Iklan

Iklan

,

Iklan

Kisah Rasulullah Dilempari Batu oleh Bani Tsaqif dan Bersembunyi di Kebun Kurma

Duta Islam #02
3 Okt 2024, 01:48 WIB Ter-Updated 2024-10-02T18:48:14Z
Download Ngaji Gus Baha

ilustrasi rasulullah dilempar batu di thaif
Ilustrasi dilempar batu. Foto: istimewa.

Dutaislam.or.id - Kisah Rasulullah Saw dilempari batu oleh Bani Tsaqif di Thaif adalah salah satu episode paling menyentuh dalam kehidupan beliau. Peristiwa ini terjadi setelah beliau menghadapi berbagai penolakan dan kekerasan di Mekkah. 


Rasulullah kemudian memutuskan untuk pergi ke Thaif, sebuah kota yang berjarak sekitar 60 mil dari Mekkah, untuk berdakwah kepada suku Tsaqif. Beliau berharap, jika penduduk Thaif menerima dakwah Islam, itu bisa menjadi perlindungan dan dukungan baru bagi beliau dan umat Muslim yang teraniaya.


Pada tahun kesepuluh kenabian, tepat setelah wafatnya istri beliau, Khadijah binti Khuwailid, dan paman beliau, Abu Thalib, Rasulullah merasa terpukul secara emosional dan sosial. Wafatnya dua orang terdekat ini membuat beliau kehilangan dua pelindung utama dari kekerasan kaum Quraisy. Beliau menyadari bahwa semakin lama tinggal di Mekkah tanpa dukungan bisa mengancam keselamatan umat Muslim. Maka, beliau memutuskan untuk pergi ke Thaif bersama Zaid bin Haritsah, mantan budak yang telah diangkat menjadi anak angkatnya.


Sesampainya di Thaif, Rasulullah bertemu dengan para pemimpin suku Tsaqif, dan beliau dengan penuh kelembutan mengajak mereka untuk menerima ajaran Islam. Namun, sambutan yang diharapkan justru berbalik menjadi penghinaan. 


Para pemimpin Tsaqif tidak hanya menolak ajakan beliau, tetapi juga memperolok, menghina, dan memperlakukan beliau dengan kejam. Tidak berhenti sampai di situ, mereka bahkan menghasut orang-orang awam untuk mengusir Rasulullah dari Thaif dengan kekerasan.


Dalam keadaan terluka dan dihina, Rasulullah dan Zaid bin Haritsah terpaksa meninggalkan Thaif. Namun, para penduduk tidak membiarkan mereka pergi begitu saja. Anak-anak dan orang-orang awam di kota itu mulai melempari Rasulullah dengan batu. 


Setiap langkah yang beliau ambil diiringi dengan serangan. Luka-luka mulai menghiasi tubuh Rasulullah, dan darah mengalir dari kaki beliau. Zaid bin Haritsah, yang setia menemani Rasulullah, berusaha melindungi beliau dengan tubuhnya sendiri, tetapi dia juga mengalami luka-luka parah akibat serangan batu.


Rasulullah Saw dan Zaid terus berusaha melarikan diri hingga akhirnya mereka menemukan tempat perlindungan di sebuah kebun anggur milik dua bersaudara, Utbah bin Rabi'ah dan Syaibah bin Rabi'ah. Kedua orang ini, meskipun bukan pengikut Rasulullah, merasa kasihan melihat kondisi beliau yang terluka parah dan memberikan perlindungan sementara di kebun mereka.


Doa Rasulullah di Kebun Anggur

Dalam keadaan lelah, terluka, dan penuh kesedihan, Rasulullah berdoa kepada Allah. Doa beliau pada saat itu adalah bukti ketulusan hati dan penghambaan beliau kepada Allah. Beliau tidak marah atau membalas dengan doa keburukan kepada penduduk Thaif. 


