Ilustrasi gonjang-ganjing nasab ba'alwi. Foto: istimewa. |
Dutaislam.or.id - Selama dua tahun terakhir (2023-2024), jagat maya ramai membicarakan persoalan mengenai habib-habib Ba'alawi. Hal ini dipicu oleh munculnya banyak habib Ba'alawi yang berperilaku tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah Saw, seperti:
- Ceramah yang sering berisi hujatan dengan kata-kata kasar.
- Sikap sombong karena merasa lebih mulia sebagai dzurriyah (keturunan) Rasulullah dibandingkan para kiai pribumi. Mereka beralasan bahwa darah Rasulullah mengalir dalam diri mereka.
- Mengklaim bahwa Walisongo berasal dari habib Ba'alawi.
- Mengklaim bahwa penyebar Islam di Nusantara berasal dari kelompok mereka.
- Menafikan (menyangkal) dzurriyah para Walisongo.
- Memutarbalikkan sejarah dengan menyatakan bahwa gagasan pendirian NU berasal dari habib Ba'alawi, bukan dari KH. Hasyim Asy'ari.
- Mengharamkan umat untuk bergabung dengan GP Ansor dan mendukung Islam Nusantara yang digagas oleh NU.
- Mengklaim bahwa Keraton Yogyakarta dan Surakarta adalah keluarga Ba'alawi.
- Mengklaim bahwa Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, dan Cut Nyak Dien adalah keturunan Ba'alwi.
Yang paling memprihatinkan adalah adanya makam-makam palsu keluarga Ba'alwi di berbagai tempat, terutama di kompleks makam Walisongo. Hal ini disebut-sebut sebagai sikap menonjolkan nenek moyang mereka sebagai tokoh penting dan bahkan mengubah sejarah dzurriyah Walisongo menjadi seolah-olah berasal dari Ba'alwi.
Dari berbagai kebohongan tersebut, dzurriyah Walisongo —yang telah terkonfirmasi DNA-nya sebagai keturunan Rasulullah oleh beberapa pihak— merasa terganggu, meskipun mereka tidak pernah ingin menonjolkan diri. Mereka kemudian berusaha memverifikasi kebenaran klaim para habib tersebut apakah benar-benar memiliki nasab yang tersambung ke Rasulullah Saw.
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh KH. Imaduddin Ustman, ditemukan bahwa nasab mereka terputus, artinya mereka bukanlah dzurriyah Rasulullah Saw. Baca: Tes DNA Adalah Qiyas Ilmu Qiyafah.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil tes DNA yang dilakukan oleh beberapa dari mereka yang jujur dan tidak mencari keuntungan atas nama dzurriyah Rasulullah Saw. Ternyata, DNA mereka tidak sesuai dengan DNA Ahlul Bait Sayyidah Fatimah, putri Rasulullah Saw, yang menikah dengan Sayyidina Ali bin Abi Thalib, dan memiliki keturunan Sayyidina Hasan dan Husain. [dutaislam.or.id/ai]