![]() |
Ilustrasi Suroqoh bin Malik mengejar hijrah Nabi. Foto: istimewa. |
Dutaislam.or.id - Kisah Suraqah bin Malik saat Rasulullah Saw hijrah bersama Abu Bakar merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam yang menunjukkan kebesaran mukjizat Nabi Saw dan keadilan beliau terhadap musuh-musuhnya. Peristiwa ini terjadi ketika Nabi Muhammad Saw dan Abu Bakar sedang dalam perjalanan hijrah dari Mekah ke Madinah.
Kisah dimulai pada tahun ke-13 kenabian, dimana umat Muslim di Mekah mengalami tekanan dan ancaman yang semakin meningkat dari kaum Quraisy. Rasulullah Saw menerima wahyu dari Allah Swt agar hijrah ke Madinah, di mana Islam dapat berkembang tanpa gangguan dan permusuhan kaum kafir Quraisy. Rasulullah Saw dan sahabat karibnya, Abu Bakar ash-Shiddiq, pun memulai perjalanan mereka menuju Madinah secara rahasia.
Kaum Quraisy, yang mengetahui bahwa Nabi Saw hendak hijrah, menawarkan hadiah besar bagi siapa saja yang dapat menangkap atau membunuh beliau. Para pemburu bayaran pun mulai menyebar untuk mencari Nabi Saw dan Abu Bakar. Di antara mereka adalah seorang pemburu terkenal bernama Suraqah bin Malik.
Pengejaran Suraqah bin Malik
Suraqah bin Malik adalah seorang pria dari suku Bani Mudlij, yang ahli dalam melacak jejak di padang pasir. Saat mendengar tentang hadiah besar yang ditawarkan Quraisy, ia tergoda untuk mendapatkan hadiah tersebut.
Suatu hari, ketika ia sedang duduk bersama kaumnya, seseorang datang dan memberi tahu bahwa ia melihat dua orang berjalan menuju arah Madinah. Suraqah, yang tahu ini adalah kesempatan besar, berpura-pura tidak tertarik. Namun, setelah orang tersebut pergi, ia segera mempersiapkan kudanya dan pergi mengejar Rasulullah Saw dan Abu Bakar sendirian.
Dengan keahliannya dalam melacak, Suraqah berhasil menemukan jejak Nabi Saw dan Abu Bakar yang berjalan di padang pasir. Semakin dekat, hatinya semakin dipenuhi keinginan untuk menangkap Rasulullah Saw dan mengklaim hadiahnya.
Ketika Suraqah semakin mendekati Rasulullah Saw, terjadi sebuah keajaiban. Kuda yang ditunggangi Suraqah tiba-tiba terperosok ke dalam pasir. Suraqah berusaha keras untuk melepaskan kudanya, namun semakin ia berusaha, semakin kudanya terbenam ke dalam pasir.
Pada saat inilah Suraqah menyadari bahwa ia tidak berhadapan dengan orang biasa. Ketakutan menyelimutinya, dan ia pun menyadari bahwa Rasulullah Saw adalah utusan Allah yang dilindungi oleh-Nya.
Suraqah dengan segera meminta pertolongan kepada Rasulullah Saw. Ia memohon dengan penuh kerendahan hati agar Rasulullah Saw menyelamatkannya dari kondisi tersebut. Rasulullah Saw yang penuh kasih sayang dan pengampun, meskipun dikejar untuk dibunuh, tidak menolak permintaan Suraqah.
Beliau Saw mengangkat tangan dan berdoa kepada Allah agar tanah yang menelan kuda Suraqah kembali menjadi padat, dan doa Rasulullah Saw dikabulkan. Kuda Suraqah pun bisa kembali berdiri di atas tanah dengan selamat.
Setelah selamat dari bencana tersebut, Suraqah bin Malik tidak hanya merasa takjub, tetapi juga sadar bahwa dirinya berhadapan dengan kebenaran. Ia mendekati Nabi Saw dengan penuh rasa hormat dan meminta jaminan keselamatan. Rasulullah Saw memberinya jaminan keamanan, bahkan menuliskan perjanjian damai di atas sehelai kulit sebagai bukti bahwa ia tidak akan disakiti oleh kaum Muslim di masa depan.
Suraqah kemudian memohon kepada Rasulullah Saw agar merahasiakan pertemuan tersebut agar kaum Quraisy tidak mengetahui bahwa ia gagal dalam misinya. Rasulullah Saw setuju, dan Suraqah pun kembali ke kaumnya tanpa melanjutkan pengejarannya. Ia menyimpan cerita ini hingga bertahun-tahun kemudian, hingga akhirnya ia memeluk Islam setelah penaklukan Mekah.
Janji Kemenangan dari Rasulullah Saw
Kisah ini tidak berakhir di situ. Dalam percakapan antara Suraqah dan Rasulullah Saw, terjadi peristiwa menarik. Rasulullah Saw berkata kepada Suraqah, "Wahai Suraqah, bagaimana jika engkau suatu hari kelak mengenakan gelang-gelang kebesaran Kisra (Raja Persia)?"
Suraqah yang mendengar ini merasa heran karena saat itu, Islam masih berada dalam kondisi yang lemah. Namun, ucapan Rasulullah Saw adalah sebuah janji dari Allah.
Tahun demi tahun berlalu. Setelah penaklukan Persia oleh pasukan Muslim di masa Khalifah Umar bin Khattab, harta benda Kisra termasuk gelang kebesarannya jatuh ke tangan kaum Muslim. Khalifah Umar memanggil Suraqah dan memakaikan gelang-gelang Kisra tersebut kepadanya, sebagai penggenapan janji Rasulullah Saw. Hal ini menunjukkan bahwa ucapan Rasulullah Saw adalah wahyu dari Allah yang pasti terjadi.
Kisah ini menggambarkan kekuatan iman dan kasih sayang dalam dakwah Islam serta menunjukkan betapa mulianya akhlak Rasulullah Saw dalam menghadapi para musuhnya. [dutaislam.or.id/ai/ab]