Sebaliknya, beliau mengadu dan memohon kekuatan kepada Allah, serta berharap agar Allah memberikan petunjuk kepada orang-orang tersebut. Berikut adalah potongan doa Rasulullah yang sangat menyentuh pada saat itu:


"Ya Allah, kepada-Mu aku mengadukan kelemahan kekuatanku, kekuranganku dalam bertindak, dan kehinaanku di hadapan manusia. Ya Arhamar Rahimin (Maha Pengasih di antara para pengasih), Engkaulah Tuhan orang-orang yang lemah, dan Engkau adalah Tuhanku. Kepada siapa lagi aku harus berlindung? Kepada musuh yang mengusirku? Atau kepada kerabat yang Kau beri kuasa atas diriku? Namun, selama Engkau tidak murka padaku, aku tidak peduli. Hanya, keselamatan dari-Mu lebih luas bagiku. Aku berlindung dengan cahaya wajah-Mu yang menerangi segala kegelapan, dan dengannya segala urusan dunia dan akhirat menjadi baik, agar Engkau tidak menimpakan murka-Mu padaku. Kepada-Mu aku mengadukan segalanya sampai Engkau ridha. Tiada daya dan upaya kecuali dengan-Mu."


Doa ini menunjukkan betapa mendalamnya keyakinan dan keteguhan hati Rasulullah. Meskipun diperlakukan dengan sangat buruk, beliau tidak menyimpan dendam terhadap penduduk Thaif.


Pertolongan dari Allah

Melihat kondisi Rasulullah, Utbah dan Syaibah merasa iba dan memerintahkan pelayannya yang bernama Addas, seorang budak Kristen, untuk memberikan anggur kepada Rasulullah. Addas yang berasal dari Ninawa, Irak, memperhatikan Rasulullah dengan seksama. Saat Rasulullah mengambil anggur itu, beliau mengucapkan "Bismillah", sesuatu yang asing bagi Addas. Penasaran, Addas bertanya kepada Rasulullah siapa beliau dan dari mana asalnya.


Rasulullah Saw kemudian menjelaskan bahwa beliau adalah seorang Nabi, dan Addas yang berasal dari Ninawa terkejut ketika mendengar bahwa Rasulullah mengetahui tentang kota asalnya dan Nabi Yunus yang berasal dari sana. Rasulullah menjelaskan bahwa Yunus adalah seorang nabi seperti beliau, yang diutus oleh Allah. Mendengar hal ini, Addas tersentuh hatinya dan segera mencium kepala, tangan, dan kaki Rasulullah sebagai tanda penghormatan. Addas kemudian memeluk Islam setelah mendengar ajaran Rasulullah.


Kembali ke Mekkah Lagi

Setelah beberapa waktu beristirahat di kebun anggur itu, Rasulullah memutuskan untuk kembali ke Makkah. Namun, perjalanan pulang bukan tanpa kesulitan. Saat beliau sampai di pinggiran kota Makkah, Rasulullah mengirim utusan untuk meminta perlindungan dari beberapa pemimpin Makkah agar bisa kembali dengan aman. 


Akhirnya, Mut'im bin Adi, salah satu pemimpin Quraisy yang masih memiliki rasa hormat kepada tradisi perlindungan, menyetujui untuk melindungi Rasulullah dan mengantarkannya masuk ke Makkah dengan selamat.


Peristiwa ini meninggalkan jejak mendalam dalam sejarah dakwah Rasulullah. Meski beliau diperlakukan dengan sangat buruk, kesabaran, pengampunan, dan keteguhan hati beliau tetap menjadi teladan agung bagi umat Muslim. 


Kisah ini juga mengajarkan bahwa dalam menghadapi penolakan dan kesulitan, seorang Muslim harus selalu kembali kepada Allah, mencari kekuatan, dan tetap bersabar. Hasil dari segala usaha adalah milik Allah, dan setiap kesulitan pasti akan ada kemudahan. [dutaislam.or.id/ai]

Iklan

close
Iklan Flashdisk Gus Baha