Ilustrasi tidak percaya. Foto: istimewa. |
Sebelum membacanya, silakan terlebih dulu membaca bagian pertama, berjudul: Detik-Detik Wafatnya Rasululullah Saw (Bagian 1) - Abu Bakar Menjadi Imam Shalat.
Dutaislam.or.id - Pada suatu hari, Nabi Saw keluar dengan dipapah oleh Ibnu Abbas dan Ali ra untuk shalat bersama para sahabat, dan kemudian beliau berkhutbah. Beliau memuji-muji serta menjelaskan keutamaan Abu Bakr ra dalam khutbahnya tersebut dimana ia (Abu Bakr) disuruh memilih oleh Allah antara dunia dan akhirat, namun ia memilih akhirat.
Dalam khutbah terakhir yang beliau sampaikan tersebut adalah 5 hari sebelum wafat, Beliau Saw berkata:
إن عبدًا عرضت عليه الدنيا وزينتها فاختار الآخرة
Terjemah:
"Sesungguhnya ada seorang hamba yang ditawari dunia dan perhiasannya, namun justru ia memilih akhirat".
Abu Bakar paham bahwa yang dimaksud adalah dirinya. Dia pun menangis. Melihat hal tersebut, orang-orang merasa heran karena mereka tidak paham apa yang dirasakan oleh Abu Bakar.
Rasulullah Saw membuka tabir kamar Aisyah pada waktu shalat Subuh, hari dimana beliau wafat, dan kemudian beliau memandang kepada para shahabat yang sedang berada pada shaf-shaf shalat. Kemudian beliau tersenyum dan tertawa kecil seakan-akan sedang berpamitan kepada mereka. Para shahabat merasa sangat gembira dengan keluar beliau tersebut. Abu Bakar pun mundur karena mengira bahwa Rasulullah Saw ingin shalat bersama mereka. Namun beliau memberikan isyarat kepada mereka dengan tangannya agar menyelesaikan shalat mereka. Beliau Saw kemudian kembali masuk kamar sambil menutup tabir.
Fathimah masuk menemui beliau Saw dan berkata: ”Alangkah berat penderitaan ayah”. Maka beliau menjawab :
ليس على أبيك كرب بعد اليوم
Terjemah:
"Setelah hari ini, tidak akan ada lagi penderitaan".
Usamah bin Zaid masuk, dan beliau memanggilnya dengan isyarat. Beliau sudah tidak sanggup lagi berbicara dikarenakan sakitnya yang semakin berat.
Pada saat-saat menjelang ajal, beliau bersandar di dada A'isyah. A'isyah mengambil siwak pemberian dari saudaranya yang bernama Abdurrahman. Ia lalu menggigit siwak tersebut dengan giginya dan kemudian memberikannya kepada beliau Saw. Beliaupun lantas bersiwak dengannya.
Rasulullah Saw kemudian memasukkan tangannya ke dalam bejana yang berisi air dan membasuh mukanya. Beliau Saw pun bersabda:
لا إله إلا الله إن للموت سكرات
Terjemah:
"Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah. Sesungguhnya pada setiap kematian itu ada saat-saat sekarat".
Dan A'isyah samar-samar masih sempat mendengar sabda Beliau Saw:
مع الذين أنعم الله عليهم
Terjemah:
"Bersama orang-orang yang dikaruniai nikmat oleh Allah".
Lalu Beliau Saw pun berdoa:
اللهم في الرفيق الأعلى
Terjemah:
"Ya Allah, pertemukan aku dengan Ar-Rafiqul A’la (Allah)".
A'isyah mengetahui bahwasannya beliau pada saat itu disuruh memilih, dan beliau pun memilih Ar-Rafiqul A'la (Allah).
قَالَ الْبُخَارِيُّ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حَوْشَب، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عُرْوَة، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ: "مَا مِنْ نَبِيٍّ يَمْرَضُ إِلَّا خُيِّر بَيْنَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ" وَكَانَ فِي شَكْوَاهُ الَّتِي قُبِضَ فِيهِ، فَأَخَذَتْهُ بُحَّة شَدِيدَةٌ فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ: ﴿مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ﴾ فَعَلِمْتُ أَنَّهُ خُيِّر.
