Iklan

Iklan

,

Iklan

Pertama Kali "Ya Lal Wathon" Menggema di Istana, Sinyal Cawapres dari NU?

12 Jul 2018, 00:30 WIB Ter-Updated 2024-08-22T13:27:14Z
Download Ngaji Gus Baha
Presiden Jokowi membuka resmi MTQ Nasional, Rabu (11/07/2018). Foto: Suara.com

Dutaislam.or.id - Tidak seperti biasanya, dalam pembukaan Kongres V Jamiyyatul Qurra wal Huffazh Nahdlatul Ulama (JQHNU) dan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional dan Internasional di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu (11/07/2018), Lagu "Ya Lal Wathan" menggema.

Padahal, selama ini, lagu yang didengarkan dalam acara-acara resmi kenegaraan hanya Indonesia Raya. "Baru kali ini saya mendengar (lagu 'Mars NU') di istana," kata Presiden Joko Widodo, di Istana Merdeka.

Presiden mengakui, biasanya ia hanya mendengar lagu ciptaan pendiri NU KH Abdul Wahab Chasbullah itu di pesantren yang dikunjunginya. Selain lagu berbahasa Arab yang berisi semangat cinta tanah air tersebut, mars JHQ NU juga menggema di sana.

Siapa Cawapres Jokowi 2019?


Presiden Jokowi membuka acara yang diselenggarakan oleh Nahdlatul Ulama itu dengan pemukulan gong, didampingi oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban Din Syamsuddin, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj, dan Ketua Umum JQHNU KH Abdul Muhaimin Zen.

Hadir juga Kapolri Jend Pol Muhammad Tito Karnavian, jajaran Kabinet kerja dan perwakilan lembaga serta badan otonom NU.

Kejadian luar biasa soal menggemanya "Ya Lal Wathon" di Istana Merdeka memunculkan spekulasi politik jelang Pilpres 2019.

Kepada Dutaislam.or.id, Netizen NU banyak yang menebak jika hal itu adalah sinyal bakal cawapres Jokowi dari kalangan Nahdlatul Ulama. Apalagi Presiden Jokowi pada Rabu sore itu membuka beberapa kegiatan NU sekaligus.

Sementara, yang lain mengatakan bahwa Ya Lal Wathon justru sebagai simbol bahwa NU cukup hanya sebagai simbol di istana negara saja, dan cawapresnya adalah tokoh di luar NU. Wallahu a'lam. [dutaislam.or.id/ab]

Iklan