![]() |
Ilustrasi menghormati suguhan orang miskin. Foto: istimewa. |
Dutaislam.or.id - Salah satu contoh keteladanan Nabi Muhammad Saw dalam menghormati dan mencintai orang miskin terlihat dalam kisah Barirah, seorang perempuan miskin yang juga seorang budak. Barirah sangat mengagumi Rasulullah dan memiliki keinginan kuat untuk mengundangnya ke rumahnya yang sederhana. Namun, keadaannya yang serba kekurangan membuatnya merasa ragu dan tidak berani mengundang Nabi, karena di gubuknya yang reyot hampir tidak ada apa-apa untuk disuguhkan.
Suatu hari, Barirah menerima makanan mewah dari salah satu sahabatnya—makanan yang belum pernah ia nikmati sepanjang hidupnya. Namun, sebelum mencicipi makanan tersebut, batinnya segera tergerak untuk memberikan hidangan itu kepada Rasulullah, sosok yang sangat ia rindukan. Dengan penuh harap, Barirah mengundang Rasulullah untuk berkunjung ke rumahnya dan menikmati hidangan tersebut.
Tanpa ragu, Rasulullah pun menerima undangan Barirah dan datang bersama para sahabatnya. Saat melihat makanan yang lezat dan mahal di depan mereka, salah seorang sahabat Rasulullah mengungkapkan kekhawatirannya. Ia mengatakan bahwa makanan tersebut mungkin berasal dari zakat atau sedekah, sedangkan Rasulullah tidak diperbolehkan untuk memakan makanan yang bersumber dari zakat atau sedekah.
Ucapan tersebut membuat hati Barirah hancur. Ia seolah teringat akan ketidaktahuannya bahwa Rasulullah tidak menerima zakat dan sedekah. Perasaan takut, malu, gelisah, dan sedih menghampiri dirinya, merasa bahwa telah melakukan kesalahan besar dengan menyuguhkan sesuatu yang diharamkan bagi Rasulullah Saw.
Namun, di saat itulah kebijaksanaan dan kelembutan Rasulullah terlihat begitu jelas. Beliau tidak serta-merta menolak makanan tersebut atau membuat Barirah merasa bersalah. Sebaliknya, dengan penuh kasih sayang dan pengertian, Rasulullah menjelaskan, “Makanan ini memang sedekah untuk Barirah, dan karenanya sudah menjadi milik Barirah. Lalu Barirah menghadiahkannya kepadaku. Maka aku boleh memakannya.”
Dengan penjelasan sederhana namun penuh makna tersebut, Rasulullah Saw tidak hanya menenangkan hati Barirah, tetapi juga memberikan contoh tentang bagaimana seseorang seharusnya menghargai pemberian orang lain, terutama dari mereka yang kurang mampu. Setelah memberikan penjelasan itu, Rasulullah pun memakan hidangan tersebut tanpa merasa ragu.
Kisah ini mengajarkan kepada kita semua tentang pentingnya menghormati dan menghargai orang lain, terutama mereka yang berada dalam kondisi ekonomi yang kurang beruntung. Rasulullah selalu menunjukkan bahwa rasa kasih sayang dan penghormatan terhadap orang miskin adalah bagian dari ajaran Islam yang sejati. [dutaislam.or.id/ab]