Kaligrafi makna Al-Kabir Asma'ul Husna. |
Dutaislam.or.id - Di antara nama-nama Allah Swt yang agung dalam Asma'ul Husna adalah Al-Kabir (الْكَبِيرُ), yang berarti "Yang Maha Besar." Nama ini menegaskan kebesaran Allah Swt dalam segala aspek, baik dalam dzat, sifat, maupun perbuatan-Nya. Al-Kabir menunjukkan bahwa Allah Swt memiliki keagungan yang meliputi segala sesuatu, baik di langit maupun di bumi, dan kebesaran-Nya tidak dapat dibandingkan dengan makhluk mana pun.
Nama Al-Kabir disebutkan beberapa kali dalam Al-Qur'an. Salah satu ayat yang menyebutkan nama ini adalah firman Allah Swt dalam surat Saba' ayat 23:
وَلَا يَنفَعُ الشَّفَاعَةُ عِندَهُ إِلَّا لِمَنْ أَذِنَ لَهُ حَتَّىٰ إِذَا فُزِّعَ عَن قُلُوبِهِمْ قَالُوا مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْۖ قَالُوا الْحَقَّۖ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ
Terjemah:
“Dan tidak berguna syafa’at di sisi-Nya kecuali bagi orang yang telah Dia izinkan. Sehingga apabila ketakutan telah hilang dari hati mereka, mereka berkata, ‘Apa yang telah difirmankan oleh Tuhanmu?’ Mereka menjawab, ‘(Perkataan) yang benar.’ Dan Dia-lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Saba’ [34]: 23)
Ayat ini menegaskan bahwa tidak ada yang bisa memberikan syafaat di sisi Allah Swt tanpa izin-Nya, karena Dia adalah Al-Kabir, yang kebesaran dan kekuasaan-Nya mengatasi segala sesuatu. Hanya Allah Swt yang berhak menetapkan segala aturan dan hukum, dan tiada satu pun makhluk yang bisa menyamai atau menandingi kebesaran-Nya.
Selain itu, dalam surat Al-Hajj ayat 62, Allah Swt berfirman:
ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِن دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ
Terjemah:
“Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah Swt, Dia-lah yang hak, dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Dia, itulah yang batil; dan sesungguhnya Allah Swt, Dia-lah yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Al-Hajj [22]: 62)
Ayat ini menyatakan dengan jelas bahwa hanya Allah Swt yang merupakan kebenaran mutlak, sedangkan segala sesuatu selain-Nya adalah batil. Ini menguatkan bahwa kebesaran Allah Swt tidak dapat disamai oleh apa pun, dan Dia-lah yang layak untuk disembah.
Makna Al-Kabir dalam Tafsir dan Penjelasan Ulama
Para ulama memberikan penjelasan yang mendalam tentang makna Al-Kabir. Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya menyebutkan bahwa Al-Kabir adalah Dia yang memiliki kebesaran dan keagungan dalam seluruh sifat-Nya, baik itu dalam ilmu, kekuasaan, maupun kehendak. Semua kebesaran yang tampak pada makhluk hanyalah sebagian kecil dari kebesaran Allah Swt yang tak terbatas.
Ibn Katsir, dalam tafsirnya, menjelaskan bahwa Al-Kabir berarti bahwa tidak ada sesuatu pun yang lebih besar daripada Allah Swt dalam segala aspek. Kebesaran-Nya meliputi segala sesuatu, baik yang tampak maupun yang tersembunyi, yang diketahui maupun yang tidak diketahui oleh manusia.
Syaikh As-Sa’di dalam tafsirnya mengatakan bahwa Al-Kabir mengandung makna kebesaran dalam dzat, sifat, dan perbuatan-Nya. Dia-lah yang memiliki segala keagungan, kemuliaan, dan ketinggian. Segala bentuk kebesaran yang ada pada makhluk hanyalah pancaran kecil dari kebesaran Allah Swt yang sejati. Oleh karena itu, manusia harus selalu tunduk dan merendahkan diri di hadapan kebesaran-Nya, serta menyadari bahwa tidak ada kekuatan atau kebesaran yang dapat menyamai Allah Swt.
***
Memahami nama Al-Kabir memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan seorang mukmin. Pertama, pemahaman ini menumbuhkan sikap tunduk dan tawadhu’ (rendah hati) kepada Allah Swt. Manusia harus menyadari bahwa sebesar apa pun kemampuannya, ia tetap lemah di hadapan Allah Swt Yang Maha Besar. Kesombongan dan keangkuhan merupakan sifat yang bertentangan dengan kebesaran Allah Swt, sehingga seorang mukmin dituntut untuk selalu rendah hati di hadapan-Nya.
Kedua, nama Al-Kabir mengajarkan bahwa segala bentuk kebesaran yang dimiliki oleh makhluk, baik itu kekayaan, kekuasaan, atau kedudukan, semuanya berasal dari Allah Swt dan dapat hilang kapan saja. Oleh karena itu, seorang mukmin harus selalu mengingat bahwa segala sesuatu adalah milik Allah Swt, dan hanya Dia yang berhak untuk diagungkan.
Ketiga, dengan memahami kebesaran Allah Swt, seorang mukmin akan semakin kuat tawakalnya kepada-Nya. Menyadari bahwa Allah Swt Maha Besar, segala kesulitan yang dihadapi akan terasa kecil jika dibandingkan dengan kebesaran dan kekuasaan Allah Swt. Hal ini akan membuat seorang mukmin tidak mudah putus asa atau takut, karena ia yakin bahwa Allah Swt dapat menolongnya dalam setiap urusan.
Dengan memahami nama Al-Kabir, seorang mukmin dituntut untuk selalu tunduk, tawadhu’, dan mengakui bahwa hanya Allah Swt yang berhak diagungkan. Sifat ini juga mengajarkan kita untuk selalu bersikap rendah hati, tidak sombong, dan senantiasa bergantung kepada Allah Swt dalam setiap aspek kehidupan.
Pada akhirnya, kesadaran akan kebesaran Allah Swt akan membawa seorang hamba kepada keyakinan yang lebih dalam serta ketenangan dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Semoga kita termasuk hamba-hamba yang senantiasa menyadari kebesaran Allah Swt dan menundukkan diri di hadapan-Nya. Wallahu a’lam bish-shawab. [dutaislam.or.id/ai/ab]