![]() |
Ilustrasi kisah Tufail bin Amr dari Suku Daus. Foto: istimewa. |
Dutaislam.or.id - Kisah masuk Islamnya Tufail bin Amr Ad-Dausi dan dakwahnya kepada suku Daus merupakan salah satu kisah penting dalam sejarah Islam yang menunjukkan pengaruh kuat dakwah Nabi Muhammad Saw dan keteguhan seorang sahabat dalam menyebarkan agama Islam di tengah tantangan yang berat. Berikut kisah lengkapnya:
Tufail bin Amr Ad-Dausi adalah seorang penyair dan pemimpin suku Daus, sebuah suku terpandang yang tinggal di wilayah Tihamah, sekitar Yaman. Tufail dikenal sebagai sosok yang berpengaruh, bijak, dan sangat dihormati di kalangan kaumnya. Sebagai seorang penyair dan pemimpin, ia memiliki kemampuan berbicara yang luar biasa, serta pengaruh yang besar di kalangan masyarakat Arab pada masanya.
Kedatangan Tufail ke Mekkah terjadi saat Nabi Muhammad Saw telah mulai mendakwahkan Islam kepada masyarakat Mekkah dan sekitarnya. Pada saat itu, orang-orang Quraisy menentang dakwah Rasulullah Saw dengan keras, bahkan mereka berupaya menyebarkan propaganda negatif tentang Nabi Muhammad Saw.
Masuknya Tufail bin Amr ke Mekkah
Pada suatu waktu, Tufail bin Amr memutuskan untuk berziarah ke Mekkah, baik untuk mengunjungi Ka'bah maupun untuk bertemu dengan masyarakat di sana. Namun, sebelum ia tiba di Mekkah, para pemimpin Quraisy mendengar tentang kedatangannya. Mereka merasa khawatir bahwa Tufail, dengan pengaruh dan kebijaksanaannya, bisa tertarik pada ajaran Nabi Muhammad Saw.
Karena itu, kaum Quraisy berusaha untuk menghalangi Tufail mendengar dakwah Rasulullah Saw. Mereka menemui Tufail sebelum ia masuk ke kota Mekkah dan memperingatkannya agar tidak mendekati atau berbicara dengan Muhammad Saw. Mereka menggambarkan Nabi sebagai seorang penyihir yang bisa mempengaruhi siapa saja dengan kata-katanya. Tufail pun menerima peringatan mereka dan memutuskan untuk tidak berinteraksi dengan Nabi Muhammad Saw.
Untuk menjaga diri dari "pengaruh" Nabi Saw, Tufail bahkan menutup telinganya dengan kapas agar tidak mendengar apa pun yang diucapkan oleh Nabi. Namun, Allah berkehendak lain. Ketika Tufail sedang berada di sekitar Ka'bah, ia melihat Nabi Muhammad Saw sedang melakukan shalat dan melantunkan ayat-ayat Al-Quran dengan sangat indah. Meskipun telinganya tertutup kapas, hatinya mulai penasaran.
Tufail berpikir dalam hati, "Aku adalah orang yang bijak dan berpengalaman. Aku bisa membedakan antara yang benar dan yang salah. Mengapa aku takut mendengarkan perkataan Muhammad? Biarlah aku mendengarkan apa yang ia katakan, lalu aku akan memutuskan sendiri." Maka, ia pun mendekati Nabi Muhammad Saw dan melepaskan kapas dari telinganya.
Setelah mendengarkan beberapa ayat Al-Quran, hati Tufail tergerak. Ia kagum dengan keindahan dan kedalaman makna Al-Quran. Lalu, Tufail menemui Nabi Muhammad Saw dan meminta beliau untuk menjelaskan lebih lanjut tentang ajaran Islam. Nabi pun dengan penuh kelembutan menyampaikan dakwahnya, menjelaskan tentang tauhid (keesaan Allah), dan ajaran-ajaran Islam.
Setelah mendengarkan penjelasan Nabi, Tufail pun yakin bahwa Islam adalah agama yang benar, dan ia langsung menyatakan keislamannya di hadapan Rasulullah Saw.
Dakwah Tufail kepada Suku Daus
Setelah memeluk Islam, Tufail bin Amr merasa bertanggung jawab untuk menyebarkan agama ini kepada kaumnya, suku Daus. Ia meminta Nabi Muhammad Saw untuk mendoakannya dan memberinya petunjuk dalam menyampaikan dakwah kepada kaumnya.
Nabi Muhammad Saw mendoakan Tufail agar diberikan kekuatan dan keberhasilan dalam dakwahnya. Maka, Tufail pun kembali ke kampung halamannya dengan penuh semangat untuk mengajak kaumnya memeluk Islam.
Namun, ketika Tufail tiba di suku Daus dan mulai berdakwah, ia menghadapi penolakan yang besar. Meskipun Tufail adalah pemimpin yang dihormati, sebagian besar kaumnya menolak ajarannya. Mereka tetap kukuh dalam agama mereka yang menyembah berhala. Hanya segelintir orang yang menerima dakwah Tufail, termasuk ayah dan istrinya yang masuk Islam.
Setelah berusaha dengan keras dalam waktu yang lama, Tufail merasa putus asa. Ia pun kembali ke Mekkah untuk menemui Nabi Muhammad Saw dan melaporkan kegagalannya dalam mengajak kaumnya masuk Islam. Dalam pertemuan itu, Tufail meminta Nabi untuk mendoakan agar Allah menghancurkan suku Daus karena keengganan mereka menerima Islam.
Namun, Nabi Muhammad Saw, yang selalu penuh kasih sayang dan bijaksana, tidak mengabulkan permintaan tersebut. Sebaliknya, beliau Saw mengangkat tangannya dan berdoa:
اللَّهُمَّ اهْدِ دَوْسًا وَأْتِ بِهِمْ
Terjemah:
"Ya Allah, berilah petunjuk kepada suku Daus, dan bawalah mereka (ke dalam Islam)."
Doa penuh harapan dan kasih ini menunjukkan betapa besar cinta Nabi Saw kepada umat manusia, bahkan terhadap mereka yang menolak dakwahnya.
Setelah Nabi Muhammad Saw berdoa untuk suku Daus, Tufail bin Amr kembali ke kaumnya dengan semangat baru. Kali ini, ia tetap berdakwah dengan lebih sabar dan bijaksana. Perlahan-lahan, Allah membuka hati suku Daus, dan semakin banyak dari mereka yang menerima Islam.
Di antara yang menerima dakwah Tufail adalah seorang sahabat yang kelak menjadi sangat terkenal, yaitu Abu Hurairah ra. Abu Hurairah adalah salah satu sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits-hadits Nabi Muhammad Saw, dan ia adalah salah satu buah dari dakwah Tufail di suku Daus.
Akhirnya, seluruh suku Daus masuk Islam dan ikut serta dalam perjuangan bersama Nabi Muhammad Saw. Tufail bin Amr juga ikut serta dalam berbagai peperangan setelah itu, termasuk Perang Hunain, dan ia tetap menjadi seorang Muslim yang taat hingga wafatnya.
Kisah ini mengajarkan pentingnya kesabaran, keteguhan hati, dan selalu mengedepankan kasih sayang dalam menyampaikan pesan-pesan Islam. [dutaislam.or.id/ai/ab]