Iklan

Iklan

,

Iklan

Makna As-Syakur (الشَّكُورُ), Allah Yang Maha Menghargai Kebaikan

Duta Islam #05
2 Okt 2024, 14:20 WIB Ter-Updated 2024-10-02T07:20:14Z
Download Ngaji Gus Baha
makna as-syakur allah maha menghargai perbuatan amal makhluk
As-Syakur, Allah Maha Menghargai Amal Hamba-Nya.


Dutaislam.or.id - As-Syakur (الشَّكُورُ) adalah salah satu dari 99 asmaul husna yang menunjukkan sifat Allah Swt Yang Maha Bersyukur atau Yang Maha Menghargai. Kata "As-Syakur" berasal dari akar kata bahasa Arab "syakara," yang berarti bersyukur atau berterima kasih. 


Dalam konteks sifat Allah Swt, As-Syakur mengandung makna bahwa Allah Swt sangat menghargai dan memberi balasan yang besar atas kebaikan dan ibadah yang dilakukan oleh hamba-hamba-Nya, meskipun amal mereka mungkin tampak kecil. Allah Swt memberikan ganjaran yang jauh lebih besar daripada usaha yang dikeluarkan oleh hamba-Nya.


Sifat As-Syakur menunjukkan betapa murah hati dan pemurahnya Allah Swt dalam memberikan balasan kepada hamba-Nya. Allah Swt tidak hanya membalas amal kebaikan dengan setara, tetapi Dia melipatgandakannya dengan karunia dan rahmat-Nya. Allah Swt juga mencatat setiap amal baik hamba-Nya, sekecil apa pun, dan memberikan balasan yang berlipat ganda, menunjukkan penghargaan-Nya yang besar atas usaha hamba-Nya untuk taat dan beribadah.


Dalil Al-Quran tentang As-Syakur

Sifat Allah Swt As-Syakur disebutkan dalam beberapa ayat Al-Quran yang menekankan penghargaan dan balasan Allah Swt atas amal perbuatan hamba-Nya. Berikut ini adalah beberapa ayat yang menggambarkan sifat As-Syakur:


إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ


Terjemah: 

"Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri." (QS. Fathir: 30)


Ayat ini menegaskan bahwa Allah Swt bukan hanya Maha Pengampun, tetapi juga Maha Mensyukuri. Allah Swt tidak pernah mengabaikan kebaikan yang dilakukan oleh hamba-Nya, dan Dia selalu menghargai setiap usaha yang dilakukan untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Penghargaan Allah Swt atas kebaikan hamba-Nya menunjukkan kasih sayang dan perhatian-Nya yang luar biasa.


Dalam ayat lain, Allah Swt berfirman:


وَمَا يُقَرِّبُكُمْ إِلَيْنَا زُلْفَىٰ إِلَّا مَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَأُوْلَٰئِكَ لَهُمْ جَزَاءُ الضِّعْفِ بِمَا عَمِلُوا وَهُمْ فِي الْغُرُفَاتِ آمِنُونَ


Terjemah: 

"Dan tidaklah yang mendekatkan kalian kepada Kami kecuali orang yang beriman dan beramal saleh; bagi mereka itu balasan yang berlipat ganda atas apa yang telah mereka kerjakan, dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam surga)". (QS. Saba': 37)


Ayat ini menunjukkan bahwa Allah Swt memberikan balasan yang berlipat ganda kepada hamba-Nya yang beriman dan beramal saleh. Ini adalah manifestasi dari sifat As-Syakur, di mana Allah Swt menghargai setiap amal baik yang dilakukan dan memberikan balasan yang jauh lebih besar daripada usaha yang dikeluarkan.


Penjelasan Para Ulama tentang As-Syakur

Para ulama memberikan berbagai pandangan dan tafsir mengenai makna dan implikasi dari asma Allah Swt As-Syakur. Berikut adalah beberapa pandangan dari para ulama.


Imam Al-Ghazali dalam karyanya "Al-Maqshadul Asna" menyatakan bahwa As-Syakur adalah Allah Swt yang menerima amal baik hamba-Nya dan memberikan balasan yang berlipat ganda. 


