Doa ifititah inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatharas samawati wal ardli. |
Dutaislam.or.id - Hukum membaca doa iftitah dalam shalat adalah sunah. Sedangkan membaca Al-Fatihah ketika shalat adalah wajib. Oleh karena itu, selayaknyalah makmum yang ketinggalan dan mendapati imam akan ruku’, dia tidak perlu membaca doa iftitah namun langsung membaca Al-Fatihah.
Berikut aturan syariat membaca doa ifititah dalam shalat.
- Doa iftitah dibaca setelah takbiratul ihram dan sebelum surat Al-Fatihah.
- Doa iftitah dibaca pada rakaat pertama saja. Kecuali lupa.
- Jika seorang lupa membaca doa iftitah di rakaat pertama, maka dia bisa membacanya di rakaat kedua.
- Bagi makmum masbuq (ketinggalan), dia diperbolehkan tidak membaca doa ifititah.
Suatu kali, Ibnul Jauzi pernah shalat di belakang gurunya bernama Abu Bakr Ad-Dainuri. Ia ketinggalan jamaah padahal imam sudah mau ruku'. Tetapi Ibnul Jauzi justru sibuk membaca doa iftitah. Mengetahui hal ini, gurunya menasehati begini:
"Sesungguhnya ulama berselisih tentang wajibnya membaca surat al fatihah di belakang imam, namun mereka sepakat bahwa doa iftitah adalah sunnah. Maka sibukkanlah dirimu dengan yang wajib ,dan tinggalkanlah yang sunah". (Lihat Al-Qaulul Mubin, yang dinukil dari Talbis Iblis).
Itulah salah satu sikap kurang tepat dalam membaca doa ifititah ketika shalat. Beberapa sikap lain terkait membaca doa iftitah yang kurang tepat adaalah:
- Makmum yang ketinggalan menyibukkan diri dengan membaca doa iftitah, padahal imam sudah mau ruku'.
- Tidak membaca doa iftitah padahal ada kesempatan untuk membacanya. Ini sama halnya menyia-nyiakan sunah dalam shalat.
- Terlalu penjang membaca doa ifititah. Imam Syafi’i mencela sikap orang yang tidak meniru cara shalat Nabi Muhammad Saw, yakni ketika imam membaca doa iftitah terlalu panjang. Selayaknyalah imam memilih doa iftitah yang pendek.
1. Doa ifititah yang dihafal umat Islam Indonesia
Doa iftitah ini merupakan yang lazim digunakan masyarakat ketika shalat Fardlu dan shalat sunnah. Adapun afadznya adalah:
اللهُ اَكْبَرُ كَبِرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَشِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا . اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْااَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ . اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ . لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَ لِكَ اُمِرْتُ وَاَنَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Baca:
Allaahu akbaru kabiira walhamdulilaahi katsiro, wa Subhaanallaahi Bukratawn wa’ashiila, innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifan musliman wamaa anaa minal musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi Rabbil ‘aalamiina. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa anaa minal muslimiin.
Artinya:
"Allah maha besar dengan sebesar besarnya. Segala puji yang sebanyak banyaknya bagi Allah. Maha Suci Allah pada pagi dan petang hari. Aku menghadapkan wajahku kepada Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan dan kepasrahan diri, dan aku bukanlah termasuk orang orang yang menyekutukanNya. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah kepunyaan Allah, Tuhan semesta alam, yang tiada satu pun sekutu bagiNya. Dengan semua itulah aku diperintahkan dan aku adalah termasuk orang orang yang berserah diri". (Muslim).
2. Doa iftitah panjang kedua, yang biasa dihafal umat Islam Indonesia
Yang berikut adalah doa iftitah bersandar dari hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah:
اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِىَ لِلَّذِى فَطَرَ السَّمَوَ اتِ وَالْاَرْضَ حَنِيفًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِ كِيْنَ اِنَّ صَلاَتِى وَنُسُكِى وَمَهْيَايَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ اُمِرْتُ وَ اَنَا اَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ
Baca:
Inni wajjahtu wajhiya lil ladzii fathoros samawaati wal ardho hanifam mushlimaw wama ana minal musyrikiin, innaa sholaatii wanusukii wamahyaaya wamamaatii lillahirabbil aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimin.
