![]() |
Ilustrasi hidup di pengasingan. Foto: istimewa. |
Dutaislam.or.id - Hakam bin Abil 'Ash adalah salah satu tokoh dari Bani Umayyah yang dikenal sebagai salah satu orang yang memusuhi Nabi Muhammad Saw di masa awal dakwah Islam.
Ia termasuk dalam kelompok orang-orang Quraisy yang sering mengejek dan mengolok-olok Nabi Saw serta para sahabatnya. Nama Hakam bin Abil 'Ash jarang disebut dibandingkan dengan tokoh-tokoh Quraisy lainnya yang lebih terkenal dalam hal memusuhi Islam, namun kisahnya tetap penting sebagai pelajaran moral mengenai konsekuensi dari penghinaan terhadap Nabi dan ajaran Islam.
Hakam bin Abil 'Ash terkenal karena perilaku buruknya terhadap Nabi Muhammad Saw. Ia dikenal sering melakukan ejekan fisik dan lisan terhadap Nabi. Salah satu bentuk pelecehannya adalah menirukan gerak-gerik Nabi Muhammad Saw ketika beliau sedang shalat atau berbicara.
Hakam melakukan ini dengan maksud mengejek dan mempermalukan Nabi di depan umum, dengan cara berpura-pura mengikuti gerakan Nabi namun dengan cara yang kasar dan penuh ejekan.
Hakam adalah salah satu dari mereka yang gigih dalam melawan dakwah Islam dan tidak segan-segan untuk melakukan tindakan yang merendahkan martabat Nabi. Ia termasuk di antara orang-orang yang menganggap dakwah Islam sebagai ancaman bagi kedudukan mereka di masyarakat Mekah.
Setelah Fathu Makkah (Penaklukan Mekkah), ketika Nabi Muhammad Saw memasuki kota Mekkah dan berhasil menaklukkan kota tersebut tanpa pertumpahan darah, banyak dari musuh-musuh lama Nabi yang memohon ampun dan memeluk Islam. Nabi Muhammad Saw dengan sifat pemaafnya memberikan pengampunan kepada banyak orang, bahkan kepada musuh-musuh lama yang sangat keras memeranginya.
Namun, Hakam bin Abil 'Ash merupakan salah satu dari sedikit orang yang tidak mendapat pengampunan langsung. Karena perilaku buruknya yang berulang kali menghina dan mengejek Nabi, Hakam diusir oleh Nabi Muhammad Saw dari Mekkah dan diperintahkan untuk tinggal di Tha'if.
Perintah pengusiran ini adalah hukuman karena penghinaan yang ia lakukan terhadap Nabi dan Islam, serta sebagai upaya untuk menjaga ketertiban dan stabilitas di kalangan umat Islam yang baru saja menaklukkan Mekkah.
Akhir Hidup Hakam bin Abil 'Ash
Setelah diusir ke Tha'if, Hakam bin Abil 'Ash hidup dalam pengasingan selama masa Nabi Muhammad Saw. Dia tetap tinggal di sana selama masa Nabi, dan bahkan hingga masa Khalifah Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Kedua khalifah tersebut tetap mempertahankan perintah Nabi yang melarang Hakam untuk kembali ke Mekkah atau Madinah.
Namun, pada masa pemerintahan Utsman bin Affan, yang merupakan keponakan Hakam bin Abil 'Ash, Hakam akhirnya diizinkan kembali ke Madinah. Utsman yang memiliki hubungan kekerabatan dengan Hakam memohon agar pamanya diizinkan kembali. Utsman dikenal sebagai sosok yang lembut dan pengasih, dan permintaannya tersebut dikabulkan.
Ada beberapa riwayat yang mengatakan bahwa Hakam meninggal di Madinah setelah kembali dari pengasingannya di Tha'if. Meskipun ia mendapat izin untuk kembali, namanya tetap diingat sebagai seseorang yang pernah memusuhi dan menghina Nabi Muhammad Saw, dan sesuai doa Nabi, wajah dan mulutnya tak berhenti bergerak hingga dia mati, persis seperti ketika dia menghina Nabi. Wallahu a'lam. [dutaislam.or.id/ai/ab]