Menurut Al-Ghazali, sifat As-Syakur menunjukkan bahwa Allah Swt tidak hanya mencatat amal baik hamba-Nya tetapi juga membalasnya dengan karunia yang besar, meskipun amal tersebut mungkin tampak kecil atau sederhana. Al-Ghazali menekankan bahwa Allah Swt sangat pemurah dan menghargai setiap usaha hamba-Nya untuk mendekatkan diri kepada-Nya.


Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa sifat As-Syakur berarti Allah Swt mengakui dan memberi balasan yang lebih besar atas kebaikan yang dilakukan oleh hamba-Nya. Allah Swt sangat menghargai amal ibadah dan ketaatan hamba-Nya, dan Dia membalas mereka dengan kebaikan yang melimpah di dunia dan di akhirat. Ibnu Katsir menekankan bahwa sifat As-Syakur adalah manifestasi dari kasih sayang Allah Swt kepada hamba-Nya dan keinginan-Nya untuk memberikan rahmat kepada mereka.


Imam An-Nawawi dalam kitabnya "Al-Maqhasid" menyebutkan bahwa sifat As-Syakur menunjukkan kemurahan hati Allah Swt dalam memberikan balasan atas amal baik. Allah Swt tidak pernah mengabaikan amal baik sekecil apa pun, dan Dia selalu memberikan ganjaran yang lebih besar dari yang seharusnya. An-Nawawi menekankan bahwa sifat As-Syakur ini mengajarkan manusia untuk selalu bersyukur atas nikmat dan karunia Allah Swt, serta berusaha untuk melakukan kebaikan meskipun tampak kecil.


Syaikh As-Sa'di dalam tafsirnya menggarisbawahi bahwa As-Syakur berarti Allah Swt menerima amal baik hamba-Nya, memperbanyak pahala mereka, dan memberi mereka balasan yang jauh lebih besar dari usaha mereka. 


Syaikh As-Sa'di menjelaskan bahwa sifat ini menunjukkan betapa pemurah dan penuh kasih sayang Allah Swt terhadap hamba-Nya. Allah Swt sangat menghargai setiap usaha untuk kebaikan dan selalu siap memberi balasan yang melimpah sebagai tanda kasih sayang-Nya.


Makna As-Syakur Bagi Hamba-Nya

Memahami makna As-Syakur membawa kita kepada kesadaran bahwa Allah Swt selalu menghargai dan memberi balasan yang besar atas setiap kebaikan yang dilakukan oleh hamba-Nya. Ini mengajarkan kita untuk tidak pernah meremehkan amal kebaikan, betapapun kecilnya. 


Setiap kebaikan yang kita lakukan, baik itu dalam bentuk ibadah, sedekah, atau membantu sesama, akan dihargai oleh Allah Swt dan dibalas dengan kebaikan yang lebih besar.


Sifat As-Syakur juga mengajarkan kita untuk selalu bersyukur atas nikmat dan karunia Allah Swt. Allah Swt yang Maha Menghargai akan memberi lebih banyak lagi kepada hamba-Nya yang bersyukur. Dengan bersyukur, kita mengakui bahwa segala nikmat datang dari Allah Swt, dan kita menunjukkan ketundukan dan ketaatan kita kepada-Nya.


Selain itu, memahami bahwa Allah Swt adalah As-Syakur mengajarkan kita untuk meneladani sifat ini dengan menghargai kebaikan orang lain. Sebagaimana Allah Swt menghargai kebaikan hamba-Nya, kita juga harus menghargai dan berterima kasih kepada sesama atas kebaikan yang mereka lakukan kepada kita. Sikap ini akan memperkuat ikatan sosial dan menciptakan suasana saling menghargai dan menghormati.


Kita juga diingatkan untuk tidak putus asa dalam berbuat baik, meskipun mungkin tidak ada yang melihat atau menghargai usaha kita. Allah Swt yang Maha Menghargai akan selalu melihat dan mencatat setiap amal baik, dan Dia akan memberikan balasan yang berlipat ganda. Keyakinan ini memberi kita motivasi untuk terus berbuat baik dan meningkatkan kualitas ibadah kita.


Sifat As-Syakur juga mengajarkan kita untuk menghargai kebaikan orang lain dan berusaha untuk meneladani kemurahan hati Allah Swt dalam kehidupan sehari-hari. Hanya dengan bersyukur dan berbuat baik, kita dapat meraih rahmat dan ridha Allah Swt serta hidup dalam kebahagiaan di dunia dan di akhirat. [dutaislam.or.id/ai/ab]

Iklan