Dutaislam.or.id - Surga adalah impian setiap mukmin. Ia merupakan balasan bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh di dunia. Setiap jiwa yang beriman tentu berharap mendapatkan keselamatan dari api neraka dan memasuki surga yang dijanjikan Allah. Namun, untuk mencapainya, diperlukan pengorbanan baik fisik maupun spiritual.
Penghalang utama bagi kita untuk masuk ke dalam surga adalah dosa. Setiap manusia pasti memiliki dosa, baik yang disadari maupun tidak. Meski demikian, jangan pernah putus asa atas rahmat dan ampunan Allah. Allah Swt telah menjamin bahwa siapa saja yang memohon ampun dengan penuh penyesalan melalui istighfar, maka dosa-dosanya akan diampuni.
Rasulullah Saw pernah ditanya oleh seorang sahabat mengenai amalan yang dapat memasukkannya ke dalam surga. Nabi Saw menjawab bahwa salah satu amalan tersebut adalah menahan marah. Jika seseorang kesulitan menahan amarah, maka Nabi Saw menganjurkan agar memperbanyak bacaan istighfar, yang mampu membersihkan hati dan menenangkan jiwa.
Simak kisah dari Ma'ruf Al-Karkhi yang riwayatnya dari Anas bin Malik dan Ibnu Umar berikut ini:
وروى معروف الكرخي عن أنس بن مالك وابن عمر: أن رجلاً أتى النبي فقال؛ دلني على عمل يدخلني الجنة؟ قال: لا تغضب، قال: فإني لا أطيق ذلك. قال: فاستغفر الله عز وجل كل يوم بعد صلاة العصر سبعين مرة يغفر الله لك ذنوب سبعين عاماً. قال: فإن لم تأت عليّ ذنوب سبعين؟ قال: يغفر لأقاربك. غفر لنا الله ولأقاربنا.
Terjemah:
Ma'ruf Al-Karkhi meriwayatkan dari Anas bin Malik ra. dan Ibnu Umar ra., bahwa ada seorang datang kepada Nabi Muhammad saw. dan berkata, "Ya Rasulullah, tunjukkanlah padaku amalan yang bisa memasukkan aku ke dalam surga?" Rasulullah Saw menjawab, "Janganlah marah." Orang itu berkata, "Aku tidak sanggup untuk itu (menahan marah)." Rasulullah Saw bersabda, "Bacalah istighfar setiap hari setelah shalat ashar sebanyak tujuh puluh kali, niscaya Allah akan mengampuni dosamu selama tujuh puluh tahun." Orang itu bertanya, "Jika dosaku belum mencapai tujuh puluh tahun?" Rasulullah menjawab, "Allah akan mengampuni dosa-dosa keluargamu."
Hadis di atas mengandung pelajaran penting tentang betapa besar pengaruh kesabaran dan istighfar dalam kehidupan kita. Menahan marah, yang pada dasarnya adalah bentuk kesabaran, memiliki keutamaan yang sangat tinggi, hingga mampu menjadi sebab seseorang dimasukkan ke dalam surga. Namun, menahan marah bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan latihan dan keteguhan hati agar kita dapat menguasai emosi dan melatih kesabaran.
Salah satu cara untuk melembutkan hati dan melatih kesabaran adalah dengan memperbanyak istighfar. Bacaan أستغفر الله العظيم وأتوب إليه ("Astaghfirullah al-'Azim wa atubu ilaih" - Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung dan aku bertaubat kepada-Nya) mampu menenangkan jiwa yang sedang dipenuhi amarah. Ketika amarah mulai menguasai, bacaan istighfar membantu melembutkan hati, sehingga kesabaran akan muncul dengan sendirinya.
Intinya, istighfar bukan hanya sebagai permohonan ampun, tetapi juga sebagai sarana untuk menenangkan jiwa, mendekatkan diri kepada Allah, dan memperoleh kesabaran dalam menghadapi berbagai ujian hidup. Rasulullah Saw sendiri menunjukkan betapa pentingnya istighfar, hingga beliau menganjurkan untuk membacanya sebanyak tujuh puluh kali setelah shalat ashar.
Dengan memperbanyak istighfar, kita berharap Allah mengampuni dosa-dosa kita dan keluarga kita, serta membuka jalan menuju surga yang penuh kenikmatan abadi. Semoga kita semua termasuk dalam golongan orang-orang yang dirahmati dan diampuni Allah SWT, serta diberi kekuatan untuk menahan amarah dan bersabar dalam menghadapi segala cobaan. [dutaislam.or.id/ab]
Keterangan:
Sumber artikel diambilkan dari Kitab Irsyadul Ibad Ila Sabilirrasyad karya Syaik Zainuddin Al-Malibary.