Terjemah:
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdullah ibnu Hausyab, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Sa'd, dari ayahnya, dari Urwah, dari Siti Aisyah yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Tiada seorang nabi pun yang mengalami sakit melainkan ia disuruh memilih antara dunia dan akhirat. Tersebutlah pula bahwa ketika Nabi Saw. dalam sakit yang membawa kepada kewafatannya, beliau terserang rasa sakit yang sangat, lalu Siti Aisyah mendengarnya mengucapkan kalimat berikut:bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu nabi-nabi, para siddiqin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Maka Siti Aisyah mengetahui bahwa saat itu Nabi Saw. sedang disuruh memilih oleh Allah Swt.
Hal yang sama diriwayatkan oleh Imam Muslim melalui hadis Syu'bah, dari Sa'd ibnu Ibrahim dengan lafadz yang sama.
Hadist di atas merupakan makna dari sabdanya yang menyebutkan:
اللَّهُمَّ فِي الرَّفِيقِ الْأَعْلَى" ثَلَاثًا ثُمَّ قَضَى
Terjemah:
"Ya Allah, (aku memilih) bersama-sama Rafiqul A'la.Kalimat tersebut beliau ucapkan sebanyak tiga kali, kemudian wafatlah beliau". Semoga salawat dan salam yang paling afdal terlimpahkan kepadanya.
Akhirnya beliau Saw pun wafat pada waktu Dluha -dan ada yang mengatakan pada waktu tergelincirnya matahari-, sedangkan kepala Beliau Saw di pangkuan A'isyah ra. Abu Bakr ra segera masuk, dimana ketika wafatnya Beliau Saw ia tidak berada di tempat. Ia membuka penutup wajah beliau, dan kemudian ia menutupnya kembali dan menciumnya. Ia pun keluar menemui orang-orang. Pada waktu itu, orang-orang berada dalam keadaan percaya dan tidak percaya atas khabar wafatnya beliau Saw. Umar ra termasuk orang yang tidak percaya atas berita wafatnya beliau tersebut.
Allah Swt telah berfirman,
وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ
Terjemah:
"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur" (QS Ali Imran :144)
Demikian pula telah ditetapkan di dalam kitab-kitab sahih serta kitab-kitab musnad, juga kitab-kitab sunnah serta kitab-kitab Islam lainnya sebuah hadist yang diriwayatkan melalui berbagai jalur yang memberikan pengertian adanya suatu kepastian seperti ada dalam dua kitab Musnad Syaikhain, yaitu Abu Bakar dan Umar ra. Disebutkan bahwa ketika Rasulullah Saw. wafat, Abu Bakar As-Siddiq ra membacakan ayat ini.
قَالَ الْبُخَارِيُّ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَير، حَدَّثَنَا اللَّيْثُ، عَنْ عُقيل عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، أَخْبَرَنِي أَبُو سَلَمة؛ أَنَّ عَائِشَةَ، رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، أَخْبَرَتْهُ أَنَّ أَبَا بَكْرٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَقْبَلُ عَلَى فَرَس مِنْ مَسْكنه بالسَّنْح حَتَّى نَزَلَ فَدَخَلَ الْمَسْجِدَ، فَلَمْ يُكَلِّمَ النَّاسَ حَتَّى دَخَلَ عَلَى عَائِشَةَ فتيمَّم رَسُولُ اللهِ ﷺ وَهُوَ مُغَشى بِثَوْبٍ حِبَرَةٍ، فَكَشَفَ عَنْ وَجْهِهِ ﷺ ثُمَّ أَكُبَّ عَلَيْهِ وقَبَّله وَبَكَى، ثُمَّ قَالَ: بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي. وَاللهِ لَا يَجْمَعُ اللَّهُ عَلَيْكَ مَوْتَتَيْنِ؛ أَمَّا الْمَوْتَةُ الَّتِي كُتِبَتْ عَلَيْكَ فَقَدْ مُتَّهَا.
Terjemah:
"Imam Bukhari berkata: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Al-Laits dari 'Uqail, dari Ibnu Syihab, yang mengabarkan kepadaku Abu Salamah bahwa Aisyah ra mengabarkan kepadanya bahwa Abu Bakar ra datang menaiki kuda dari tempat tinggalnya di As-Sunh hingga ia tiba di masjid. Ia tidak berbicara kepada orang-orang hingga ia masuk menemui Aisyah. Lalu ia mendekati Rasulullah Saw yang saat itu tubuhnya ditutupi dengan kain Hibarah (kain yang dihias), kemudian Abu Bakar menyingkap kain dari wajah Rasulullah Saw, mendekatkan dirinya kepada beliau, menciumnya, dan menangis. Lalu ia berkata, "Demi ayah dan ibuku, engkau (ya Rasulullah). Demi Allah, Allah tidak akan menggabungkan dua kematian atas dirimu. Kematian yang telah ditetapkan bagimu sudah engkau alami."
