![]() |
Dua macam sumber rezeki. Foto: istimewa. |
Dutaislam.or.id - Secara umum, rezeki adalah segala pemberian dari Allah Swt yang dapat dimanfaatkan oleh manusia, baik berupa materi maupun non-materi, duniawi maupun ukhrawi. Contohnya, makanan, pakaian, rumah, kendaraan, dan kesehatan adalah bentuk rezeki material, sedangkan kecerdasan, ilmu, dan hikmah adalah bentuk rezeki spiritual.
Ada orang yang kaya harta, tetapi enggan membayar zakat atau menolong orang lain. Mereka ini adalah contoh orang yang kaya secara lahiriah, tetapi miskin secara batiniah.
Sebaliknya, ada orang yang miskin secara lahiriah —kurang dalam makanan, pakaian, tempat tinggal, dan kesehatannya terganggu— tetapi hatinya selalu bersabar, tidak pernah mengeluh, tetap taat kepada Allah Swt, dan bersyukur. Inilah contoh orang yang miskin secara lahiriah, tetapi kaya secara batiniah.
Sebaliknya, seseorang yang memiliki banyak harta, namun tidak bersyukur dan melakukan kemaksiatan kepada Allah Swt, adalah contoh orang yang kaya di dunia, namun miskin di akhirat.
Seperti yang disebutkan dalam Al-Qur'an, Allah Swt memberikan rezeki kepada siapa yang Ia kehendaki dan menyempitkannya dari siapa saja yang Dia kehendaki. Al-Qur'an menyatakan:
اللَّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ ۚ وَفَرِحُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا مَتَاعٌ
Terjemah:
"Allah meluaskan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya (bagi siapa yang Dia kehendaki)..." (QS. Ar-Ra'd: 26)
Begitu juga dalam ayat lainnya:
وَيَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Terjemah:
"Dan Allah memberikan rezeki kepada siapa yang Ia kehendaki tanpa batas." (QS. An-Nur: 38)
Bagi mereka yang bertakwa, Allah Swt berjanji untuk memberikan jalan keluar dari setiap kesulitan, serta rezeki dari arah yang tidak terduga:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا . وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
Terjemah:
"Dan barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberinya jalan keluar. Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka." (QS. At-Talaq: 2-3)
Dari Abu Hurairah ra, diriwayatkan bahwa Rasulullah Sawe bersabda:
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Terjemah:
"Barang siapa yang suka agar rezekinya diluaskan dan umurnya dipanjangkan, maka hendaklah ia menyambung silaturahmi." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan pentingnya silaturahmi sebagai sarana untuk memperluas rezeki dan memanjangkan usia. Silaturahmi bukan hanya tentang hubungan keluarga, tetapi juga mencakup hubungan sosial yang baik dengan sesama manusia.
Sahabat Tsauban ra meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda:
لَا يَرُدُّ الْقَدَرَ إِلَّا الدُّعَاءُ وَلَا يَزِيدُ فِي الْعُمُرِ إِلَّا الْبِرُّ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيبُهُ
Terjemah:
"Tidak ada yang dapat menambah umur kecuali kebaktian (al-birr), dan tidak ada yang dapat menolak takdir kecuali doa. Seseorang benar-benar terhalang dari rezeki karena dosa yang ia perbuat." (HR. Ibnu Majah dan al-Hakim, al-Hakim berkata: sanadnya sahih)
Hadits ini mengajarkan bahwa dosa dapat menjadi penghalang datangnya rezeki. Oleh karena itu, menjaga diri dari dosa dan banyak berdoa adalah cara agar rezeki kita tetap lancar.
Sekali lagi, rezeki tidak hanya terbatas pada hal-hal duniawi. Rezeki spiritual, seperti kecerdasan, ilmu, kesabaran, dan ketaatan, juga merupakan anugerah yang besar dari Allah Swt.
Manusia seringkali terfokus pada harta benda, namun melupakan bahwa rezeki batiniah seperti ketenangan hati, rasa syukur, dan kesabaran adalah kunci kebahagiaan yang sebenarnya. [dutaislam.or.id/ab]