Ilustrasi rahmat Allah mendahului kemarahannya. Foto: istimewa. |
Dutaislam.or.id - Konsep rahmat (kasih sayang) dan marah (kemarahan) Allah adalah dua aspek fundamental dari sifat-Nya yang Maha Kuasa. Menurut ajaran Islam, rahmat Allah mendahului kemarahan-Nya. Ini bukan hanya pernyataan teologis tetapi juga prinsip yang memiliki implikasi mendalam dalam kehidupan seorang Muslim.
Pernyataan bahwa "rahmat Allah mendahului kemarahan-Nya" (لما قضى الله الخلق كتب في كتابه فهو عنده فوق العرش إن رحمتي غلبت غضبي) adalah sebuah pengingat yang mendalam tentang sifat Allah yang Maha Pengasih. Dalam Hadist Qudsi yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Allah berfirman:
"Ketika Allah menciptakan makhluk, Dia menulis dalam kitab-Nya yang mengungguli 'Arsy: 'Sesungguhnya rahmat-Ku mengatasi murka-Ku.'"
Ini menunjukkan bahwa rahmat Allah yang luas dan tak terbatas mengatasi segala bentuk kemarahan-Nya.
Kehadiran rahmat Allah yang mendahului kemarahan-Nya menggambarkan bahwa Allah lebih memilih untuk memberi ampun dan menunjukkan kasih sayang daripada hukuman. Ini adalah jaminan bagi setiap makhluk bahwa meskipun mereka mungkin melakukan kesalahan, rahmat Allah tetap dapat mencakup mereka jika mereka bertaubat dan berusaha untuk memperbaiki diri.
Allah Swt. juga mengingatkan kita bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini, termasuk musibah, sudah tercatat di Lauh Mahfudz (ما أصاب من مصيبة في الأرض ولا في أنفسكم إلا في كتاب من قبل أن نبرأها إن ذلك على الله يسير).
Musibah yang menimpa seseorang bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan, tetapi sudah ditentukan dan dicatat sebelumnya. Ini memberikan perspektif bahwa setiap ujian dan cobaan yang kita hadapi merupakan bagian dari takdir Allah yang lebih besar.
Pentingnya memahami hal ini adalah untuk membantu kita menerima takdir dengan penuh keikhlasan dan sabar. Ketika kita menyadari bahwa segala sesuatu sudah dicatat dan ditentukan, kita dapat lebih tenang dalam menghadapi kesulitan. Ini juga mengajarkan kita untuk selalu bersyukur, karena setiap musibah mungkin memiliki hikmah dan pelajaran yang berharga.
Kemarahan Allah adalah akibat dari ketidakadilan dan pelanggaran terhadap hukum-Nya.
قال الطيبي رحمه الله: وفي سبق الرحمة إشارة أن قسط الخلق منها أكثر من قسطهم من الغضب، وأنها تنالهم بغير استحقاق، وأن الغضب لا ينالهم إلا بالاستحقاق، فالرحمة تشمل الشخص جنينا ورضيعا وفطيما، وناشئا، قبل أن يصدر منه شيء من الطاعة، ولا يلحقه الغضب إلا بعد أن يصدر عنه من الذنوب ما يستحق ذلك
Al-Tibi, seorang ulama, menjelaskan bahwa "rahmat mendahului kemarahan" menunjukkan bahwa sebagian besar ciptaan Allah lebih banyak mendapat rahmat daripada kemarahan. Rahmat Allah berlaku untuk semua makhluk, baik sebelum mereka melakukan amal baik maupun buruk. Sebaliknya, kemarahan Allah hanya akan muncul setelah adanya dosa atau pelanggaran yang dilakukan oleh seseorang.
Ini berarti bahwa rahmat Allah mencakup segala aspek kehidupan manusia, termasuk masa-masa awal kehidupan mereka. Kemarahan Allah, sebaliknya, hanya muncul sebagai akibat dari tindakan yang disengaja dan pelanggaran terhadap hukum-Nya.
Dengan kata lain, rahmat Allah adalah sifat yang selalu siap menyambut, sedangkan kemarahan-Nya adalah respons terhadap tindakan yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya.
Ketika menghadapi musibah atau kesulitan, kita harus mengingat bahwa segala sesuatu telah dicatat dan bahwa rahmat Allah lebih besar daripada kemarahan-Nya. Ini dapat membantu kita untuk lebih sabar dan menerima takdir dengan penuh keikhlasan.
Dalam hubungan interpersonal, memahami bahwa rahmat Allah mendahului kemarahan-Nya dapat memotivasi kita untuk menunjukkan kasih sayang dan pengertian kepada orang lain. Kita diajarkan untuk memaafkan dan memberi rahmat kepada sesama, sebagaimana Allah memberikan rahmat-Nya kepada kita.
Kita juga harus ingat bahwa ketika kita melakukan kesalahan, Allah tetap memberikan kesempatan untuk bertaubat dan memperbaiki diri. Ini adalah manifestasi dari rahmat-Nya yang melampaui kemarahan-Nya. Oleh karena itu, setiap individu harus berusaha untuk hidup sesuai dengan tuntunan-Nya dan memanfaatkan kesempatan untuk mendapatkan rahmat-Nya. [dutaislam.or.id/ai]