Ilustrasi jalan terbaik dan tercepat menuju Allah. Foto: istimewa. |
Dutaislam.or.id - Abu Sa'id Abu Al-Khair (w. 1049 M), seorang Sufi dan penyair Persia yang masyhur, dikenal luas karena kontribusinya yang besar terhadap tradisi sufi dunia.
Namanya bergema hingga ke wilayah Spanyol, dan dia dikenang sebagai salah satu penulis sufi pertama yang menggunakan puisi cinta sebagai sarana untuk mengekspresikan serta menjelaskan mistisisme dan spiritualitasnya.
Abu Sa'id menghabiskan sebagian besar hidupnya di Nishapur, Khurasan, wilayah Persia, dan selama hidupnya, ia melahirkan banyak pandangan yang mendalam dan inspiratif.
Salah satu pandangan yang terkenal muncul saat seorang muridnya menanyakan tentang jalan terbaik menuju Tuhan:
سُئِل شيخنا ابو سعيد ابن ابى الخير: ما عدد الطرق من الخلق إلى الحق؟ فقال: -فى رواية-أكثر من ألف طريق، و قال-فى رواية أخرى-: الطريق إلى الحق بعدد ذرات الموجودات، و لكن ليس هناك طريق أقرب و أفضل و أسرع من العمل على راحة شخص. و قد سرت فى هذا الطريق، و إننى أوصى الجميع به. (أسرار التوحيد في مقامات أبي سعيد)
Terjemah:
"Berapa banyak jalan menuju Allah?" Abu Sa'id menjawab: "Ada lebih dari seribu jalan menuju Tuhan." Di kesempatan lain, ia berkata, "Jalan menuju Allah sebanyak partikel yang ada di alam semesta ini. Namun, tidak ada jalan yang lebih dekat, lebih baik, dan lebih cepat daripada memberikan kenyamanan kepada orang lain. Aku telah menempuh jalan ini, dan aku selalu menganjurkannya kepada semua orang." (Asrarut Tauhid fi Maqamat Abi Sa’id, hlm. 327-327).
Pernyataan ini sejalan dengan esensi ajaran Islam. Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad Saw bersabda:
المسلم من سلم المسلمون من لسانه ويده
Terjemah:
"Seorang muslim adalah orang yang orang-orang muslim lainnya merasa damai, aman, dan nyaman dari lisan dan tangannya."
Dalam riwayat lain disebutkan:
المسلم من سلم الناس من لسانه ويده
Terjemah:
"Seorang muslim adalah orang yang kehadirannya membuat semua orang merasa damai, aman, dan nyaman dari lisan dan tangannya."
Pandangan Abu Sa'id ini menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama manusia sebagai jalan yang paling efektif menuju Tuhan.
Ini menunjukkan bahwa kesejahteraan dan kedamaian orang lain merupakan bagian integral dari perjalanan spiritual yang sejati, dan hal ini selaras dengan ajaran Rasulullah Saw yang menekankan kedamaian dan kenyamanan dalam berinteraksi dengan orang lain. [dutaislam.or.id/ab]