Iklan

Iklan

,

Iklan

Perbedaan Sikap Kiai Said Aqil dan Habib Taufiq Saat Hadapi Kritik

Duta Islam #05
28 Agu 2024, 14:28 WIB Ter-Updated 2024-08-28T07:28:28Z
Download Ngaji Gus Baha
foto kh said aqil siroj saat debat di ponpes sidogiri
KH. Said Aqil Siraj. Foto: khaskempek.com.


Oleh Ibnu Kharish


Dutaislam.or.id - Dulu, ide-ide Kiai Said Aqil banyak mendapat kritik. Tidak sedikit dari kritik tersebut disampaikan dengan nada marah dan bahkan makian. Saya masih ingat salah satu forum sekitar lima tahun yang lalu, ketika Kiai Said diundang ke Sidogiri dan “diadili” oleh Ustadz Idrus Romli. 


Yang membuat saya kagum sebagai santri adalah bagaimana Kiai Said menghadapi kritik-kritik tersebut dengan tenang dan ilmiah. Di forum itu, Habib Taufiq Assegaf juga menjadi salah satu pengkritik yang cukup keras, dan kritiknya terasa agak personal. Namun, Kiai Said tetap tenang sambil merokok.


Sekarang, giliran lembaga yang dipimpin oleh Habib Taufiq, yaitu Rabithah Alawiyah, yang menerima kritik terkait urusan nasab. Saya membayangkan seharusnya Habib Taufiq menunjukkan sikap yang sama saat menghadapi kritik. Jika berani mengkritik dengan keras, seharusnya juga siap menerima kritik keras. Akan lebih menarik jika beliau bersedia hadir untuk menyampaikan argumennya secara terbuka.


Baca: Ulama' NU Menolak Keturunan Ba'alwi Dipulangkan ke Yaman


Forum diskusi di Kesultanan Banten seharusnya bisa menjadi tempat yang menyenangkan untuk berdiskusi. Seandainya Habib Taufiq hadir sebagai Ketua Umum Rabithah Alawiyah, seperti Kiai Said yang dulu menjawab satu per satu pertanyaan yang diajukan kepadanya di Sidogiri. Saat itu, Kiai Said masih menjabat sebagai Ketua Umum PBNU.


Jika ingin berdiskusi dengan serius, kelompok yang terlibat dalam polemik ini tidak perlu mempermasalahkan tempat. Tidak perlu takut datang karena framing yang ada. Menurut saya, Kesultanan Banten adalah tempat yang netral. Duduk bersama, datang, berdiskusi. Selesai. Adem. 


Namun, Habib Taufiq sebagai Ketua Umum Rabithah Alawiyah tidak datang. Yang diframing justru hanya Kiai Imad. Mungkin Kiai Imad ingin menguji Habib Taufiq, sebagaimana dulu Kiai Said diuji dengan berbagai pertanyaan oleh banyak kiai. Tetapi, Kiai Said tetap tenang sambil merokok.


Teman-teman yang mendukung Bā ‘Alawī, termasuk saya, seringkali adalah anak-anak muda NU kultural. Kami senang jika satu sama lain bisa berdampingan. Tidak merasa lebih unggul satu di atas yang lain. Adem. Misalnya, Habib Taufiq sebagai Ketua Umum Rabithah Alawiyah bisa bersilaturahmi ke PBNU untuk mencairkan suasana. [dutaislam.or.id/ab]

Iklan

close
Iklan Flashdisk Gus Baha