Iklan

Iklan

,

Iklan

Menunggu Kehancuran Yahudi di Akhir Zaman

Duta Islam #05
17 Jan 2025, 04:46 WIB Ter-Updated 2025-01-16T21:46:30Z
Download Ngaji Gus Baha
kehancuran yahudi menurut alquran
Ilustrasi kehancuran Yahudi di akhir zaman. Foto: istimewa.


Dutaislam.or.id - Seandainya tujuan utama Yahudi hanya membangun kembali "Kerajaan Bani Israil" seperti di era Musa, Dawud, dan Sulaiman, mengapa hal itu begitu sulit diwujudkan? 


Dengan sumber daya yang melimpah, strategi yang cerdas, dan tenaga ahli yang kompeten, mereka memiliki segala modal untuk mendirikan negara di suatu sudut dunia. 


Banyak negara lain seperti Bosnia, Chechnya, Kamboja, Myanmar, atau Timor Leste berhasil berdiri meskipun dengan persiapan yang jauh lebih minim dibandingkan Israel. 


Lalu mengapa mereka harus memilih Tanah Al-Quds, wilayah yang jelas merupakan milik umat Islam? Bahkan, Israel didirikan di jantung peradaban Islam, yaitu Timur Tengah, sebuah kawasan yang menjadi simbol keagungan Islam.


Jika mendirikan "Kerajaan Bani Israil" di Palestina merupakan satu-satunya opsi yang tersisa, mengapa mereka merasa perlu menghancurkan peradaban dunia? Bukankah mereka bisa menggunakan jalur politik atau militer tanpa harus merusak tatanan hidup manusia? 


Sayangnya, kenyataan yang terjadi justru sangat menyakitkan. Proyek pendirian Israel tidak hanya dilakukan dengan meneror rakyat muslim Palestina, tetapi juga dengan merusak peradaban manusia di seluruh dunia. 


Lihatlah bagaimana pengaruh Hollywood, media Yahudi, sistem bank ribawi, IMF, World Bank, pornografi, seks bebas, narkoba, perjudian, dan bentuk-bentuk kerusakan lainnya menyebar ke seluruh dunia. Bahkan, anak-anak kecil pun tidak luput dari pengaruh buruk kartun-kartun produksi Walt Disney.


Yahudi dan Pemahaman Terhadap Al-Qur'an

Di luar dugaan banyak orang, Yahudi sebenarnya memahami dan mempercayai kabar yang ada dalam Al-Qur'an. Mereka mengimani kebenaran ayat-ayatnya, namun anehnya tetap bersikap konfrontatif terhadap Al-Qur'an. Salah satu yang sangat mereka pahami adalah firman Allah dalam Surah Al-Isra’, yang menegaskan:


وَقَضَيْنَآ اِلٰى بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ فِى الْكِتٰبِ لَتُفْسِدُنَّ فِى الْاَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّا كَبِيْرًا


Terjemah:

Dan telah Kami tetapkan kepada Bani Israil dalam Kitab itu: 'Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.' (QS. Al-Isra': 4)


فَاِذَا جَاۤءَ وَعْدُ اُوْلٰىهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَّنَآ اُولِيْ بَأْسٍ شَدِيْدٍ فَجَاسُوْا خِلٰلَ الدِّيَارِۗ وَكَانَ وَعْدًا مَّفْعُوْلًا


Terjemah:

Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepada kamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana. (QS. Al-Isra': 5)


ثُمَّ رَدَدْنَا لَكُمُ الْكَرَّةَ عَلَيْهِمْ وَاَمْدَدْنٰكُمْ بِاَمْوَالٍ وَّبَنِيْنَ وَجَعَلْنٰكُمْ اَكْثَرَ نَفِيْرًا


Terjemah:

Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali, dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak, serta Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar. (QS. Al-Isra': 6)


اِنْ اَحْسَنْتُمْ اَحْسَنْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْۗ وَاِنْ اَسَأْتُمْ فَلَهَاۗ فَاِذَا جَاۤءَ وَعْدُ الْاٰخِرَةِ لِيَسٗۤـُٔوْا وُجُوْهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوْهُ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّلِيُتَبِّرُوْا مَا عَلَوْا تَتْبِيْرًا


Terjemah:

Jika kamu berbuat baik, berarti kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri. Dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan wajah-wajah kamu, dan mereka masuk ke dalam masjid itu (Al-Aqsha) sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama, serta mereka membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.” (QS. Al-Isra': 7)


Kehancuran Yahudi: Dulu dan Nanti

Kehancuran pertama bangsa Yahudi terjadi ketika sisa-sisa Kerajaan Sulaiman dihancurkan oleh Nebukadnezar, yang menyebabkan mereka tersebar ke berbagai penjuru dunia. 


