Iklan

Iklan

,

Iklan

Berani Keluar dari Mental Budak

Duta Islam #05
11 Okt 2024, 10:56 WIB Ter-Updated 2024-10-11T03:56:23Z
Download Ngaji Gus Baha
keluar dari mental budak dan perbudakan saat ini
Ilustrasi perbudakan di masa lalu. Foto: istimewa.


Oleh KH. Hamdan Suhaemi


Dutaislam.or.id - Sudah tujuh puluh sembilan tahun kita merdeka dari penjajahan, terbebas dari rantai-rantai perbudakan, terlepas dari belenggu penindasan. Merdeka fisik tentu merdeka pula mentalnya, merdeka pikirannya tentu merdeka sikapnya. Inilah kita bangsa Indonesia yang lantang sebagai bangsa merdeka. 


Dari pejabat hingga rakyat punya kebulatan tekad membawa negeri ini menuju kemerdekaan yang selama-lamanya, menuju Indonesia yang gemilang di atas kancah peradaban dunia, mewarnai kebaikan atas penduduk bumi. 


Tetapi cita-cita itu menjadi terganggu, karena ternyata mental budak (inlander) itu masih saja nampak, bukan sekedar personal tetapi masih banyak dipertontonkan oleh saudara kita sendiri, terutama mental patuh atas doktrin habib sebagai keturunan Rosulullah Saw, padahal faktanya palsu, baik diteliti secara ilmu nasab, data filologis, hingga DNA (haplogroup G). Beberapa dari mereka (habaib) berhaplo G itu artinya tidak sambung kepada Arab. 


Menurut David G Mahal dan Ianis G. Matsoukas dalam "The Geographic Origins of Ethnic Groups in the Indian Subcontinent: Exploring Ancient Footprints with Y-DNA Haplogroups"  telah menjelaskan bahwa Haplogroup G adalah: 


"Various estimated dates and locations have been proposed for the origin of G-M201, most of them in Western Asia. A more eastern origin has also been mentioned, believed by some to originate in an area of the Middle East close to the Himalayan foothills. Nevertheless, in line with the highest diversity of basal branches, a paper by Siiri Rootsi et al. suggested that We estimate that the geographic origin of haplogroup G plausibly locates somewhere nearby eastern Anatolia, Armenia or western Iran".


Terjemah:

Haplogroup G memiliki berbagai perkiraan tanggal dan lokasi yang diusulkan untuk asal mula G-M201, sebagian besar di Asia Barat. Asal yang lebih ke timur juga pernah disebutkan, diduga oleh beberapa orang berasal dari wilayah Timur Tengah yang dekat dengan kaki pegunungan Himalaya. Namun, sejalan dengan keragaman cabang dasar tertinggi, sebuah makalah oleh Siiri Rootsi et al. mengusulkan bahwa kami memperkirakan asal geografis haplogroup G kemungkinan berada di sekitar Anatolia timur, Armenia, atau Iran barat.


Karena fakta-fakta itulah, seharusnya perlakuan dan sikap bangsa ini tidak perlu berlebihan atas mereka (habaib), penghormatan sekedar sebagai tamu, penghargaan atas mereka sekedar lihat prestasi, kecintaan atas mereka sekedar ternilai saleh dan punya adab. Lebih dari itu tidak perlu. 


Bangsa Indonesia itu santun, lalu jangan dimanfaatkan sebagai dasar untuk dijajah, pribumi itu punya budaya luhur lalu jangan dipaksa dengan budaya Arab dan Yaman, anak negeri ini jauh lebih pintar dan berprestasi, lalu jangan didoktrin kuwalat dan pembodohan dengan ceramah-ceramah khurafat dan halu.


Ini Indonesia negeri nan elok, bangsanya berbudaya, perilakunya beretika, bahasanya beragam, alamnya kaya raya, pakaiannya seribu macam, adat istiadatnya beraneka warna. Negeri yang merdeka untuk selamanya. 


Sejengkal tanah negeri ini bukan milik wali Tarim, bukan haknya wali Hadramaut, bukan pula mereka yang ikut berjuang angkat senjata, bukan pula darah mereka tercecer karena perjuangan. Buku sejarah nasional tidak ada catatan atas nama habib yang angkat senjata dan bersimbah darah karena ikut perang. Karena itu sejarah tidak akan pernah keliru untuk mencatatkan kebenaran suatu peristiwa. [dutaislam.or.id/ab]


KH. Hamdan Suhaemi, tokoh NU dan tarekat. 

Iklan