 |
| Ilustrasi hadits tentang akhlak. Foto: istimewa. |
Dutaislam.or.id - Sejarah mencatat bahwa Nabi Muhammad Saw, sejak masa mudanya hingga diangkat sebagai Rasul Allah, dikenal memiliki sifat-sifat mulia dan menjadi teladan yang baik, atau uswatun hasanah, bagi seluruh umat manusia.
Beliau adalah sosok yang dihormati karena keluhuran budi pekerti dan akhlak yang terpuji. Masyarakat Quraisy, meskipun pada masa itu masih banyak yang terjebak dalam kebiasaan buruk seperti berjudi, mabuk-mabukan, serta merendahkan martabat perempuan dengan tindakan seperti membunuh anak perempuan mereka, tetap mengakui keluhuran akhlak Nabi Muhammad Saw.
Sebagai umat Islam, sudah sepatutnya kita meneladani akhlak mulia Nabi Muhammad Saw. Kita harus mulai membiasakan diri melakukan perbuatan-perbuatan yang baik agar nilai-nilai terpuji tersebut menjadi bagian dari diri kita dalam kehidupan sehari-hari.
Rasulullah Saw bersabda:
خَيْرُالنَّاسِ اَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
Terjemah:
"Sebaik-baik manusia adalah yang paling baik akhlaknya." (HR. Imam Tabrani).
Dalam hadits lain, beliau juga bersabda:
اَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ اِيْمَانًااَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
Terjemah:
"Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah mereka yang paling baik akhlaknya." (HR. Ahmad).
Akhlak terpuji, atau yang sering disebut dengan akhlak mahmudah, lahir dari individu yang memiliki ketaqwaan kepada Allah Swt. Orang yang bertaqwa senantiasa mentaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, serta menunjukkan perilaku yang baik.
Sifat-sifat terpuji ini bisa diwujudkan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, baik di rumah, di sekolah, maupun di lingkungan masyarakat. Contohnya, menepati janji, bersyukur ketika menerima kebaikan, dan bertanggung jawab atas setiap tindakan yang dilakukan.
Bagi siapapun, memiliki perilaku dan akhlak mulia adalah cerminan dari sifat terpuji. Orang yang berbicara dengan kata-kata yang sopan, menghormati orang tua dan orang yang lebih tua, serta menyayangi yang lebih muda, akan disenangi oleh orang-orang di sekitarnya dan akan memiliki sedikit musuh.
Dengan demikian, keharmonisan dan kedamaian dalam kehidupan akan terwujud secara alami. [dutaislam.or.id/ab]