Artinya
"Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam keadaan tunduk dan aku bukanlah dari golongan orang orang musyrik. Sesungguhnya shalatku, sesembelihanku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagiNya. Dan dengan yang demikian itulah aku diperintahkan. Dan aku adalah orang yang pertama berserah diri".
3. Doa iftitah panjang ketiga yang lazim dihafal umat Islam Indonesia
Inilah lafal yang lebih lengkap dari sebelumnya, yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim:
وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِى فَطَرَ السَّمَوَ اتِ وَالاَرْضَ حَنِيفًا (مُسْلِمًا) وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِ كِيْنَ اِنَّصَلاَتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى الِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ لاَ شَرِ يْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِنَ اللَّهُمَّ اَنْتَالْمَلِكُ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ . اَنْتَ رَبِّى وَاَنَ عَبْدُكَ ظَلَمْتُ نَفْسِى وَاعْتَرَ فْتُ بِذَنْبِى فَاغْفِرْ لِى ذُنُوبِى جَمِيعًا اِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ اِلاَّ اَنْتَ وَاهْدِنِى لاَحْسَنِ الاَخْلَاقِ لاَ يَهْدِى لاَحْسَنِهَا اِلاَّ اَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّى سَيِّئَهَا لاَ يَصْرِفُ عَنِّى سَيِّئَهَا اِلاَّ اَنّتَ لبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالشَّرُّ لَيْسَ اِلَيْكَ اَنَا بِكَ ؤَاِلَيْكَ تَبَارَ كْتَ وَتَعَا لَيْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوبُ اِلَيْكَ
Baca:
Wajjahtu wajhiya lilladzii fatharassamaawaati wal ardho hanifawwamaa ana minal musyrikiina. Inna sholaatii wa nusukii, wa mahyaaya wa mamaatii lillahi rabbil ‘aalamiina. Laa syariikalahu wa bidzalika umirtu wa ana minal muslimiina. Allahumma antal malika laa ilaha illaa anta anta rabii wa ana ‘abuka dzolamtu nafsii wa’taraftu bidzambii faa ghafirlii dzunuubii jamii’an innahu laayaghfirudzunuuba ilaa anta, wahdinii lah sanil akhlaaqi laa yahdii lahsanihaa illa anta, washrif ‘annisayyi ahaa, laa yashrifu ‘annii sayyiahaa illa anta, labbaika wa sa’daika, walkhairukulluhu bi yadaika, wasyarru laisa ilaika, ana bika wa ilaika tabaarakta wa ta’aalaita, astaghfiruka wa atuubu ilaik.
Artinya:
"Aku menghadap kepada Tuhan Pencipta langit dan bumi, dengan memegang agama yang lurus dan aku tidak tergolong orang orang yang musyrik. Sesungguhnya shalat, ibadah dan hidup serta matiku adalah untuk Allah. Tuhan seru sekalian alam, tiada sekutu bagiNya, dan karena itu, aku diperintah dan aku termasuk orang orang muslim. Ya Allah, Engkau adalah raja, tiada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Engkau, Engkau TuhanKu dan aku adalah hambaMu. Aku menganiaya diriku, aku mengakui dosaku (yang telah kulakukan). Oleh karena itu ampunilah seluruh dosaku, sesungguhnya tidak akan ada yang mengampuni dosa dosa, kecuali Engkau. Tunjukkan aku pada akhlak yang terbaik, tidak akan menunjukkan kepadanya kecuali Engkau. Hindarkan aku dari akhlak yang jahat, tidak akan ada yang bisa menjauhkan aku daripadanya, kecuali Engkau. Aku penuhi panggilanMu dengan kegembiraan, seluruh kebaikan di kedua tanganMu, kejelekan tidak dinisbahkan kepadaMu. Aku hidup dengan pertolongan dan rahmatMu, dan kepadaMu (aku kembali). Maha suci Engkau dan Maha Tinggi. Aku minta ampun dan bertaubat kepadaMu".
4. Doa iftitah Robba Jibril
Doa-doa iftitah berikut dibaca Rasulullah Saw. ketika beliau mendirikan shalat malam:
اللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرَائِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ اهْدِنِى لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ إِنَّكَ تَهْدِى مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Baca:
Allahumma rabba jib-rooila wa mii-kaa-iil wa isroofiil. Faa-thiras samaa-waati wal ardl. ‘aali-mal ghai-bi was syahaa-dah. Anta tahkumu bai-na ‘ibaa-dik fii-maa kaa-nuu fiihi yakh-tali-fuun. Ihdi-nii limakh-tulifa fiihi minal haqqi bi-idznik. Innaka tahdii man tasyaa-u ilaa shiraa-tim mustaqiim.
