur, Warungkondang, Cianjur (Adik)

Iklan

close
Iklan Flashdisk Gus Baha