Ilustrasi silsilah sjaroh nasab. Foto: istimewa. |
Dutaislam.or.id - Kajian tentang nasab dan silsilah keturunan sangat penting di kalangan Muslim karena merupakan bagian dari sejarah, identitas, dan kehormatan keluarga yang memiliki hubungan dengan Nabi. Oleh karena itu, kitab nasab menjadi rujukan utama untuk verifikasi silsilah yang sah dan diakui dalam dunia Islam.
Berikut ini adalah daftar kitab rujukan para naqib di seluruh dunia Islam yang tidak membahas atau menyebut nama Ubaidillah (383 H), yang dianggap sebagai leluhur habib:
- Maqatil At-Thalibiyyin karya Abu Al-Faraj Al-Isfahani (abad ke-4 H).
- Tahdzib Al-Nasab karya Abu Hasan Al-Ubaidili Al-Husaini (abad ke-4 H).
- Al-Majdi Al-Makhtut karya Abu Hasan Ali Al-Umri (abad ke-5 H).
- Al-Majdi fi Ansab at-Thalibiyyin karya Abu Hasan Ali Al-Umri (abad ke-5 H).
- Nihayatul Ikhtisar karya As-Sayyid An-Naqib Abu Muhammad Syamsuddin bin Muhammad Al-Athqa, yang merupakan Imam An-Naqib (pencatat dan pengawas) nasab keluarga Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam (abad ke-6 H). Dalam kitab ini, tidak ada nama Ubaidillah bin Ahmad.
- Syajarah Al-Mubarakah karya Fahrurrozi (abad ke-6 H).
- Thoroful Ash-hab Fi Ma'rifatil Ansab karya Sultan Raja Al-Asyrof, Umar bin Yusuf bin Rosul (abad ke-7 H). Beliau adalah penguasa Yaman dari Dinasti Rasuli (keturunan Imam Hasan) yang melakukan sensus terhadap keturunan Nabi di seluruh Yaman, termasuk wilayah Mirbath. Pada masa itu, jumlah Ba'alawi sudah banyak. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada keluarga Al-Husaini di Yaman pada masa itu; yang ada hanya keturunan Imam Hasan bin Ali dari berbagai kabilah. Semua data diperinci dengan sangat detil dan memuaskan. Tentu saja, keluarga Ba'alawi tidak dimasukkan dalam hasil sensus tersebut. Pada abad ini, belum muncul klaim nama Ubaidillah yang dicantolkan sebagai anak Ahmad bin Isa Al-Husaini.
- At-Tadzkirah fi Ansab Al-Muthahharah karya Ibnu Mahna Al-Ubaidili Al-Husaini (abad ke-7 H).
- Udhah At-Thalib Kubra karya Jamaluddin bin Ali Ibnu Anbah Al-Husaini (abad ke-8 H).
- Umdah At-Thalib Sughra karya Jamaluddin bin Ali Ibnu Anbah Al-Husaini (abad ke-8 H).
- Al-Ashili karya Syarif Shafiudin Muhammad bin Tajuddin Ibnu Thaqthaqi Al-Husaini (abad ke-8 H).
- Sikhakul Akhbar Nasabi Sa'adah Al-Fatimiyah Al-Akhyar karya Sayyid Muhammad Sirajuddin bin Abdullah Al-Qosim bin Muhammad Huzam Ar-Rifai (abad ke-9 H).
- Musyajarah Al-Kasyaf karya Sayyid Jamaluddin Abdullah bin Abi Al-Barakat Al-Jurjani (abad ke-10 H).
Kitab-kitab rujukan tentang nasab yang disusun oleh para naqib sangat penting dalam mengidentifikasi dan mengkonfirmasi silsilah keturunan para tokoh di dunia Islam, terutama yang memiliki hubungan dengan Nabi Muhammad Saw.
Baca: Flashdisk Kitab Kuning 32 GB
Dari daftar kitab yang disebutkan, tidak ada satu pun yang mencatat atau menyebut nama Ubaidillah (383 H) sebagai leluhur dari keluarga Ba'alawi, yang mengindikasikan bahwa nama tersebut mungkin merupakan tambahan yang lebih belakangan dalam tradisi silsilah keturunan.
Hal ini menunjukkan bahwa ada kemungkinan nama tersebut tidak diakui oleh sumber-sumber otoritatif pada periode waktu yang lebih awal. [dutaislam.or.id/ai/ab]