وَقَالَ الزُّهْرِيُّ: وَحَدَّثَنِي أَبُو سَلمة عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّ أَبَا بَكْرٍ خَرَجَ وَعُمَرُ يُحَدِّث النَّاسَ فَقَالَ: اجْلِسْ يَا عُمَرُ فَأَبَى عمرُ أَنْ يَجْلِسَ، فَأَقْبَلَ النَّاسُ إِلَيْهِ وَتَرَكُوا عُمَرَ، فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ: أَمَّا بَعْدُ، مَنْ كانَ يَعْبُدُ مُحَمَّدًا فَإِنَّ مُحَمَّدًا قَدْ مَاتَ، وَمَنْ كَانَ يَعْبُدُ اللهَ فَإِنَّ اللهَ حَيّ لَا يَمُوتُ، قَالَ اللهُ تَعَالَى: ﴿وَمَا مُحَمَّدٌ إِلا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ﴾ إِلَى قَوْلِهِ: ﴿وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ﴾ قَالَ: فَوَااللهِ لكَأنّ النَّاسَ لَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللهَ أَنْزَلَ هَذِهِ الْآيَةَ حَتَّى تَلَاهَا أَبُوْ بَكْرٍ، فَتَلَقَّاهَا النَّاسُ مِنْهُ كُلُّهُمْ، فَمَا سَمِعَهَا بَشَرٌ مِنَ النَّاسِ إِلَّا تَلَاهَا. وَأَخْبَرَنِي سَعِيدُ بْنُ المُسَيَّب أَنَّ عُمر قَالَ: وَاللهِ مَا هُوَ إِلَّا أَنْ سَمِعْتُ أَبَا بَكْرٍ تَلَاهَا فَعقرتُ حَتَّى مَا تُقِلُّنِي رِجْلَايَ وَحَتَّى هَوَيتُ إِلَى الْأَرْضِ.
Terjemah:
Az-Zuhri berkata: Telah menceritakan kepadaku Abu Salamah dari Ibnu Abbas bahwa Abu Bakar keluar (dari tempat Rasulullah) sementara Umar berbicara kepada orang-orang. Abu Bakar berkata, "Duduklah, wahai Umar." Namun Umar menolak untuk duduk. Orang-orang pun mendatangi Abu Bakar dan meninggalkan Umar. Lalu Abu Bakar berkata, "Amma ba'du. Barangsiapa yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad telah wafat. Dan barangsiapa yang menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Hidup dan tidak akan mati." Kemudian Abu Bakar membaca firman Allah Ta'ala: 'Dan Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul; sungguh, telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul...' hingga firman-Nya: 'Dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.' (QS. Ali 'Imran: 144).
Demi Allah, seolah-olah orang-orang tidak mengetahui bahwa Allah telah menurunkan ayat ini sampai Abu Bakar membacanya. Maka semua orang menerima ayat tersebut darinya, dan tidak ada seorang pun dari orang-orang yang mendengarnya kecuali mereka juga membacanya.
Sa'id bin Al-Musayyib mengabarkan kepadaku bahwa Umar berkata: "Demi Allah, tidak ada yang lebih mengguncangku selain ketika aku mendengar Abu Bakar membacanya. Saat itu, tubuhku menjadi lemas hingga kakiku tidak bisa menopangku, dan aku jatuh ke tanah."
Sementara itu, Abul Qasim At-Tabrani mengatakan: telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Abdul Aziz, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Hammad ibnu Talhah Al-Qainad. Telah menceritakan kepada kami Asbat ibnu Nasr dari samak ibnu Harb. dari ikrimah, dari Ibnu Abbas, bahwa sahabat ali —-semasa Rasulullah Saw. masih hidup— pernah membacakan firman-Nya: Apakah jika dia wafat atau terbunuh kalian berbalik ke belakang? (Ali lmran: 144), hingga akhir ayat.
Lalu ia berkata: "Demi Allah, kami tidak akan berbalik mundur ke belakang setelah Allah memberi kami petunjuk. Demi Allah, sekiranya beliau wafat atau terbunuh, sungguh aku akan tetap bertempur meneruskan perjuangannya hingga tetes darah penghabisan. Demi Allah, sesungguhnya aku adalah saudaranya, walinya anak paman-nya, dan ahli warisnya. siapakah orangnya yang lebih berhak terhadap beliau selain daripada diriku sendiri" [dutaislam.or.id/ab]