![]() |
Ilustrasi memberi nasehat kepada orang lain. Foto: istimewa. |
Dutaislam.or.id - Nasehat dalam Islam memiliki peran penting sebagai ajakan menuju kebaikan dan kebenaran. Seperti yang diajarkan dalam Al-Qur'an, umat Islam dianjurkan untuk saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran, sebagaimana firman Allah Swt dalam surat Al-Ashr:
وَالْعَصْرِ# إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ# إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Terjemah:
"Demi masa, sungguh manusia itu dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, serta saling menasihati untuk kebenaran, dan saling menasihati untuk kesabaran" (QS. Al-Ashr: 1-3)
Di antara nasihat yang penuh hikmah adalah nasihat yang diberikan oleh Malaikat Jibril kepada Rasulullah Saw. Dalam sebuah hadits, Jibril memberikan tiga pesan yang sangat berharga, yang relevan bagi setiap umat Muslim dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Rasulullah Saw bersabda:
أتاني جبريلُ، فقال: يا محمدُ عِشْ ما شئتَ فإنك ميِّتٌ، وأحبِبْ ما شئتَ، فإنك مُفارِقُه، واعملْ ما شئتَ فإنك مَجزِيٌّ به، واعلمْ أنَّ شرَفَ المؤمنِ قيامُه بالَّليلِ، وعِزَّه استغناؤه عن الناسِ
Terjemah:
"Jibril pernah datang kepadaku seraya berkata, 'Hai Muhammad! Hiduplah sesukamu, sesungguhnya engkau akan mati. Cintailah siapa saja yang engkau senangi, sesungguhnya engkau pasti akan berpisah dengannya. Dan beramallah semaumu, sesungguhnya engkau akan menuai balasannya. Ketahuilah bahwa kemuliaan seorang mukmin terletak pada salat malam dan kehormatannya adalah rasa kecukupan dari manusia'". (HR. Thabrani, No. 831)
Berikut adalah tiga nasihat utama yang disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Rasulullah, yang menjadi pelajaran penting bagi kita semua.
1. Kehidupan yang Sementara
Malaikat Jibril mengingatkan Rasulullah Saw tentang kefanaan kehidupan dunia:
عِشْ مَا شِــئْتَ فَإِنَّـكَ مَـيِّتٌ
"Hiduplah sesukamu, karena sesungguhnya kamu akan mati".
Peringatan ini menegaskan bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara, dan setiap makhluk yang bernyawa akan merasakan kematian. Allah Swt juga menegaskan hal ini dalam Al-Qur'an:
وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
"Dan hanya pada hari kiamat-lah diberikan dengan sempurna balasanmu." (QS Ali Imran: 185)
Seringkali, manusia terjebak dalam kesenangan duniawi dan melupakan kenyataan bahwa kematian adalah sesuatu yang pasti. Padahal, dengan selalu mengingat kematian (dzikrul maut), kita bisa lebih bijaksana dalam menjalani kehidupan, lebih fokus untuk meningkatkan keimanan, dan lebih tekun dalam beribadah kepada Allah Swt.
2. Cinta yang Terbatas
Nasihat kedua dari Malaikat Jibril adalah tentang cinta dan keterbatasannya:
وَأَحْبِبْ مَنْ شِئْتَ فَإِنَّكَ مَفَارِقُهُ
"Cintailah siapa yang kamu suka, karena sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya."
Perasaan cinta adalah fitrah manusia. Dalam kehidupan ini, kita menjalin hubungan dengan banyak orang, baik itu teman, sahabat, atau pasangan hidup. Namun, Malaikat Jibril mengingatkan bahwa cinta terhadap makhluk duniawi harus disikapi dengan bijak. Sebesar apapun cinta kita kepada seseorang, pada akhirnya kita akan berpisah dengan mereka.
Allah Swt adalah satu-satunya yang abadi, dan hanya kepada-Nya segala sesuatu akan kembali. Oleh karena itu, cinta kepada Allah Swt harus selalu menjadi prioritas utama dalam hidup kita, melebihi cinta kepada dunia dan isinya.
3. Setiap Perbuatan Ada Balasannya
Nasihat ketiga dari Malaikat Jibril menyangkut amal perbuatan:
وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِه
"Berbuatlah sesukamu, karena sesungguhnya engkau akan diberi balasan karenanya."
Dalam hidup, manusia bebas melakukan kebaikan atau keburukan. Namun, setiap perbuatan pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal. Allah Swt berfirman:
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
"Barang siapa yang berbuat kebaikan sebesar atom, dia akan melihatnya, dan barang siapa yang berbuat keburukan sebesar atom, dia juga akan melihatnya." (QS. Az-Zalzalah: 7-8)
Ayat ini menekankan bahwa sekecil apapun amal perbuatan kita, baik atau buruk, pasti akan diperhitungkan oleh Allah Swt. Karena itu, jangan pernah meremehkan perbuatan baik, sekecil apapun, karena di situlah mungkin letak keridhaan Allah. Sebaliknya, jangan menganggap remeh perbuatan buruk, sekecil apapun, karena bisa jadi di situlah kemurkaan Allah bersemayam.
Rasulullah Saw juga bersabda:
لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاه
Terjemah:
"Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai ia ditanya tentang umurnya ke mana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana ia mengamalkannya, tentang hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya." (HR Tirmidzi)
Hadits ini mempertegas bahwa setiap perbuatan manusia akan dimintai pertanggungjawaban. Karena itu, kita harus berhati-hati dalam setiap tindakan, selalu berusaha untuk memperbanyak amal kebaikan dan menjauhi perbuatan buruk. [dutaislam.or.id/ab]