Iklan

Iklan

,

Iklan

Implementasi Asma'ul Husna Al-Basith (الْبَاسِطُ) - Yang Maha Meluaskan

Duta Islam #05
2 Okt 2024, 12:57 WIB Ter-Updated 2024-10-02T05:57:34Z
Download Ngaji Gus Baha
makna asmaul husna al-basith maha meluaskan rezeki
Al-Basith, Allah Maha Melapangkan dan Meluaskan.


Dutaislam.or.id - Al-Basith (الْبَاسِطُ) merupakan salah satu dari 99 nama Allah Swt yang dikenal sebagai Asma'ul Husna. Secara bahasa, "Al-Basith" berasal dari akar kata "basatha" (بَسَطَ) yang berarti "meluaskan" atau "mengembangkan." 


Dalam konteks sifat Allah, Al-Basith adalah Dzat yang meluaskan rezeki, rahmat, dan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya. Allah Swt adalah Dzat yang meluaskan kebaikan, rahmat, dan kemuliaan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Al-Basith juga dapat berarti Allah Swt yang meluaskan hati para hamba-Nya untuk menerima petunjuk, ilmu, dan cahaya-Nya.


Allah Swt yang memiliki sifat Al-Basith adalah Dzat yang Maha Pemurah dalam mengaruniakan segala bentuk kebaikan kepada seluruh makhluk-Nya. Allah Swt memberikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya dengan penuh keluasan, tanpa ada yang mampu menghitung atau menahan pemberian-Nya.


Dalil Al-Qur'an tentang Al-Basith

Allah Swt menggunakan konsep Al-Basith dalam beberapa ayat Al-Qur'an untuk menunjukkan kuasa-Nya dalam meluaskan rezeki dan rahmat-Nya. Salah satu dalil yang menyebutkan sifat ini adalah:


قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ


Terjemah: 

"Katakanlah: 'Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya (bagi siapa yang Dia kehendaki), tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui". (QS. Saba' 34:36)


Dalam ayat ini, Allah Swt menegaskan bahwa Dialah yang memiliki kuasa penuh atas pemberian rezeki. Dia melapangkan (basatha) rezeki bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya dan juga bisa menyempitkannya (qadara) bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya. 


Ini menunjukkan bahwa Allah Swt-lah yang mengatur segala bentuk kebaikan dan rahmat yang turun kepada makhluk-Nya, baik dalam bentuk rezeki yang tampak maupun yang tidak tampak.


Penjelasan Para Ulama tentang Al-Basith

Para ulama memberikan berbagai penjelasan terkait makna dan implikasi dari sifat Allah Swt Al-Basith. Berikut beberapa pandangan ulama tentang sifat ini.


Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Allah Swt adalah Dzat yang meluaskan rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya sebagai bentuk rahmat dan kasih sayang-Nya. Dia juga mampu menyempitkan rezeki untuk menguji iman dan kesabaran hamba-Nya. Kedua sifat Al-Basith (Meluaskan) dan Al-Qabidh (Menyempitkan) adalah tanda kekuasaan Allah Swt yang sempurna dan bijaksana.


Imam Al-Ghazali dalam kitabnya "Al-Maqshadul Asna" menyebutkan bahwa Al-Basith adalah Dzat yang memberikan keluasan dalam berbagai bentuk, baik dalam hal materi, ilmu, maupun rahmat. Allah Swt meluaskan hati hamba-Nya sehingga menjadi lapang dan mampu menerima kebenaran serta ilmu. Dalam konteks ini, Al-Basith menunjukkan kemurahan Allah Swt dalam membimbing dan memberikan petunjuk kepada hamba-Nya.


Asy-Syaukani dalam tafsirnya juga menekankan bahwa Al-Basith adalah sifat Allah Swt yang menunjukkan kelapangan rahmat dan pemberian-Nya. Dia meluaskan rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya sebagai bentuk kebaikan dan kebijaksanaan Allah Swt dalam mengatur kehidupan hamba-Nya.


Implementasi Makna Al-Basith

Pemahaman terhadap sifat Allah Swt Al-Basith memiliki implikasi yang signifikan dalam kehidupan seorang Muslim. Di antaranya adalah:


1. Kepercayaan dan Ketergantungan kepada Allah Swt

Menyadari bahwa Allah Swt adalah Al-Basith yang meluaskan rezeki dan rahmat-Nya, seorang Muslim harus memiliki kepercayaan penuh dan bergantung hanya kepada Allah Swt dalam setiap urusan. Dia-lah yang meluaskan rezeki dan rahmat sesuai kehendak-Nya, dan tidak ada satu pun makhluk yang dapat mengubah takdir-Nya.


2. Kesyukuran dan Kesabaran

Mengetahui bahwa Allah Swt dapat meluaskan dan menyempitkan rezeki sebagai ujian atau rahmat, seorang Muslim hendaknya selalu bersyukur ketika mendapatkan keluasan rezeki dan bersabar saat mendapat kesempitan. Dengan menyadari bahwa segala sesuatu berasal dari Allah Swt, seorang hamba akan lebih mudah menerima setiap ketentuan dengan hati lapang.


3. Kedermawanan dan Kepedulian

Seorang Muslim yang memahami sifat Al-Basith akan termotivasi untuk meneladani sifat ini dengan cara menjadi pribadi yang dermawan dan peduli terhadap sesama. Dia akan berusaha meluaskan manfaat kepada orang lain, baik dalam bentuk harta, ilmu, maupun dukungan moral.


4. Optimisme dan Harapan

Dengan mengetahui bahwa Allah Swt adalah Al-Basith, seorang Muslim akan selalu optimis dan memiliki harapan bahwa Allah Swt akan melapangkan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya. Dia akan percaya bahwa setiap kesulitan pasti ada kemudahan yang Allah Swt siapkan.


Allah Al-Basith, Dzat yang meluaskan kebaikan, senantiasa memberikan rahmat-Nya tanpa batas kepada siapa pun yang dikehendaki-Nya, dan kita sebagai hamba-Nya perlu untuk selalu berusaha mendekatkan diri kepada-Nya dengan amal shalih dan ketakwaan. [dutaislam.or.id/ai/ab]

Iklan

close
Iklan Flashdisk Gus Baha