Iklan

Iklan

,

Iklan

Hukum At-Ta'rif (Menghidupkan Hari Arafah) di Luar Arafah

Duta Islam #05
3 Sep 2024, 14:21 WIB Ter-Updated 2024-09-03T07:26:41Z
Download Ngaji Gus Baha
menghidupkan malam di luar negeri arafah diperbolehkan
Ilustrasi orang-orang berdoa di Arafah. Foto: istimewa.


Oleh KH. Mohammad Ma'ruf Khozin


Dutaislam.or.id - Semua telah tahu tentang keutamaan Arofah, khususnya bagi saudara muslimin di Makkah. Lalu bagaimana dengan umat Islam di luar Makkah, apakah bisa memperoleh tetesan keutamaan di hari itu?


Madzhab Hanabilah menjawab:


ﻓﺼﻞ: ﻗﺎﻝ اﻟﻘﺎﺿﻲ: ﻭﻻ ﺑﺄﺱ ﺑﺎﻟﺘﻌﺮﻳﻒ ﻋﺸﻴﺔ ﻋﺮﻓﺔ ﺑﺎﻷﻣﺼﺎﺭ. ﻭﻗﺎﻝ اﻷﺛﺮﻡ: ﺳﺄﻟﺖ ﺃﺑﺎ ﻋﺒﺪ اﻟﻠﻪ ﻋﻦ اﻟﺘﻌﺮﻳﻒ ﻓﻲ اﻷﻣﺼﺎﺭ، ﻳﺠﺘﻤﻌﻮﻥ ﻓﻲ اﻟﻤﺴﺎﺟﺪ ﻳﻮﻡ ﻋﺮﻓﺔ، ﻗﺎﻝ: ﺃﺭﺟﻮ ﺃﻥ ﻻ ﻳﻜﻮﻥ ﺑﻪ ﺑﺄﺱ، ﻗﺪ ﻓﻌﻠﻪ ﻏﻴﺮ ﻭاﺣﺪ.


Terjemah:

Qadli Abu Ya'la berkata: "Boleh melakukan at-ta'rif sore hari Arofah di beberapa kota. Mereka berkumpul di masjid di hari Arofah. Qadli berkata: Tidak apa-apa, sudah dilakukan lebih dari satu orang"


ﻭﺭﻭﻯ اﻷﺛﺮﻡ، ﻋﻦ اﻟﺤﺴﻦ، ﻗﺎﻝ: ﺃﻭﻝ ﻣﻦ ﻋﺮﻑ ﺑﺎﻟﺒﺼﺮﺓ اﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ، - ﺭﺣﻤﻪ اﻟﻠﻪ -. ﻭﻗﺎﻝ ﺃﺣﻤﺪ: ﺃﻭﻝ ﻣﻦ ﻓﻌﻠﻪ اﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﻭﻋﻤﺮﻭ ﺑﻦ ﺣﺮﻳﺚ.


Terjemah:

Al-Atsram meriwayatkan dari al-Hasan bahwa: "Orang pertama kali melakukan Ta'rif di Bashrah adalah Ibnu Abbas". Ahmad bin Hanbal berkata: "Orang pertama kali melakukan adalah Sahabat Ibnu Abbas dan Sahabat Amr bin Huraits"


ﻭﻗﺎﻝ اﻟﺤﺴﻦ، ﻭﺑﻜﺮ، ﻭﺛﺎﺑﺖ ﻭﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻭاﺳﻊ: ﻛﺎﻧﻮا ﻳﺸﻬﺪﻭﻥ اﻟﻤﺴﺠﺪ ﻳﻮﻡ ﻋﺮﻓﺔ. ﻗﺎﻝ ﺃﺣﻤﺪ: ﻻ ﺑﺄﺱ ﺑﻪ، ﺇﻧﻤﺎ ﻫﻮ ﺩﻋﺎء ﻭﺫﻛﺮ ﻟﻠﻪ. ﻓﻘﻴﻞ ﻟﻪ: ﺗﻔﻌﻠﻪ ﺃﻧﺖ؟ ﻗﺎﻝ: ﺃﻣﺎ ﺃﻧﺎ ﻓﻼ. ﻭﺭﻭﻱ ﻋﻦ ﻳﺤﻴﻰ ﺑﻦ ﻣﻌﻴﻦ ﺃﻧﻪ ﺣﻀﺮ ﻣﻊ اﻟﻨﺎﺱ ﻋﺸﻴﺔ ﻋﺮﻓﺔ.


Terjemah:

Al-Hasan berkata: "Bakar, Tsabit dan Muhammad bin Wasi' mendatangi masjid di hari Arofah". Ahmad bin Hanbal berkata: "Hal itu boleh, sebab isinya adalah doa dan dzikir kepada Allah". Ahmad ditanya: "Apakan anda melakukannya?" Ahmad menjawab: "Saya tidak". Diriwayatkan bahwa Yahya bin Main (ahli hadis) hadir bersama kaum Muslimin di sore hari Arofah. (Ibnu Qudamah, Al-Mughni: 2/296)


Imam Ahmad dan lainnya sangat konsisten dalam perihal sesuatu yang tidak dilakukan oleh Rasulullah dalam at-Ta'rif ini. Yaitu selama bentuk kegiatannya adalah doa, dzikir dan hal yang tidak melanggar Syariat maka tidak disebut bid'ah yang sesat. [dutaislam.or.id/ab]

Iklan