Iklan

Iklan

,

Iklan

Jatman Bermasalah, Sejumlah Kiai Thariqah Temui Ketum PBNU

Duta Islam #05
4 Sep 2024, 23:13 WIB Ter-Updated 2024-09-04T16:13:10Z
Download Ngaji Gus Baha
pengurus jatman menemui PBNU terkait permasalahan thariqah
Sejumlah pengurus Jatman menemui Gus Yahya, Ketum PBNU, untuk mencari solusi masalah di Banom tarekat NU tersebut. Foto: Antara.


Dutaislam.or.id - Para Kiai Thariqah dan pimpinan Jamiyah Ahlith Thariqah Al Mutabaroh An Nahdliyah (Jatman) dari berbagai daerah baru-baru ini mendatangi pengurus PBNU. Mereka datang untuk meminta bantuan agar Jatman dikembalikan ke jalur semula.


Rombongan tersebut dipimpin oleh KH Chalwani Nawawi, anggota Majelis Ifta (ulama senior) Wal Irsyad Jatman. Mereka diterima langsung oleh Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, dan Wakil Ketua Umum PBNU, KH Amin Said Husni.


"Kami menyampaikan dua hal utama. Pertama, kami ingin mengetahui status kepengurusan idarah yang seharusnya berakhir pada September 2023, namun hingga saat ini belum ada pelaksanaan muktamar," kata KH Chalwani Nawawi di Jakarta, seperti yang dilaporkan oleh Antaranews pada Senin (02/09/24).


Selain itu, para Kiai Thariqah juga melaporkan kondisi terkini Jatman kepada PBNU, serta meminta solusi dari PBNU terkait berbagai permasalahan yang dihadapi organisasi tersebut. Baca: Gus Fuad Anggap Ba'alwi Membahayakan Demokrasi Pilkada 2024


Dalam pertemuan itu, KH Chalwani bersama pengurus mursyid Thariqah dan pengurus Jatman wilayah juga menyampaikan kekhawatiran mereka terhadap perubahan sejarah Jatman yang terjadi sejak kepemimpinan Habib Lutfi bin Yahya.


"Kami ingin meluruskan sejarah Jatman. Saat didirikan pada tahun 1957, Jatman awalnya belum bernama demikian, dan didirikan oleh empat kiai, yakni KH Muslih Mranggen (Demak), KH Nawawi Purworejo, KH Mandhur Temanggung, dan KH Masruhan Iksan Mranggen," jelas KH Chalwani.


Namun, sejak dipimpin oleh Habib Lutfi, sejarah Jatman mengalami perubahan, di mana pendiriannya disebutkan oleh KH Siroj Payaman Magelang, KH Chudhlori Tegalrejo, KH Dalhar Watucongol, dan KH Abdul Chamid Magelang.


"Memang benar bahwa Kiai Dalhar dan Kiai Siroj turut mendoakan kongres pertama, tetapi mereka tidak berperan sebagai pendiri," lanjutnya. "Begitu juga dengan KH Chudhlori yang hanya menyumbangkan dana untuk kongres pertama, tanpa ikut mendirikan."


Sementara itu, Wakil Ketua Umum PBNU, KH Amin Said Husni, mengungkapkan bahwa Idarah Aliyah Jatman sempat mengirimkan surat permohonan perpanjangan kepengurusan, namun surat itu baru dikirimkan pada Juli 2024. Kepengurusan Idarah Aliyah Jatman sendiri sudah berakhir sejak September 2023, sehingga terjadi masalah legal formal terkait kepengurusan organisasi ini.


"Tadi PBNU meminta agar para kiai Thariqah yang hadir hari ini berkomunikasi dengan pimpinan Jatman, dan kemudian berkonsultasi kembali dengan PBNU dalam waktu dekat," kata KH Amin Said. Baca: Menyoal Klaim Sanad dan Ilmu Thariqah Ba'alawi


Terkait berakhirnya kepengurusan Jatman, para kiai senior anggota juga telah mengadakan pertemuan di Pesantren Daru Ulil Albab, Juwet, Ngronggot, Nganjuk beberapa waktu lalu. Dalam pertemuan tersebut, mereka menyerukan agar para Masyayikh Jatman dan anggota segera mengangkat Rais Aam dan Mudir Aam yang baru.


Selain itu, mereka juga meminta agar Jatman dikembalikan sesuai khitah sebagai Badan Otonom (Banom) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Para kiai anggota Jatman juga menegaskan bahwa kepengurusan Jatman telah demisioner, sehingga tidak lagi memiliki kewenangan dalam pengambilan keputusan organisasi. Oleh karena itu, pelaksanaan Muktamar Jatman diserahkan sepenuhnya kepada PBNU. [dutaislam.or.id/ab]

Iklan