Iklan

Iklan

,

Iklan

Empat Pembagian Rezeki Menurut Para Ulama'

Duta Islam #05
17 Sep 2024, 03:12 WIB Ter-Updated 2024-09-16T20:12:37Z
Download Ngaji Gus Baha
rezeki luas dari allah ada yang dijanjikan dan digantungkan
Ilustrasi pembagian rezeki dari Allah Swt. Foto: istimewa.


Dutaislam.or.id - Para ulama telah membagi rezeki menjadi empat kategori utama. Setiap kategori memiliki sifat dan ketentuan tersendiri yang dijelaskan melalui dalil-dalil dari Al-Qur'an dan hadits. Berikut ini adalah penjelasan dari keempat jenis rezeki tersebut:


1. Rezeki yang Sudah Dijamin

Rezeki ini adalah rezeki yang telah ditetapkan oleh Allah SWT sejak seseorang masih berada dalam kandungan. Pada usia 120 hari, Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh ke dalam janin dan mencatatkan empat hal: umur, rezeki, perbuatan, serta suka dukanya. Rezeki yang dicatat ini dijamin akan diterima oleh orang tersebut seiring dengan kehidupannya. Ketika rezeki ini habis, maka ajal pun tiba.


Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah ra, Rasulullah Saw bersabda: 


لَا تَسْتَبْطِئُوا الرِّزْقَ فَإِنَّهُ لَنْ يَمُوتَ الْعَبْدُ حَتَّى يَبْلُغَهُ آخِرُ رِزْقِهِ فَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ خُذُوا مَا حَلَّ وَدَعُوا مَا حَرُمَ 


Terjemah:

"Janganlah kalian merasa rezeki datang terlambat, karena seorang hamba tidak akan mati hingga rezeki yang menjadi haknya sampai kepadanya. Oleh karena itu, berusahalah dengan baik, ambillah yang halal dan tinggalkan yang haram." (HR. Ibnu Hibban, al-Arnauth mengatakan: sanadnya sahih menurut kriteria Imam Muslim)


2. Rezeki yang Digantungkan pada Usaha (Kasab)

Rezeki jenis ini merupakan bentuk karunia Allah (fadhullah) yang diberikan kepada mereka yang mencarinya dengan usaha. Allah Swt menciptakan tangan, kaki, mata, telinga, dan otak dengan tujuan agar manusia dapat bekerja dan berusaha. 


Dengan memanfaatkan potensi yang telah Allah berikan, seseorang mengungkapkan rasa syukur. Semakin optimal seseorang dalam memanfaatkan potensi tersebut, semakin besar pula curahan rezeki yang akan diterimanya.


Syukur atas nikmat ini akan mengundang datangnya rezeki yang lebih banyak, sebagaimana janji Allah: 


لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ 


Terjemah:

"Jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu." (QS. Ibrahim: 7)


Oleh karena itu, meminta-minta dianggap sebagai sesuatu yang tercela dalam Islam, kecuali bagi mereka yang benar-benar dalam keadaan darurat seperti fakir miskin, orang yang bangkrut, atau yang terlilit hutang. Bagi yang sehat jasmani, bekerja dan berusaha menjemput karunia Allah merupakan sebuah keharusan.


3. Rezeki yang Dijanjikan

Rezeki ini dikaitkan dengan amal-amal tertentu yang dijanjikan akan membuka pintu-pintu rezeki, seperti bersedekah, menjalin silaturahmi, niat yang benar, serta memperbanyak istighfar. Rezeki yang diterima di akhirat nanti juga sangat bergantung pada amal ibadah yang dilakukan di dunia.


Sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah Saw dalam sebuah hadits: 


مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ 


Terjemah:

"Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung silaturahmi." (HR. al-Bukhari dan Muslim)


4. Rezeki dari Arah yang Tidak Diduga

Rezeki ini termasuk dalam kategori rezeki yang dijanjikan, namun karena keistimewaannya, ulama menjadikannya bagian tersendiri. Rezeki ini datang dari arah yang tidak terduga, dan ada dua amal yang secara khusus dapat mendatangkannya:


Taqwa: Sebagaimana Allah SWT berfirman: 


وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا . وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ 


Terjemah:

"Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberinya jalan keluar. Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka." (QS. At-Thalaq: 2-3)


Istighfar: Rasulullah Saw bersabda: 


مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ 


Terjemah:

"Barang siapa yang selalu beristighfar, maka Allah akan memberinya jalan keluar dari setiap kesulitan, memberinya kebahagiaan dari setiap kesedihan, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka." (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah)


Yang pasti, rezeki adalah anugerah Allah Swt yang luas cakupannya, baik dalam bentuk materi maupun spiritual. Setiap rezeki memiliki cara dan jalannya tersendiri. Namun, yang terpenting adalah bagaimana kita berusaha dengan cara yang halal, bersyukur, dan memperbanyak amal yang dapat membuka pintu-pintu rezeki. 


Allah Swt adalah sebaik-baik pemberi rezeki (Ar-Razzaq), dan Dia akan memberikan rezeki kepada hamba-Nya yang bertakwa serta memohon ampun kepada-Nya. [dutaislam.or.id/ab]

Iklan