![]() |
Ilustrasi kontradiksi penilaian hadits dari Al-Bani. Foto: dutaislam.or.id. |
Dutaislam.or.id - Artikel ini bukan ditulis untuk merendahkan atau menghina Al-Albani. Kami sepenuhnya menyadari bahwa setiap manusia bisa salah dan lupa. Hanya para nabi yang ma'sum (terjaga dari dosa).
Namun, kami menyampaikan ini agar saudara-saudara kita yang mengikuti pemahaman Wahabi bisa berpikir lebih kritis dan tidak bersikap fanatik serta taqlid buta terhadap penilaian Al-Albani, sehingga mengabaikan penilaian ulama hadits lainnya yang lebih mu'tabar.
Episode 1: Contoh Hadits dengan Penilaian Bertentangan oleh Al-Albani
Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, Al-Hakim, dan Abu Nu’aim dari Ibnu Umar berbunyi:
"ما كان الله لا يجمع هذه الأمة على ضلالة أبداً، وإن يد الله مع الجماعة هكذا، فعليكم السواد الأعظم، فإن من شذ في النار"
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengumpulkan umat ini di atas kesesatan selamanya. Tangan Allah bersama al-jama’ah. Maka, hendaklah kalian bersama mayoritas umat Islam (as-sawadul a’dzam). Barang siapa yang menyimpang, maka ia menyimpang ke neraka."
Al-Albani dalam Kitab Zhilal Al-Jannah menyatakan bahwa sanad hadits ini dhoif. Namun, dalam kitabnya yang lain, Silsilah Al-Hadits Ash-Sahihah, Al-Albani menyatakan hadits ini shahih. Ini adalah salah satu contoh dari banyaknya pertentangan dalam penilaian hadits oleh Al-Albani.
Episode 2: Contoh Penilaian Hadits yang Bertentangan dalam Tiga Kitab Karya Al-Albani
Hadits yang diriwayatkan oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib menyebutkan bahwa Nabi Saw bersabda:
إن الله وتر يحب الوتر فأوتِرُوا يا أهل القرآن . رواه الترمذي وأبو داود و والنسائي
"Sesungguhnya Allah itu ganjil (witir) dan mencintai yang ganjil. Maka shalat witirlah kalian, wahai Ahli Qur'an." (HR. At-Tirmidzi, Abu Daud, dan Nasa’i)
Dalam kitab Al-Misykah, Al-Albani menyebutkan bahwa perawi hadits ini adalah tsiqah kecuali Abu Ishaq (As-Suba’i) yang mengalami perubahan. Namun, dalam kitab Shahih Ibnu Majah, ia menyatakan bahwa hadits ini shahih. Dan dalam kitab Shahih Al-Jami', ia mengatakan hadits ini hasan.
Episode 3: Contoh Penilaian Hadits yang Bertentangan dalam Beberapa Kitab Al-Albani
Hadits yang diriwayatkan oleh Salman Al-Farisi ra, Rasulullah Saw ditanya tentang lemak, keju, dan keledai liar. Beliau bersabda:
الحَلالُ مَا أَحَلَّ اللهُ فِي كِتَابِهِ ، وَالحَرَامُ مَا حَرَّمَ اللهُ فِي كِتَابِه ، وَمَا سَكَتَ عَنهُ فَهوَ مِمَّا عَفَا عَنهُ . أخرجه الترمذي وابن ماجه
"Yang halal adalah apa yang dihalalkan oleh Allah dalam Kitab-Nya, dan yang haram adalah apa yang diharamkan Allah dalam Kitab-Nya, dan apa-apa yang dibiarkan (tidak disebutkan) oleh-Nya, maka itu adalah sesuatu yang dimaafkan bagi kalian." (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Al-Albani menilai hadits ini sebagai hasan dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi. Namun, dalam kitab Ghayat Al-Maram, ia menyatakan hadits ini dhoif.
Episode 4: Contoh Lain dari Hadits yang Penilaiannya Bertentangan oleh Al-Albani
Hadits Malik bin Al-Huwairits yang mengatakan bahwa ia mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
من زار قوما فلا يؤمهم، وليؤمهم رجل منهم
"Barang siapa mendatangi suatu kaum, maka janganlah ia mengimami mereka (menjadi imam), dan hendaklah yang menjadi imam adalah seorang laki-laki di antara mereka sendiri." (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi, dan Nasa’i)
Al-Albani dalam Sahih Al-Jami' menyatakan bahwa hadits ini sahih. Namun, dalam Al-Misykah, ia mengatakan hadits ini cacat karena ada perawi bernama Abu Athiyah yang majhul (tidak dikenal).
Episode 5: Contoh Hadits dengan Penilaian Berbeda oleh Al-Albani
Hadits dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw bersabda:
إذا أفضى أحدكم بيده إلى ذكره ليس بينه بينهما شيء فليتوضأ
"Jika salah seorang di antara kalian menyentuh kemaluannya dengan tangannya tanpa penghalang, maka hendaklah ia berwudhu."
Al-Albani mensahihkan hadits ini dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Sahihah. Namun, dalam Al-Misykah, ia menyatakan hadits ini dhoif karena terdapat perawi bernama Yazid bin Abdul Malik yang dhoif. Anehnya, Al-Albani juga mensahihkan hadits ini dalam Shahihul Jami'.
Episode 6: Contoh Hadits dengan Penilaian Bertentangan di Berbagai Kitab Al-Albani
Hadits dari Abdullah bin Ukaim yang menyatakan:
أن لا تنتفعوا من الميتة بإهاب ولا عصب
"Kami menerima surat dari Nabi Saw yang isinya: Janganlah kalian memanfaatkan kulit dan urat dari hewan yang telah menjadi bangkai." (HR. Abu Daud, An-Nasa'i, At-Tirmidzi, Ibnu Majah)
Dalam Irwa Al-Ghalil, Al-Albani menilai hadits ini sahih. Namun, dalam Al-Misykah, ia menyatakan bahwa hadits ini mudhtharib (simpang siur) pada matan dan sanadnya.
Ini hanyalah sebagian kecil contoh dari banyaknya kontradiksi dalam penilaian hadits oleh Al-Albani. Masih banyak lagi contoh lain yang jumlahnya bisa mencapai ratusan atau bahkan ribuan.
Semoga artikel ini bisa membuka wawasan para ikhwan salafiyin (wahabi) agar tidak fanatik dan taqlid buta terhadap penilaian Al-Albani semata, serta tetap mempertimbangkan penilaian ulama hadits lainnya yang mu'tabar. [dutaislam.or.id/ab]