Iklan

Iklan

,

Iklan

Kisah dan Peran Salamah bin Akwa' di Perang Ghabah Tahun 6 Hijriyah

Duta Islam #05
30 Sep 2024, 19:26 WIB Ter-Updated 2024-09-30T12:26:15Z
Download Ngaji Gus Baha
peran dan kisah salamah bin akwa dalam perang ghobah
Ilustrasi perang Ghobah dan Salamah bin Akwa. Foto: istimewa.


Dutaislam.or.id - Kisah Salamah bin Akwa' bersama Nabi Muhammad Saw di Perang Ghabah tahun 6 Hijriyah merupakan salah satu kisah heroik yang memperlihatkan ketangkasan, keberanian, dan dedikasi sahabat Nabi Saw dalam menjaga Islam dan kaum Muslimin. Berikut adalah rangkaian kisah tersebut:


Pada tahun 6 Hijriyah, kawasan Ghabah yang berada tidak jauh dari Madinah menjadi tempat penggembalaan unta-unta milik Nabi Muhammad Saw. Unta-unta ini digembalakan di bawah penjagaan Abu Dzarr dan keluarganya. 


Namun, Uyainah bin Hishn, seorang pemimpin kabilah Ghatafan, memimpin sekitar 40 penunggang kuda untuk menyerang Ghabah secara mendadak. Mereka merampas unta-unta tersebut dan membunuh salah satu anak Abu Dzarr. Serangan ini terjadi pada malam Rabu.


Ketika kabar penyerangan sampai ke Madinah, Nabi Muhammad Saw segera menyerukan kepada kaum Muslimin untuk bersiap-siap bertempur dan mengejar musuh. Salah satu sahabat yang menunjukkan keberanian luar biasa dalam peristiwa ini adalah Salamah bin Akwa'.


Peran Salamah bin Akwa' di Perang Ghabah

Ketika berita penyerangan sampai di Madinah, Salamah bin Akwa' adalah salah satu sahabat pertama yang langsung merespons panggilan jihad. Dia dikenal sebagai seorang yang sangat cepat dalam berlari dan memiliki keterampilan luar biasa dalam memanah. Salamah berlari keluar dari Madinah menuju lokasi penyerangan sebelum pasukan utama kaum Muslimin tiba di sana.


Dengan kecepatannya, Salamah bin Akwa' berhasil mengejar musuh yang membawa lari unta-unta Nabi Saw. Dia mulai menyerang mereka dengan panahnya. Meski Salamah tidak membawa kuda, kecepatannya membuatnya mampu menyusul para penyerang dan memanah mereka dari jarak jauh. Setiap kali dia melepaskan anak panah, dia berteriak, "Ambillah ini! Aku adalah putra Akwa’! Hari ini kalian akan hancur!"


Salamah terus mengikuti pasukan musuh yang sedang melarikan diri, menghujani mereka dengan panah secara berturut-turut. Setiap kali mereka mencoba melawan atau berhenti, Salamah melancarkan serangan baru dengan panahnya. Dia bergerak dengan sangat cepat, berpindah dari satu posisi ke posisi lain sehingga membuat musuh kebingungan dan tidak bisa fokus menyerang balik.


Setelah Salamah berhasil mengganggu dan memperlambat laju musuh, pasukan utama kaum Muslimin yang dipimpin oleh Nabi Muhammad Saw dan sahabat-sahabat lain seperti Miqdad bin 'Amr mulai tiba di lokasi. Pasukan kaum Muslimin dengan cepat terlibat dalam pertempuran dengan musuh. Beberapa dari penunggang kuda musuh berhasil dibunuh, dan sebagian dari mereka melarikan diri.


Saat pasukan Muslim tiba, Salamah tetap mengambil peran penting dalam pertempuran. Dia terus berlari dan memanah musuh yang masih berusaha melarikan diri. Ukasyah bin Mihshan, Abu Qatadah, dan Miqdad bin ‘Amr berhasil membunuh beberapa pemimpin musuh, sementara Salamah bin Akwa' berusaha menangkap dan melumpuhkan mereka.


Pasca pertempuran berakhir dan pasukan Muslim berhasil mengambil kembali sebagian unta-unta yang dirampas, Nabi Muhammad Saw sangat mengapresiasi keberanian Salamah bin Akwa'. Rasulullah Saw menghadiahinya dengan seekor unta dari hasil rampasan perang sebagai bentuk penghargaan atas peran pentingnya dalam melindungi kaum Muslimin dan unta-unta milik Nabi Saw.


Dalam sebuah riwayat, disebutkan bahwa Salamah bin Akwa’ berhasil mengejar musuh hingga mereka membuang sebagian harta rampasan yang telah mereka ambil. Keterampilan dan kecepatannya menjadi faktor utama yang memungkinkan kaum Muslimin memenangkan pertempuran ini dengan relatif sedikit korban.


Karakter Salamah bin Akwa'

Salamah bin Akwa’ dikenal sebagai seorang sahabat yang memiliki keberanian luar biasa dan semangat tinggi dalam mempertahankan Islam. Dia tidak hanya dikenal karena kecepatannya dalam berlari, tetapi juga karena ketangkasannya dalam memanah, yang terlihat jelas dalam peristiwa Perang Ghabah. Meskipun berjalan kaki, dia tetap mampu mengejar musuh yang menunggang kuda dan memukul mundur mereka dengan serangannya.


Keberanian dan keteguhan Salamah dalam pertempuran ini menjadi contoh nyata dari loyalitas dan pengorbanannya demi Islam. Nabi Muhammad Saw sangat menghargai perannya dan memperlihatkan rasa bangga terhadap kegigihan Salamah dalam melindungi kepentingan umat Islam. [dutaislam.or.id/ab]

Iklan