![]() |
Ilustrasi dukungan Sayyidina Umar atas Tradisi Tahlilan. Foto: istimewa. |
Dutaislam.or.id - Tradisi tahlilan, yang telah diwariskan oleh para ulama terdahulu, masih tetap terjaga di kalangan masyarakat muslim, terutama di Indonesia. Tahlilan adalah rangkaian acara yang diadakan pada hari-hari tertentu setelah seseorang meninggal dunia. Beberapa hari yang biasa diperingati meliputi hari pertama hingga hari ketiga, hari ketujuh, hari ke-25, hari ke-40, hari ke-100, dan setahun setelah wafat, yang dikenal dengan istilah "haul."
Untuk memperkuat keyakinan kita terhadap praktik-praktik ini, artikel ini akan menyajikan dalil-dalil yang menjadi dasar bagi para ulama dalam mempertahankan tradisi tahlilan, meskipun sebagian orang menganggapnya sebagai bid'ah dhalalah (sesat).
Terdapat sebuah hadist yang mengisyaratkan bahwa ruh-ruh orang beriman sangat membutuhkan bantuan dari kerabat yang masih hidup, berupa hadiah amal shaleh yang dapat membantu mereka menjalani masa penantian di alam kubur hingga hari kebangkitan.
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اِنَّ اَرْوَاحَ اْلمُؤْمِنِيْنَ يَأْتُوْنَ فِيْ كُلِّ لَيْلَةِ جُمُعَةٍ وَيَوْمِ اْلعِيْدَيْنِ وَيَوْمِ عَاشُوْرَاءَ وَيَوْمِ لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ ، وَيَقُوْمُوْنَ عَلَى اَبْوَابِ بُيُوْتِهِمْ، فَيَقُوْلُوْنَ: يَا اَبِيْ اَوْ يَا وَلَدِيْ اِرْحَمُوْنِيْ يَرْحَمُكُمُ اللهُ، نَزَلْنَا اِلَى قَبْرٍ ضَيِّقٍ وَلَمٍّ طَوِيْلٍ . قَالَ الصَّحَابَةُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: يَا رَسُوْلَ اللهُ مَا مَعْنَى اِرْحَمُوْنِيْ ؟ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اّلدُّعَاءُ وَالصَّدَقَةُ هَدِيَّةٌ اِلَى اْلمَوْتَى
Terjemah:
Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya ruh-ruh orang beriman akan datang setiap malam Jumat, malam dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha), malam Asyura (10 Muharram), dan malam Nisfu Syaban. Mereka berdiri di depan pintu rumah-rumah mereka dan berkata, 'Wahai bapakku, wahai anakku, kasihilah aku, niscaya Allah akan merahmatimu. Kami tinggal di kubur yang sempit dalam waktu yang lama.' Para sahabat bertanya, 'Wahai Rasulullah, apa maksud dari 'kasihilah aku'?' Rasulullah menjawab, 'Doa dan sedekah adalah hadiah untuk orang-orang yang telah meninggal.'"
Hadist di atas menegaskan bahwa sedekah berupa pemberian makanan dan doa yang diniatkan untuk orang-orang yang telah meninggal akan sampai pahalanya kepada mereka. Acara tahlilan biasanya diisi dengan pembacaan ayat-ayat Al-Quran, zikir, shalawat, tasbih, dan doa.
Selain itu, berkumpulnya kaum muslimin dalam acara tersebut secara tidak langsung memperkuat silaturahmi, yang merupakan sunnah Rasulullah saw. Oleh karena itu, mengapa ada sebagian orang yang menganggap acara ini sebagai sesat?
