Iklan

Iklan

,

Iklan

Tafsir Surat Ali Imran Ayat ke-186 (Hidup Pasti Mengalami Musibah)

Duta Islam #05
21 Jun 2025, 20:07 WIB Ter-Updated 2025-06-21T13:07:47Z
Download Ngaji Gus Baha
cara mengatasi musibah dalam hidup
Ilustrasi musibah hidup. Foto: istimewa.


Oleh Muhammad Faidzin


Dutaislam.or.id - Salah satu cara yang digunakan untuk memperkuat argumentasi adalah dengan qasam atau sumpah. Uslub qasam banyak terdapat dalam Al-Qur'an. Adanya kalimat qasam dalam Al-Qur`an bukanlah sebagai bentuk ikut-ikutan terhadap tradisi bangsa Arab ketika itu, tapi untuk menguatkan informasi wahyu yang diturunkan Allah melalui Nabi Muhammad dengan kondisi jiwa bangsa Arab yang berbeda-beda sebagai penerima wahyu. 


Ada yang memiliki kesiapan jiwa yang jernih serta hati yang suci sehingga dengan mudah mau menerima kebenaran hanya dalam waktu yang singkat. Namun ada pula yang memiliki jiwa yang tertutup oleh kejahilan dan kegelapan, sehingga susah menerima petunjuk dan kebenaran tersebut. 


Maka orang seperti ini perlu diberikan peringatan dengan kalimat yang keras, sehingga diharapkan dapat berubah dan menerima kebenaran. Maka “sumpah” ini dilakukan sebagai langkah untuk memberikan kesadaran kepada mereka, kesadaran untuk menerima kebenaran yang datangnya dari Allah Swt.


Contoh ayat Al-Qur'an yang mengandung aqsam terdapat di bawah ini. Ayat di bawah ini termasuk qasam mudhmar (مضمر), yakni QS. Ali 'Imran Ayat 186 yang berbunyi:


لَتُبْلَوُنَّ فِيْٓ اَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْۗ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِيْنَ اَشْرَكُوْٓا اَذًى كَثِيْرًاۗ وَاِنْ تَصْبِرُوْا وَتَتَّقُوْا فَاِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ ۝١٨٦


Terjemah: 

"Kamu pasti akan diuji dalam (urusan) hartamu dan dirimu. Kamu pun pasti akan mendengar banyak hal yang sangat menyakitkan hati dari orang-orang yang diberi Alkitab sebelum kamu dan dari orang-orang musyrik. Jika kamu bersabar dan bertakwa, sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (patut) diutamakan".


Dalam tafsir Muharar al-Wajiz yang dikarang oleh Ibn Attiyah menjelaskan trntang ayat tersebut “Kamu pasti akan diuji dengan hartamu dan dirimu dengan berbagai cobaan, ujian, dan musibah seperti kekurangan harta, malapetaka, dan lain-lain. Karena itu Allah memberi cobaan siapa pun di antara mereka yang tetap sabar dan istikamah dalam menjalankan perintah Allah, dan mereka yang tidak menerima dengan hati lapang dan sabar. Dan pasti kamu akan mendengar banyak hal yang sangat menyakitkan hati dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang musyrik berupa ejekan, pendustaan, penghalangan dalam beragama, perlawanan, dan pengkhianatan. Jika kamu bersabar dan bertakwa dalam menghadapi tindakan-tindakan mereka dan tetap teguh melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan. Hal itu karena orang-orang yang sabar, bertakwa, dan berbesar hati menerima setiap takdir yang berlaku akan meraih kemenangan yang gemilang atas tipu daya musuh”.


Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir karya Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah, menjelaskan tafsir لَتُبْلَوُنَّ فِىٓ أَمْوٰلِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ (Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu)


Kalimat ini ditujukan bagi Rasulullah Saw dan umatnya untuk penghibur bagi mereka atas apa yang akan mereka dapat dari orang-orang kafir dan fasik, agar mereka dapat meneguhkan diri mereka dan agar tetap sabar dalam menghadapi apa yang tidak mereka sukai.


Makna dari ayat ini adalah kalian akan benar-benar diuji terhadap harta kalian dengan berbagai musibah, berbagai infak yang wajib kalian tunaikan, dan segala tuntutan Syariat yang berhubungan dengan harta; dan akan diuji diri kalian dengan kematian, penyakit, kehilangan orang yang disayangi, dan terbunuh di jalan Allah.


الَّذِينَ أُوتُوا۟ الْكِتٰبَ مِن قَبْلِكُمْ (orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu)

Yakni orang-orang Yahudi dan Nasrani.


وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوٓا۟ (dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah)

Yakni seluruh golongan orang-orang kafir selain ahli kitab.


أَذًى كَثِيرًا ۚ(gangguan yang banyak)

Yang meliputi tuduhan atas agama kalian dan kehormatan kalian.


فَإِنَّ ذٰلِكَ (maka sesungguhnya yang demikian itu)

Yakni kesabaran dan ketakwaan.


مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ (termasuk urusan yang patut diutamakan)

Yakni yang wajib kalian lakukan adalah tetap berazam dan berpegang teguh diatas urusan-urusan agama.


Dikatakan (عزمت الأمر) yakni aku berpegang teguh diatas urusan ini dan senantiasa memperbaikinya.


Dengan berbagai ujian hidup yang menimpa, Rasulullah Saw memberikan teladan kesabaran dalam menghadapinya. Teladan tersebut seyogyanya diikuti oleh kita selaku umatnya. Apapun yang menimpa, baik ujian hidup maupun kenikmatan, merupakan keberuntungan bagi seorang mukmin. Hal ini senada dengan sebuah hadis:


عن صهيب, قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم: عجبا لأمر المؤمن, إن أمره كله خير, وليس ذلك لأخذ إلا للمؤمن, إن أصابته سراء شكر, فكان خيرا له, وإن أصابته ضراء, صبر فكان خيرا له (رواه مسلم)


Terjemah:

Dari Shuhaib berkata: Rasulullah saw bersabda: "Perkara orang mukmin mengagumkan, sesungguhnya semua perihalnya baik dan itu tidak dimiliki seseorang pun selain orang mukmin, yakni bila tertimpa kesenangan, ia bersyukur dan syukur itu baik baginya dan bila tertimpa musibah, ia bersabar dan sabar itu baik baginya". (HR. Muslim)


Segala bentuk ujian dapat bernilai kebaikan bagi orang mukmin. Selain sabar ketika mendapatkan ujian, orang mukmin juga dituntut untuk bersyukur ketika mendapatkan nikmat. Bersyukur dapat diekspresikan dengan dua bentuk. 


Pertama, dalam bentuk pujian (hamdalah) lewat lisan karena adanya kebaikan yang didapat. Pujian ini muncul dari perasaan rela sekecil apa pun kebaikan yang didapat. Kedua, dalam bentuk perasaan puas dalam hati dengan apa pun nikmat yang diterima. Rasa syukur baik dalam hati maupun lewat lisan adalah dua bentuk yang dapat dipraktekkan secara bersamaan. [dutaislam.or.id/ab]


Muhammad Faidzin, Universitas PTIQ Jakarta


Iklan

close
Badil Badawi