Baca: 39 Bacaan Tahlilan Lengkap Beserta Doa Penutupnya
Artinya:
"Ya Allah, wahai Rabb Jibril, Mikail dan Israfil! Wahai Yang memulai penciptaan langit dan bumi (dari tidak ada sebelumnya)! Wahai Dzat Yang mengetahui yang gaib dan yang tampak! Engkau menghukumi/memutuskan di antara hamba-hamba-Mu dalam perkara yang mereka berselisih di dalamnya. Tunjukilah aku mana yang benar dari apa yang diperselisihkan dengan izin-Mu. Sesungguhnya Engkau memberikan hidayah kepada siapa yang Engkau kehendaki ke jalan yang lurus". (HR. Muslim dari Aisyah).
5. Doa iftitah Baid Baini
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِى وَبَيْنَ خَطَايَاىَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِى مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَاىَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ
Baca:
Allahhumma ba-’id bainii wa baina khathayaya kamaa baa-’ad-ta bai-nal masy-riqi wal magh-rib. Allaah-humma naqqi-nii min khathaa-yaa-ya kamaa yunaq-qats-tsaubul ab-ya-dlu minad danas. Allaah-hummagh-sil-nii min khathaa-yaa-ya bil maa-i wats-tsalji wal barad.
Artinya:
"Ya Allah, jauhkanlah diriki dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau telah menjauhkan timur dari Barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku seperti kain putih yang dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, cucilah diriku dari kesalahan-kesalahanku dengan air, es, dan embun". (HR. Bukhari dan Muslim)
6. Doa iftitah singkat riwayat Sayyidah Aisyah
Sayyidah Aisyah ra., melaporkan bahwa Rasulullah Saw. pada saat saat shalat biasa mengucapkan:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ
Baca:
Subhaanaka Allaahumma wa bihamdika wa tabaarokasmuka wa ta’aalaa jadduka wa laa ilaaha ghoyruka
Artinya:
"Maha suci Engkau ya Allah, aku memuji-Mu, Maha berkah Nama-Mu. Maha tinggi kekayaan dan kebesaran-Mu, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau".
7. Doa ifititah Allahu Akbar Kabira
Doa iftitah ini dibaca oleh salah seorang sahabat ketika shalat bersama Rasulullah Saw., kemudian beliau bersabda: "Aku kagum dengan doa ini. Pintu-pintu langit telah dibuka karena doa ini". Kata sahabat Ibnu Umar: "Sejak Rasulullah Saw. bersabda demikian, saya tidak pernah meninggalkan doa ini". (HR. Muslim). Inilah bacaan iftitah yang dimaksud:
اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً
Baca:
Allaahu akbar kabiiraa wal hamdu lillaahi katsiiraa wa subhaa-nallaa-hi buk-rataw wa ashila.
Artinya:
"Allah Maha Besar dengan segala kebesarannya. Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah di pagi hari dan petang hari". (HR. Muslim)
8. Doa iftitah singkat kedua
Do’a iftitah ini dibaca Rasulullah Saw. pada saat shalat malam.
(لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ (ثَلاَثًا) اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا (ثَلاَثًا
Baca:
Lailaaha illallaah (3 kali) allaahu akbar kabii-raa (3 kali).
Artinya:
"Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah (3 kali), Allah maha besar lagi sempurna kebesaranya (3 kali)". (HR. Abu Daud).
9. Doa ifitah singkat Alhamdulillah
Doa ini dibaca oleh salah seorang sahabat saat shalat jamaah. Kemudian Rasulullah Saw. bersabda: "Aku melihat 12 malaikat berlomba siapakah di antara mereka yang mengantarkanNya (kepada Allah)".
الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ
Baca:
Al hamdu lil-laahi hamdan katsii-ran thayyi-ban mubaa-rakan fiih
Artinya:
"Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, yang baik, lagi penuh dengan berkah". (HR. Muslim).
Demikian macam doa iftitah dalam shalat yang dirangkum dari banyak sumber. Semoga bermanfaat. [dutaislam.or.id/ab]
Baca: Doa Melupakan Mantan Kekasih, Istri atau Suami - dalam Bahasa Arab