Tidak ada ujian yang sulit dihadapi manusia. Foto: dutaislam.or.id. |
Dutaislam.or.id - Dalam perjalanan hidup, tak ada seorang pun yang luput dari ujian atau masalah. Setiap individu menghadapi ujiannya masing-masing, dengan kadar dan bentuk yang berbeda-beda, sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh setiap orang.
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalamSurat Al-Baqarah ayat 286:
لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا ٱكْتَسَبَتْ
Terjemah:
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.” (QS. Al-Baqarah: 286)
Ujian yang Allah berikan sebenarnya bertujuan untuk menguji sejauh mana keimanan kita. Hal ini ditegaskan dalam surah Al-Ankabut ayat 2:
اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْٓا اَنْ يَّقُوْلُوْٓا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُوْنَ
Terjemah:
"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (hanya dengan) berkata, “Kami telah beriman,” sedangkan mereka tidak diuji?" (QS. Al-Ankabut: 2)
Di balik setiap ujian dan cobaan yang kita hadapi, ada pelajaran berharga yang bisa kita ambil. Ujian membuat kita lebih kuat, lebih sabar, dan lebih ikhlash dalam menghadapi kehidupan. Terkadang, kebaikan dan kasih sayang Allah hadir melalui ujian tersebut, hanya saja kita sebagai manusia sering kali berprasangka buruk atau bersuuzon terhadap apa yang terjadi pada diri kita. Padahal, selalu ada hikmah yang tersembunyi di balik setiap peristiwa. Semua tergantung pada bagaimana cara kita memandang setiap kejadian dalam hidup ini.
Mengapa ujian membuat kita lebih kuat? Karena ujian melatih kita menghadapi tantangan-tantangan yang sulit. Saat kita berhasil melewati masalah yang rumit, kita menjadi lebih tangguh. Ujian juga seharusnya memperkuat iman kita.
Cobalah kita mengingat kembali kisah Nabi Ayyub AS, yang diuji dengan berbagai cobaan berat—kehilangan harta benda, anak-anak, bahkan diuji dengan penyakit yang membuatnya dijauhi banyak orang. Namun, Nabi Ayyub tidak pernah menganggap ujian tersebut sebagai hukuman. Sebaliknya, ia melihatnya sebagai tanda cinta Allah SWT kepadanya.
Keimanannya tetap kokoh meski diuji dengan cobaan yang begitu berat. Betapa kuatnya iman para nabi dan orang saleh terdahulu, dan kisah-kisah mereka menjadi inspirasi bagi kita yang hidup di zaman sekarang.
Tidak ada ujian yang terlalu besar karena kita memiliki Allah yang Maha Besar. Tidak ada ujian yang terlalu sulit karena Allah telah berjanji bahwa dalam setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Tantangannya adalah bagaimana kita sebagai hamba-Nya menjalankan tugas-tugas kita sebagai manusia yang berusaha meraih rida Allah, mencari cinta-Nya, dan terus belajar menjadi hamba yang taat di tengah hiruk pikuk kehidupan dunia ini.
Jadi, tetaplah bersabar dan bersyukur dalam menghadapi setiap ujian, karena di baliknya tersimpan hikmah yang luar biasa. [dutaislam.or.id/ai/ab]