Penentuan hari-hari pelaksanaan tahlilan didasarkan pada ucapan sahabat Nabi saw, Sayyidina Umar bin Khattab ra.:
قَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: اَلصَّدَقَةُ بَعْدَ الدَّفْنَى ثَوَابُهَا اِلَى ثَلاَثَةِ اَيَّامٍ، وَالصَّدَقَةُ فِى ثَلاَثَةِ اَيَّامٍ يَبْقَى ثَوَابُهَا اِلَى سَبْعَةِ اَيَّامٍ، وَالصَّدَقَةُ يَوْمَ السَّابِعِ يَبْقَى ثَوَابُهَا اِلَى خَمْسٍ وَعِشْرِيْنَ يَوْمًا، وَمِنَ اْلخَمْسِ وَعِشْرِيْنَ اِلَى اَرْبَعِيْنَ يَوْمًا، وَمِنَ اْلاَرْبَعِيْنَ اِلَى مِائَةٍ، وَمِنَ اْلمِائَةِ اِلَى سَنَةٍ، وَمِنَ السَّنَةِ اِلَى اَلْفِ يَوْمٍ
Terjemah:
Sayyidina Umar ra berkata: "Sedekah (yang pahalanya dihadiahkan untuk orang yang sudah meninggal) sesudah pemakaman, pahalanya mengalir hingga hari ketiga. Sedekah pada hari ketiga pahalanya sampai hari ketujuh. Sedekah pada hari ketujuh pahalanya mengalir sampai hari kedua puluh lima. Dari hari kedua puluh lima sampai hari keempat puluh. Dari hari keempat puluh sampai hari keseratus. Dari hari keseratus sampai setahun. Dan dari setahun sampai hari keseribu."
Jelaslah bahwa penentuan hari-hari dalam tradisi tahlilan, seperti hari ketiga, ketujuh, kedua puluh lima, keempat puluh, keseratus, dan seterusnya, didasarkan pada ucapan Sayyidina Umar ra., yang oleh kaum muslimin diperintahkan Rasulullah saw untuk diikuti petunjuknya.
"Berpegang pada perkataan Sayyidina Umar ra. sama halnya dengan berpegang pada sunnah Rasul saw." Beberapa alasan yang mendukung pernyataan ini antara lain:
- Rasulullah saw memberi gelar Sayyidina Umar ra. dengan sebutan "Al-Faruq", yang berarti pemisah antara yang hak dan yang batil.
- Sayyidina Umar ra. diberi ilham oleh Allah swt., dan beliau tidak berkata kecuali yang benar. Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya Allah Ta'ala menjadikan kebenaran atas ucapan dan hati Umar."
- Turunnya ayat Al-Quran yang sesuai dengan pendapat Sayyidina Umar ra., seperti dalam kasus maqam Ibrahim, hijab, dan para tawanan perang Badar.
- Rasulullah saw memerintahkan kaum Muslimin agar berpegang pada petunjuk Khulafau Al-Rasyidin, khususnya Abu Bakar Al-Shiddiq dan Umar bin Al-Khattab.
Intinya, tradisi tahlilan yang telah lama dilaksanakan di Indonesia ini berdasar pada sunnah Rasul saw dan atsar Salafus Shalih. Tradisi ini dapat dianggap sebagai bid'ah hasanah (baik), meskipun tidak dilakukan pada zaman Rasulullah saw.
Tidak semua bid'ah dikategorikan sebagai dhalalah (sesat), sebagaimana ditunjukkan oleh berbagai contoh tindakan sahabat Rasulullah, seperti shalat tarawih berjamaah yang dipelopori oleh Sayyidina Umar ra., dua rakaat shalat setelah berwudlu' oleh Sayyidina Bilal ra., dan pengumpulan Al-Quran dalam bentuk mushaf pada zaman Sayyidina Utsman ra. Semua ini menunjukkan bahwa bid'ah hasanah tidaklah salah, karena para sahabat Nabi adalah panutan, sebagaimana sabda Rasulullah saw:
أَصْحَابِيْ كَالنُّجُوْمِ بِأَيِّهِمْ اِقْتَدَيْتُمْ اِهْتَدَيْتُمْ
Terjemah:
"Sahabat-sahabatku adalah laksana bintang, dengan siapapun kamu mengikut dari mereka maka kamu akan dapat petunjuk."
Selain itu, tahlilan juga memiliki banyak manfaat, terutama untuk mempererat silaturahmi dan menumbuhkan semangat saling membantu dan tolong menolong sesama muslim. Maka, pertahankanlah! [dutaislam.or.id/ab]