Ilustrasi Gus Baha. Foto: istimewa. |
Dutaislam.or.id - Semua hal terkait dengan hubungan kemanusiaan itu ada aturannya. Termasuk membina masyarakat agar lebih berakhlak. Demikian kata Gus Baha' saat menjelaskan tafsir Surat At-Taubah ayat 1-7 pada tahun 2009.
Rasulullah Saw. pernah memberikan kesempatan kepada orang-orang kafir untuk belajar Islam selama 4 bulan meski Islam mengalami kemajuan pasca Fathu Makkah. Nabi Saw tidak langsung menghukum mereka yang tidak mau menerima Islam. Tapi diberi jeda.
"Tidak seperti orang sekarang, yang tanpa pembinaan langsung diberi hukuman," terang Gus Baha', yang bisa Anda download MP3 ngajinya secara lengkap DISINI.
Ini ayat yang dimaksud oleh Gus Baha':
وَإِنْ أَحَدٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ اسْتَجَارَكَ فَأَجِرْهُ حَتَّىٰ يَسْمَعَ كَلَامَ اللَّهِ ثُمَّ أَبْلِغْهُ مَأْمَنَهُ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَعْلَمُونَ
Artinya:
"Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui". (QS. At-Taubah: 6).
Dijelaskan oleh Gus Baha', Islam berhutang budi kepada raja-raja non muslim karena mereka pernah memberikan suaka politik kepada umat Islam yang berada di sekitarnya. Nabi Saw. pun berkirim surat kepada Raja Habasyah supaya membantu umat Islam, meskipun saat itu dia masih Nasrani.
Karena itulah, kata Gus Baha', Nabi Muhammad Saw sering melakukan hijrah untuk pengembangan dakwah. Sebelum ke Yatsrib (Madinah), Nabi Saw pernah hijrah ke Habasyah dua kali dan ke Thaif (menurut riwayat lain).
Jadi, hijrah ke negeri kafir pernah dilakukan oleh Rasulullah Saw dengan sistem kafalah (anak suku) yang saat itu berlaku.
Baca: Flasdisk Gus Baha
Sebaliknya, Nabi Saw. juga melindungi pihak yang meminta suaka perlindungan walaupun agama mereka tidak sama dengan Nabi Muhammad Saw.
Jangan mentang-mentang Islam dan dekat dengan Allah Swt malah berkhianat kepada mereka yang tidak melanggar kesepakatan.
"Cino gak apa-apa, mereka tidak punya iman. Kita kan iman. Malah kamu nyolong atas nama iman. Allah kok diajak mencuri," tegas Gus Baha' menyalahkan cata pikir picik dan ekstrim.
Nabi Saw. terbukti melawan Bani Bakrin yang melanggar janjinya dengan Suku Khuza'ah Yahudi, yang merupakan mitra Rasulullah Saw.
Itulah maksud ayat ke-6 dari Surat At-Taubah di atas. [dutaislam.or.id/ab]