KH. Ahmad Dahlan Ahyad (1885-1962), Pengasuh Ponpes Kebondalem Surabaya dan Wakil Rais Akbar PBNU 1926. |
Dutaislam.or.id - Pesan berikut ini sepertinya cocok di tengah maraknya para pendakwah yang gemar menggunakan dalil agama tekstual, merasa paling benar dan pandai sendiri, gemar menuduh sesat dan mengkafirkan yang lain. Dan kita tidak perlu ngreken ulah mereka.
"Yaitu para pelajar yang telah melakukan tipuan pada dirinya dan berlagak seperti iblis dengan mengaku sebagai mujtahid. Padahal mereka telah melakukan perusakan terhadap agama dan memecah belah umat Islam. Misalnya, mereka melakukan penolakan pada 4 Imam Madzhab dan orang-orang yang mengikutinya dari para ahli fiqih. Termasuk juga menolak para sufi, auliya dan orang-orang makrifatullah, baik yang meninggal maupun yang masih hidup".
Sumber: Kitab Tadzkiratun Naf'ah Karya KH. Ahmad Dahlan Ahyad. (Peletak tradisi keilmuan Aswaja NU)
Al-jamaah rahmatun wal furqatu adzabun (Bersatu itu rahmat, bercerai berai itu adzab). Mari kita terus membangun persatuan, menumbuhkan jaringan yang kuat antar NU, antar pesantren dan aktifis kaum muda aswaja NU dimanapun dan kapanpun berada. Persatuan di antara sesama kita lintas generasi adalah kunci dan kekuatan utama dalam menghadapi berbagai rintangan dan tantangan kini dan di masa mendatang. [dutaislam.or.id/ed]