Iklan

Iklan

,

Iklan

Inilah Pekerjaan Para Sahabat Rasulullah Saw

3 Feb 2022, 21:28 WIB Ter-Updated 2024-08-13T13:37:29Z
Download Ngaji Gus Baha
pekerjaan para sahabat rasulullah khulafur rasyidun
Pekerjaan para sahabat Nabi. Foto: istimewa.


Dutaislam.or.id - Setelah menjelaskan tentang "Pekerjaan Tercela dan Dilarang dalam Pandangan Islam", kini beranjak pada pasal selanjutnya: Pekerjaan Para Sahabat Rasulullah Saw


Para sahabat Nabi Saw. adalah orang-orang mulia di bumi setelah para nabi. Perjalanan hidup mereka sebaik-sebaiknya sejarah dan paling utama. Kedudukan mereka menempati kedudukan paling tinggi (di antara lainnya). Rasulullah Saw. bersabda: 


ولو أنفق أحدكم مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا، ما بَلَغَ مُدَّ أحَدِهِمْ ولا نَصِيفَهُ. ولو أنفق أحدكم مثل الأرض ذهبا ما بَلَغَ مُدَّ أحَدِهِمْ ولا نصيفه


Artinya: 

"Walau salah seorang dari kalian menginfakkan emas sebesar gunung Uhud, niscaya tidak akan menyamai (pahala) satu mud atau setengahnya sekalipun (dibanding sedekah salah seorang dari sahabat). Walau salah seorang dari kalian menginfakkan emas sebesar bumi, niscaya tidak akan menyamai (pahala) satu mud ataupun setengahnya". (HR. Muslim)


Berikut ini adalah beberapa kondisi mereka saat bekerja mencari rezeki:


Abu Bakar As-Shiddiq

Orang Islam sepakat, Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq ra. adalah sosok yang dalam semua tindakannya benar, semua keputusannya adil dan merupakan orang paling mulia dalam segi agama dan paling kuat pendiriannya setelah Nabi Muhammad Saw. 


Sessat setelah beliau diangkat oleh kaum muslimin sebagai khalifah Rasulullah Saw., bekerja mencari nafkah untuk keluarganya tetap dilakukan, dan beliau tidak meninggalkannya. 


Suatu kali, para sahabat melihat Abu Bakar As-Shiddiq (sibuk) di sebuah pasar. "Hai khalifah Rasul, kembalilah ke rumah! Antum memiliki tanggungjawab besar mengurusi kemaslahatan umat Islam," tegur mereka. 


"Umat Islam telah memberikan tanggungjawab kepadaku. Mereka menyepakati diriku dan meridlai aku (menjadi pemimpin). Aku akan kembali mengurus umat Islam setelah urusan keluargaku selesai," jawabnya kepada mereka. 


Umar bin Khattab

Sayyidina Umar bin Khattab juga sama. Beliau adalah sahabat utama Nabi Saw. yang juga memiliki tanggungjawab kepada anak dan keluarga. Ia memutuskan, sebagai khalifah, ia berhak mengambil sebagian harta Baitul Mal untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. 


Diriwayatkan, Umar bin Khattab pernah berkata: "Tahukah kamu sekalian, apa saja yang terbilang halal bagiku dari Baitul Mal ini? Yakni, dua baju untuk musim dingin dan musim panas, kendaraan untuk baik haji, keperluan hidup lelaki Quraish -yang bukan dari kalangan elit atau rendah," katanya. 


Ia menambahkan, "Demi Allah, aku tidak mengetahui, apakah hal itu halal bagiku atau tidak?". 


Ustman bin Affan

Adapun Sayyidina Ustman bin Affan yang keutamaan dan pendirian agamanya juga sama dengan Abu Bakar dan Umar itu, ia bahkan termasuk dari golongan sahabat Nabi yang memiliki profesi sebagai pedagang. Kisahnya masyhur dan maklum. 


Ali bin Abi Thalib

Demikian pula Sayyidina Ali bin Abi Thalib kw. yang memiliki keutamaan, pendirian kuat, berilmu dan dermawan juga memiliki dua hewan tunggangan yang digunakannya untuk mengangkut air dan memindahkan kayu atap rumah. 


Abdurrahman bin Auf

Tatkala Nabi Muhammad Saw. mempersaudarakan sahabat Amir bin Rabi' dengan Abdurrahman bin Auf, Amir sempat berkata begini: "Ini separuh hartaku (untukmu). Aku juga memiliki dua istri. Pilihlah salah satunya, aku berikan kepadamu (setelah kucerai)". 


"Aku tidak membutuhkan itu. Tunjukkan saja kepadaku, dimana pasar (terdekat)?" Jawab Abdurrahman bin Auf. 


Abdurrahman bin Auf akhirnya pun pergi ke pasar, berdagang di sana. Pulang dari pasar, beliau mendapatkan keuntungan. Hal itu karena Abdurrahman bin Auf memiliki kelebihan (pandai) berdagang dan bekerja mencari rezeki. 


Semua bisnisnya hanya untuk mencari harta yang baik (halal) karena beliau memang salah satu dari para sahabat Rasulullah Saw., dimana dalam perbuatannya dan hatinya tidak keraguan dan apalagi syubhat. 


Ini hanya beberapa contoh dan petunjuk agung, betapa bekerja dan berusaha mencari rezeki termasuk bagian dari aktivitas para elit sahabat Rasulullah Saw. Begitu pula para tabi'in setelah mereka. Mereka ini juga mengikuti manhaj sahabat dalam mencari nafkah.  


Umat Islam terdahulu (salaf) dari golongan pesohor dan ulama' shalihin juga mengikuti jalan mereka semua. 


Allah Swt. berfirman: 


أُولَٰئِكَ الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ ۖ فَبِهُدَاهُمُ اقْتَدِهْ


Artinya:

"Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka". (QS. Al'An'am: 90). [dutaislam.or.id/ab]


Keterangan:

Artikel ini adalah terjemahan Kitab Kaifa Takunu Ghaniyyan karya Habib Sa'ad Al-Aidrus yang terjemahannya ditulis oleh M. Abdullah Badri. Redaksi Duta Islam menyunting sekedarnya agar mudah dipahami pembaca. Pasal selanjutnya berjudul: Kunci Rezeki dan Jalan Menuju Kaya


Iklan