Ilustrasi halwa (manisan). Foto: istimewa. |
Dutaislam.or.id - Dikisahkan, di Kota Addan, ada seorang pedagang halwa (manisan) yang sangat gemar bershalawat kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Setiap kali ia memanggil pelanggannya, ia selalu berkata:
"Halwa... halwa... shollu ‘alan nabiy!"
Kebetulan, ia menyewa sebuah kios milik seseorang yang tidak menyukai shalawat dan paling benci terhadap siapa saja yang mengucapkannya. Dalam beberapa hari, rasa tidak suka pemilik kios itu semakin membesar, hingga ia berniat mengusir pedagang tersebut dari kios yang ia kontrakkan. Namun, sebelum niat itu terlaksana, Allah menakdirkan pemilik kios itu memperoleh rezeki untuk pergi menunaikan ibadah umrah.
Baca: Kisah Nyata Pengamal Shalawat yang Selamat dari Kecelakaan Pesawat
Setelah menyelesaikan umrah di Makkah, ia melanjutkan perjalanan ke Madinah untuk berziarah ke makam Nabi Muhammad Saw. Ketika sampai di makam Nabi Muhammad Saw, tiba-tiba ia mendengar suara seperti ucapan si pedagang:
"Halwa... halwa... shollu ‘alan nabiy!"
Seketika, ia menangis mendengar kata-kata itu di depan makam Rasulullah Saw. Sepulangnya dari perjalanan tersebut, ia segera kembali ke Kota Aden. Sesampainya di sana, ia meminta maaf kepada pedagang halwa itu dan mengatakan bahwa ia ingin terus mendengar shalawat yang diucapkannya. Ia berkata:
"Aku mendengar shalawatmu di depan makam Sayyidina Muhammad... ‘Halwa... halwa... shollu ‘alan nabiy’."
Mendengar pengakuan itu, si pedagang tersenyum dan bergembira. Pemilik kios pun memeluk pedagang tersebut sambil meneteskan air mata.
Semoga kisah ini semakin memperkuat kecintaan kita kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menambah semangat untuk terus bershalawat. [dutaislam.or.id/ab]
Sumber kisah:
Ceramah Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Jindan di Palembang, tahun 2000. Saat Haul Syaikh Abu Bakar bin Salim.