Al-Mumit, Allah Maha Mematikan Makhluk-Nya. |
Dutaislam.or.id - Allah Swt memiliki nama-nama yang indah, yang disebut dalam Al-Qur'an sebagai Asma'ul Husna. Salah satu dari nama-nama tersebut adalah Al-Mumit (المميت).
Nama ini sering kali menimbulkan rasa kagum dan ketakutan sekaligus karena berkaitan dengan kematian, suatu fenomena yang tak terelakkan bagi setiap makhluk yang hidup. Memahami makna dari Asma Allah ini tidak hanya memperdalam keimanan kita, tetapi juga membantu kita menerima kenyataan hidup dan mati sebagai bagian dari ketetapan Allah Swt.
Secara harfiah, Al-Mumit berarti "Yang Mematikan". Kata ini berasal dari akar kata Arab "maata" yang berarti mati. Dalam konteks Asma Allah Swt, Al-Mumit adalah Dzat yang menciptakan kematian, yang menetapkan kapan dan bagaimana makhluk hidup akan mati, serta mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan fenomena kematian. Allah Swt, sebagai Al-Mumit, tidak hanya mengakhiri kehidupan tetapi juga mengendalikan proses dan sebab-sebab kematian.
Dalam Al-Qur'an, meskipun nama Al-Mumit secara langsung tidak disebutkan, konsep bahwa Allah Swt adalah Dzat yang menciptakan kematian disebutkan dengan jelas dalam beberapa ayat. Sebagai contoh, dalam Surah Al-Mulk ayat 2, Allah Swt berfirman:
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
Terjemah:
"Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun".
Dalam ayat ini, Allah Swt menegaskan bahwa kematian dan kehidupan adalah ciptaan-Nya. Kematian bukanlah sekadar fenomena biologis, tetapi bagian dari rencana ilahi yang memiliki tujuan dan hikmah.
Penjelasan Para Ulama Mengenai Al-Mumit
Para ulama memberikan penjelasan yang mendalam tentang makna Asma Allah Swt Al-Mumit. Al-Ghazali, dalam kitabnya "Al-Maqshadul Asna", menjelaskan bahwa Al-Mumit adalah Dzat yang menghilangkan kehidupan dari makhluk-Nya, baik dengan cara yang alami maupun dengan sebab-sebab tertentu.
Imam Al-Ghazali juga menekankan bahwa kematian adalah bagian dari ketetapan Allah Swt yang tidak dapat dihindari oleh siapa pun. Kematian adalah peralihan dari satu alam ke alam lain, dan sebagai Al-Mumit, Allah Swt-lah yang mengatur peralihan ini.
Ibnu Katsir, dalam tafsirnya, menjelaskan bahwa Allah sebagai Al-Mumit menunjukkan kekuasaan-Nya yang mutlak atas kehidupan dan kematian. Tidak ada satu pun makhluk yang bisa mati tanpa izin-Nya. Ibnu Katsir menekankan bahwa memahami Allah Swt sebagai Al-Mumit mengajarkan kita untuk selalu siap menghadapi kematian dan memperbanyak amal kebaikan sebagai persiapan untuk kehidupan setelah mati.
Imam Al-Qurthubi, dalam tafsirnya, juga menegaskan bahwa Allah Swt sebagai Al-Mumit adalah yang mengakhiri kehidupan makhluk sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Tidak ada yang bisa mempercepat atau memperlambat datangnya kematian karena hal itu sepenuhnya berada di bawah kendali Allah Swt. Kematian adalah tanda kekuasaan Allah Swt yang tidak terbatas dan mengingatkan manusia akan kefanaan hidup di dunia ini.
Implikasi Teologis Al-Mumit
Memahami Allah Swt sebagai Al-Mumit membawa beberapa implikasi teologis yang penting. Pertama, hal ini mengingatkan kita bahwa kehidupan dan kematian adalah di tangan Allah Swt. Tidak ada satu pun makhluk yang bisa menghindari kematian atau menunda ajalnya. Ini seharusnya membuat kita lebih sadar akan keterbatasan diri kita dan pentingnya berserah diri kepada Allah Swt.
Kedua, Al-Mumit mengajarkan kita tentang keadilan Allah Swt. Kematian datang kepada semua makhluk tanpa terkecuali, baik yang kaya maupun yang miskin, yang kuat maupun yang lemah. Ini menunjukkan bahwa di hadapan Allah Swt, semua makhluk adalah sama, dan kematian adalah cara Allah Swt mengingatkan kita akan ketidakabadian dunia dan pentingnya kehidupan akhirat.
Ketiga, Al-Mumit juga menekankan pentingnya hidup dengan penuh kesadaran akan kematian. Dalam banyak hadits, Rasulullah Saw menganjurkan umatnya untuk sering mengingat kematian sebagai cara untuk menjaga ketakwaan. Mengingat bahwa Allah Swt adalah Al-Mumit membantu kita untuk tidak terikat pada kehidupan dunia yang sementara dan selalu mempersiapkan diri untuk kehidupan yang kekal di akhirat.
Asma Allah Swt Al-Mumit adalah salah satu nama yang mengingatkan kita akan kenyataan hidup yang tak terelakkan: kematian. Sebagai Al-Mumit, Allah Swt menunjukkan kekuasaan-Nya yang mutlak atas kehidupan dan kematian.
Memahami makna Al-Mumit membantu kita menerima kematian sebagai bagian dari rencana Allah Swt yang penuh hikmah dan keadilan. Ini juga mengajarkan kita untuk hidup dengan penuh kesadaran akan kefanaan dunia dan pentingnya mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah mati.
Sebagai umat Muslim, mengingat bahwa Allah adalah Al-Mumit seharusnya mendorong kita untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya, memperbanyak amal kebaikan, dan selalu bersiap menghadapi akhir perjalanan hidup ini. [dutaislam.or.id/ai/ab]