Setelah bencana besar itu, bangsa Yahudi kembali bangkit, menjadi kuat, dan mampu menaklukkan musuh-musuhnya. Kondisi ini sangat terlihat di masa sekarang, saat "Yahudi menggenggam dunia." Namun, di puncak kedhaliman mereka, Israel akan kembali hancur sebagaimana kehancuran yang menimpa sisa-sisa Kerajaan Sulaiman dahulu.


Muncul pertanyaan: Mengapa kehancuran kedua tidak dihitung pada saat Yahudi dihancurkan oleh Spanyol atau oleh Nazi Jerman? Jawabannya sederhana: saat itu, bangsa Yahudi belum memiliki wilayah kedaulatan sendiri dan hanya menjadi penduduk sementara di negeri orang. Berbeda dengan sekarang, di mana mereka sudah mendirikan negara sendiri di Palestina, sebagaimana Kerajaan Sulaiman dulu.


Bangsa Yahudi sejatinya memahami "jadwal sejarah" yang disebutkan dalam Al-Qur'an. Mereka percaya bahwa mereka akan diberi kesempatan untuk merajalela di bumi, sebagaimana terlihat dari realitas kekuasaan mereka saat ini. 


Dominasi Yahudi bahkan dikritik oleh Mahathir Mohamad yang mengatakan bahwa 6 juta Yahudi mampu mengendalikan 6 miliar manusia di seluruh dunia. Namun, Yahudi tidak hanya berhenti pada pendirian negara Israel atau menggunakan jalur politik. Mereka benar-benar berniat menguasai dunia dengan segala bentuk kedurhakaannya.


Lantas, siapa sebenarnya musuh Yahudi? Bukan hanya Muslim Palestina, Hamas, atau dunia Arab secara keseluruhan. Mereka juga tidak sekadar menantang peradaban manusia. 


Lebih jauh, mereka ingin melawan Allah dengan segala kekuatan mereka. Bangsa Yahudi adalah satu-satunya yang berani menghina Allah dengan pernyataan seperti: “Tangan Allah terbelenggu,” yang membuat mereka dikutuk oleh Allah (Al-Ma’idah: 64). 


Mereka juga berani berkata, “Allah itu fakir, sedangkan kami kaya raya” (Ali Imran: 131). Dendam mereka terhadap agama Allah begitu mendalam, hingga memunculkan kebencian yang tak terpadamkan.


Hal yang ironis adalah, meskipun mereka memahami dan mempercayai kabar dalam Al-Qur'an, mereka tetap menentang eksistensi agama Allah, khususnya Islam. 


Sikap mereka mirip dengan Iblis yang mengakui keberadaan Allah tetapi tetap mendurhakai-Nya. Dalam rangka mewujudkan ambisi mereka, Yahudi mengangkat simbol “Messiah” yang sebenarnya adalah Dajjal, makhluk terlaknat yang disebut oleh Nabi Muhammad Saw sebagai fitnah terbesar bagi umat manusia.


Tidak mengherankan jika kezaliman Yahudi di Palestina terus berlangsung hingga hari ini. Apa yang mereka lakukan adalah wujud nyata dari dendam sejarah mereka terhadap umat manusia. 


Dahulu, Bani Israil hanyalah sebuah kaum dengan karakter tertentu. Namun, perjalanan sejarah yang panjang telah membentuk watak mereka menjadi sangat bengis. Watak ini, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an, "disiapkan" sebagai ujian besar bagi umat manusia di akhir zaman.


Para ulama tafsir pernah bertanya-tanya, mengapa Al-Qur'an banyak berbicara tentang Yahudi? Dahulu, setelah terusir dari Madinah, mereka hampir lenyap, mungkin karena memilih bermigrasi keluar dari wilayah Islam. Jawabannya kini jelas: pemahaman tentang sifat-sifat Yahudi sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an (terutama dalam Surah Al-Baqarah) adalah kunci untuk menghadapi mereka.


Dan perlu diingat, serangan Israel ke Gaza hanyalah bagian dari rencana besar mereka. Itu bukan yang terakhir, melainkan jeda sebelum mereka melancarkan agresi baru. Bersiaplah untuk menghadapi kelanjutan kezaliman mereka di masa depan. [dutaislam.or.id/ab]



Iklan

close
Iklan Flashdisk Gus Baha