![]() |
Ilustrasi kisah hidup orang shalih. Foto: istimewa. |
Dutaislam.or.id - Dalam kehidupan yang penuh dengan kesibukan dan tantangan, seringkali kita merasakan sulitnya mencari waktu untuk bergaul atau berinteraksi dengan orang-orang saleh. Padahal, keberadaan mereka di sekitar kita bisa menjadi inspirasi dan motivasi untuk terus meningkatkan kualitas iman dan ibadah.
Namun, ketika interaksi langsung dengan mereka menjadi tantangan, Imam Al-Ghazali memberikan sebuah nasehat yang sangat berharga. Beliau mengatakan, “Jika sulit untuk melihat dan bergaul dengan orang-orang saleh, maka tidak ada yang lebih bermanfaat bagi jiwa selain mendengar kisah-kisah mereka, membaca cerita-cerita mereka, dan apa yang mereka lakukan dalam kesungguhan beribadah.”
Nasehat ini menggambarkan betapa pentingnya kita mengambil pelajaran dari perjalanan hidup orang-orang saleh, meskipun hanya melalui kisah-kisah yang mereka tinggalkan. Dalam pandangan Islam, kisah-kisah orang saleh bukan hanya sekadar cerita sejarah, tetapi juga sumber inspirasi yang dapat memperbaiki akhlak, memperkuat iman, dan membimbing kita ke jalan yang lurus.
Kisah-kisah para nabi, sahabat, dan ulama terdahulu mengandung banyak hikmah yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka adalah teladan yang menunjukkan bahwa meskipun hidup penuh dengan cobaan, dengan iman dan takwa, kita dapat menghadapi semua rintangan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.
Salah satu contoh yang paling kuat adalah kisah Nabi Ibrahim as, yang diuji dengan perintah Allah untuk menyembelih putranya, Ismail as. Kisah ini tercatat dalam Al-Qur'an:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعْىَ قَالَ يَٰبُنَىَّ إِنِّىٓ أَرَىٰ فِى ٱلْمَنَامِ أَنِّىٓ أَذْبَحُكَ فَٱنظُرْ مَاذَا تَرَىٰۚ قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّـٰبِرِينَ
Terjemah:
"Ketika anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu! Ia menjawab: Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar." (QS. Ash-Shaffat: 102).
Dari kisah ini, kita dapat belajar tentang ketaatan Nabi Ibrahim as dan kesabaran Ismail As dalam menjalani perintah Allah, meskipun berat. Kisah-kisah semacam ini memberikan pelajaran penting bahwa keimanan yang kokoh dan kesabaran dalam menjalankan perintah Allah merupakan jalan untuk mendapatkan ridha-Nya.
Dakwah tidak harus selalu disampaikan dalam bentuk ceramah atau kajian yang berat, tetapi bisa juga melalui cerita-cerita yang menyentuh hati dan menumbuhkan semangat beribadah. Rasulullah Saw pun sering menggunakan kisah-kisah dalam dakwahnya untuk menyampaikan pesan-pesan penting.
Di dalam Al-Qur’an, Allah Swt juga sering menyampaikan kisah-kisah umat terdahulu sebagai peringatan dan pelajaran bagi umat manusia. Sebagaimana firman-Nya:
لَقَدْ كَانَ فِى قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَـٰبِۗ مَا كَانَ حَدِيثًۢا يُفْتَرَىٰ وَلَـٰكِن تَصْدِيقَ ٱلَّذِى بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَىْءٍۢ وَهُدًۭى وَرَحْمَةًۭ لِّقَوْمٍۢ يُؤْمِنُونَ
Terjemah:
"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, serta sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman." (QS. Yusuf: 111).
Ayat ini menegaskan bahwa kisah-kisah dalam Al-Qur’an bukan sekadar cerita, tetapi merupakan pelajaran berharga yang harus diambil hikmahnya oleh orang-orang yang berpikir.
Kisah Imam Abu Hanifah
Orang-orang saleh memiliki karakteristik yang patut ditiru, seperti ketakwaan, kesabaran, keikhlasan, dan keteguhan dalam beribadah. Salah satu contoh yang menginspirasi adalah Imam Abu Hanifah, seorang ulama besar yang dikenal dengan ketakwaan dan keteguhannya dalam berpegang pada kebenaran.
Dalam satu kisah, ketika beliau diancam untuk berhenti mengeluarkan fatwa yang tidak disukai penguasa, Imam Abu Hanifah menolak dan mengatakan, "Aku lebih memilih dihukum oleh manusia daripada dihukum oleh Allah karena meninggalkan kebenaran".
Keberanian dan keteguhan beliau dalam menghadapi ancaman duniawi ini menunjukkan betapa tingginya keimanan beliau, dan ini bisa menjadi inspirasi bagi kita dalam menjalani hidup sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.
Walhasil, melalui kisah-kisah mereka, kita bisa belajar bahwa kesulitan dan cobaan yang kita hadapi bukanlah halangan untuk terus berbuat baik dan taat kepada Allah. Bahkan, kesulitan tersebut justru menjadi jalan untuk meningkatkan keimanan kita.
Sebagaimana nasihat Imam Al-Ghazali, ketika sulit berinteraksi langsung dengan orang-orang saleh, mendengarkan dan membaca kisah-kisah mereka adalah jalan yang sangat efektif untuk menjaga hati kita tetap terikat dengan kebaikan. [dutaislam.or.id/ai/ab]