Dutaislam.or.id - Dalam Asma'ul Husna, salah satu nama yang paling menggambarkan kebesaran dan kekuasaan Allah Swt adalah Malikul Mulki (مَالِكُ ٱلۡمُلۡكِ), yang berarti "Penguasa Segala Kerajaan".
Nama ini menunjukkan bahwa Allah Swt adalah penguasa tertinggi atas segala sesuatu yang ada di alam semesta. Tidak ada satu pun kerajaan, kekuasaan, atau otoritas di dunia ini yang bisa menandingi atau mengalahkan kekuasaan Allah Swt. Segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi berada di bawah kendali-Nya.
Dalil dari Al-Qur'an
Nama Allah Malikul Mulki disebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur'an, khususnya dalam Surah Ali 'Imran ayat 26:
قُلِ ٱللَّهُمَّ مَٰلِكَ ٱلۡمُلۡكِۖ تُؤۡتِي ٱلۡمُلۡكَ مَن تَشَآءُ وَتَنزِعُ ٱلۡمُلۡكَ مِمَّن تَشَآءُۖ وَتُعِزُّ مَن تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَآءُۖ بِيَدِكَ ٱلۡخَيۡرُۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٌ
Terjemah:
"Katakanlah: 'Wahai Tuhan yang memiliki segala kerajaan, Engkau memberikan kerajaan kepada siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau mencabut kerajaan dari siapa yang Engkau kehendaki. Engkau memuliakan siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau menghinakan siapa yang Engkau kehendaki. Di tangan-Mu segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu". (QS. Ali 'Imran: 26).
Ayat ini menegaskan bahwa semua kekuasaan dan otoritas berada di tangan Allah Swt. Dia yang memberi kekuasaan kepada siapa pun yang Dia kehendaki dan mencabutnya dari siapa pun yang Dia kehendaki. Tidak ada kekuasaan di dunia ini yang bisa bertahan tanpa izin dan kehendak Allah Swt.
Malikul Mulki Menurut Ulama'
Para ulama telah memberikan berbagai penjelasan tentang makna dan implikasi dari nama Allah Swt Malikul Mulki. Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Allah Swt adalah pemilik segala sesuatu, dan semua kerajaan dan kekuasaan di dunia ini adalah milik-Nya.
Dia-lah yang mengatur segalanya dengan kehendak dan kebijaksanaan-Nya. Dalam tafsirnya, Ibnu Katsir menekankan bahwa hanya Allah Swt yang memiliki kekuasaan mutlak, dan tidak ada yang bisa menandingi kekuasaan-Nya.
Imam Al-Ghazali dalam kitabnya "Al-Maqshadul Asna fi Syarhi Asma'illah Al-Husna" menguraikan bahwa Malikul Mulki menunjukkan bahwa Allah Swt adalah sumber segala kekuasaan dan otoritas. Dia-lah yang memberikan kekuasaan kepada makhluk-Nya sebagai amanah, dan Dia juga yang mencabutnya kapan saja Dia kehendaki.
Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa pemahaman tentang Allah Swt sebagai Malikul Mulki seharusnya membuat manusia sadar bahwa segala bentuk kekuasaan yang mereka miliki adalah sementara dan harus digunakan dengan penuh tanggung jawab dan sesuai dengan kehendak Allah Swt.
Al-Qurtubi menambahkan bahwa Malikul Mulki menggambarkan bahwa Allah Swt adalah pemilik sejati dari segala sesuatu, termasuk hati dan jiwa manusia. Tidak ada yang dapat berdiri di hadapan Allah Swt dengan kekuasaan atau kekuatan mereka sendiri tanpa kehendak-Nya.
Al-Qurtubi juga menegaskan bahwa manusia harus menyadari bahwa segala sesuatu yang mereka miliki, baik itu kekuasaan, harta, atau kehormatan, semuanya adalah pemberian dari Allah Swt yang dapat diambil kapan saja sesuai dengan kehendak-Nya.
Konteks Penggunaan dan Implikasi
Pemahaman tentang Allah Swt sebagai Malikul Mulki membawa berbagai implikasi penting dalam kehidupan seorang Muslim. Pertama, ini menumbuhkan kesadaran bahwa segala bentuk kekuasaan dan kekayaan di dunia ini hanyalah sementara dan merupakan amanah dari Allah Swt.
Seorang Muslim yang memahami makna Malikul Mulki akan merasa rendah hati dan bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah Swt, karena dia sadar bahwa segala sesuatu bisa diambil kapan saja oleh-Nya.
Pemahaman ini juga mendorong seseorang untuk tidak terlalu bergantung pada kekuasaan duniawi. Seorang Muslim yang memahami bahwa Allah Swt adalah Malikul Mulki akan lebih fokus pada kehidupan akhirat, di mana kekuasaan dan kerajaan yang sesungguhnya berada.
Mereka akan berusaha untuk menjalani kehidupan dunia dengan penuh ketaatan kepada Allah Swt, mengetahui bahwa segala sesuatu yang mereka miliki pada akhirnya akan kembali kepada-Nya.
Selain itu, nama ini juga mengajarkan sikap tawakkal (berserah diri) yang lebih kuat dalam menghadapi berbagai ujian kehidupan. Ketika seseorang dihadapkan pada kehilangan atau kegagalan, pemahaman bahwa Allah Swt adalah Malikul Mulki akan menguatkan hati mereka, karena mereka tahu bahwa segala sesuatu berada di bawah kendali Allah Swt dan ada hikmah di balik setiap ketetapan-Nya.
Malikul Mulki di Kehidupan Akhirat
Selain memiliki implikasi dalam kehidupan dunia, nama Allah Swt Malikul Mulki juga menjadi pengingat penting tentang kehidupan akhirat. Pada hari kiamat, semua manusia akan dihadapkan kepada Allah Swt, Sang Penguasa Segala Kerajaan, untuk diadili atas segala amal perbuatan mereka di dunia.
Pada hari itu, tidak ada satu pun yang dapat mengklaim kekuasaan atau otoritas selain Allah Swt. Semua manusia, tanpa kecuali, akan tunduk di bawah kekuasaan-Nya yang mutlak.
Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an:
لِمَنِ ٱلۡمُلۡكُ ٱلۡيَوۡمَۖ لِلَّهِ ٱلۡوَٰحِدِ ٱلۡقَهَّارِ
Terjemah:
"Milik siapakah kerajaan pada hari ini? Milik Allah Swt yang Maha Esa, Maha Mengalahkan." (QS. Ghafir: 16).
Ayat ini menegaskan bahwa pada hari kiamat, segala kekuasaan akan kembali kepada Allah Swt, dan hanya Dia yang berhak mengadili segala sesuatu. Ini menjadi pengingat bagi umat manusia untuk selalu mempersiapkan diri menghadapi hari tersebut dengan memperbanyak amal kebaikan dan menjauhi segala bentuk kezaliman dan kemaksiatan.
Pemahaman tentang Allah Swt sebagai Malikul Mulki seharusnya membuat kita lebih sadar akan keterbatasan kekuasaan manusia dan mendorong kita untuk berserah diri kepada-Nya dalam segala aspek kehidupan.
Selain itu, nama ini juga menjadi pengingat penting akan kehidupan akhirat, di mana hanya Allah Swt-lah yang memiliki kekuasaan mutlak dan semua manusia akan dihadapkan kepada-Nya untuk diadili. [dutaislam.or.id/ai/ab]