Kitab Faidhul Barokah KH. Arwani Amin Kudus. |
Dutaislam.or.id - Kitab Faidhul Barakat fi Sab’il Qira’at adalah karya dari seorang ulama besar Nusantara, KH Arwani Amin Kudus (1905-1994 M). Karya ini lahir dari seorang ulama yang bukan hanya dikenal karena kedalaman ilmunya, tetapi juga karena kecintaannya terhadap Al-Qur’an.
KH Arwani Amin merupakan pendiri Pondok Pesantren Yanbu’ul Qur’an di Kudus, Jawa Tengah, yang terletak tak jauh dari Masjid Agung Kudus. Kitab ini menjadi bukti dari kontribusi besar KH Arwani Amin dalam mengembangkan ilmu qira’at di Indonesia.
Kemungkinan, KH Arwani Amin menulis kitab ini pada masa mudanya, sekitar tahun 1930-an. Dalam kata pengantar Faidhul Barakat, beliau menjelaskan bahwa karya tersebut disusun ketika masih menjadi santri di bawah bimbingan KH Munawwir Krapyak, Yogyakarta.
Pada waktu itu, KH Arwani sedang mempelajari kitab Hirzul Amani wa Wajhut Tahani karya Syaikh Al-Qurra Abu Muhammad Al-Qasim as-Syathibi (w. 590 H/1194 M), yang merupakan salah satu rujukan utama dalam ilmu qira’at.
Meski ditulis pada usia muda, kecakapan KH Arwani dalam bahasa Arab sudah sangat menonjol. Karya ini bukan hanya menunjukkan kedalaman ilmunya, tetapi juga kemampuan bahasanya yang halus dan padat, layaknya seorang ulama besar yang sudah matang.
Faidhul Barakat menawarkan pendekatan yang inovatif dalam mempelajari qira’at Sab’ah, atau tujuh cara bacaan Al-Qur’an yang sahih dan mutawatir. Dalam kitab ini, KH Arwani Amin memberikan struktur yang sistematis untuk mempelajari setiap qira’at, dengan fokus pada kemudahan pengajaran dan aplikasi di kalangan santri.
Ilmu qira’at, meskipun merupakan disiplin ilmu yang sangat penting dalam memahami bacaan Al-Qur’an, tergolong langka dipelajari di dunia pesantren Nusantara. Qira’at merupakan ilmu tentang cara-cara membaca Al-Qur’an yang diterima secara mutawatir dari Nabi Muhammad Saw, dan ilmu ini membutuhkan penguasaan yang mendalam terhadap tajwid, makhraj huruf, dan berbagai cara baca yang disepakati oleh para ulama.
KH Arwani Amin Kudus adalah salah satu dari sedikit ulama Nusantara yang mendalami ilmu ini, dan beliau menjadi salah satu dari tiga ulama besar yang menulis kitab tentang qira’at dengan menggunakan bahasa Arab. Sebelum beliau, ada Syaikh Mahfuzh At-Tarmasi dari Tremas (w. 1920 M) dengan karyanya Ghaniyyatut Thalabah fi Syarhit Thayyibah fil-Qira'atis Sab’ah. Setelah KH Arwani, ada KH Prof. Dr. Ahsin Sakho Muhammad dari Cirebon, yang menulis Kitab Manba'ul Barakat fi Sab’il Qira’at.
KH Arwani Amin tidak hanya dikenal sebagai ulama ahli qira’at, tetapi juga sebagai pendidik yang mendirikan pesantren khusus untuk tahfidz Al-Qur’an. Pondok Pesantren Yanbu’ul Qur’an yang beliau dirikan di Kudus menjadi salah satu pusat pengajaran Al-Qur’an terbesar di Indonesia.
Kitab Faidhul Barakat fi Sab’il Qira’at merupakan salah satu bukti nyata dari kejeniusan dan dedikasi KH Arwani Amin dalam mengembangkan ilmu Al-Qur’an di Nusantara. Bila Anda ingin membacanya, silakan:
Semoga bermanfaat. Terimakasih. [dutaislam.or.id/ab]