Allah Al-Dlarru - Yang Maha Memberi Derita. |
Dutaislam.or.id - Asma'ul Husna adalah sembilan puluh sembilan nama Allah Swt yang indah dan mulia, masing-masing mencerminkan sifat-sifat-Nya yang sempurna dan tidak tertandingi.
Salah satu nama yang mengandung makna penting dan sering menjadi perenungan bagi para Muslim adalah Adl-Dharru (العدل الضارّ), yang dapat diterjemahkan sebagai "Yang Maha Adil dalam Menghalangi" atau "Yang Maha Menghalangi dengan Keadilan".
Nama ini menunjukkan bahwa Allah Swt memiliki kekuasaan mutlak untuk menghalangi atau mencegah sesuatu, tetapi selalu dengan dasar keadilan yang sempurna.
Meskipun "Adl-Dharru" tidak disebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur'an, konsep di balik nama ini tercermin dalam berbagai ayat yang menggambarkan Allah Swt sebagai penguasa segala sesuatu yang memiliki kekuasaan untuk memberikan atau menahan sesuai dengan kebijaksanaan dan keadilan-Nya. Salah satu ayat yang relevan adalah:
مَا يَفْتَحِ اللَّهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَا وَمَا يُمْسِكْ فَلَا مُرْسِلَ لَهُ مِنْ بَعْدِهِ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Terjemah:
"Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, tidak ada yang dapat menahannya. (Demikian pula) apa saja yang ditahan-Nya, tidak ada yang sanggup untuk melepaskannya. Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana." (QS. Fathir: 2)
Ayat ini menegaskan bahwa Allah Swt memiliki kekuasaan penuh untuk memberikan dan menahan rahmat sesuai dengan kebijaksanaan dan keadilan-Nya. Penahanan sesuatu oleh Allah Swt bukan semata-mata untuk menimbulkan kesulitan, tetapi untuk kebaikan dan pembelajaran hamba-Nya.
Penjelasan Ulama tentang Adl-Dharru
Para ulama memberikan penjelasan mendalam tentang sifat-sifat Allah Swt, termasuk yang berkaitan dengan penghalangan atau pencegahan. Imam Al-Ghazali, dalam "Al-Maqshadul Asna", menjelaskan bahwa Allah Swt sebagai "Al-Dharru" memiliki kekuasaan untuk mencegah hal-hal yang tidak bermanfaat bagi hamba-Nya atau yang dapat menimbulkan kerugian.
Menurut Imam Al-Ghazali, penghalangan ini adalah manifestasi dari kasih sayang dan keadilan Allah Swt, memastikan bahwa hamba-Nya tidak mengalami kerugian yang tidak perlu.
Syaikh As-Sa'di dalam tafsirnya juga menekankan bahwa Allah Swt menahan sesuatu bukan tanpa alasan. Penahanan tersebut bisa jadi karena Allah Swt mengetahui bahwa sesuatu itu akan membawa keburukan atau kerusakan bagi hamba-Nya atau masyarakat.
Oleh karena itu, "Al-Dharru" adalah nama yang mencerminkan keseimbangan antara kekuasaan dan keadilan Allah Swt dalam mengatur segala sesuatu di alam semesta.
Hikmah Nama Adl-Dharru
Nama "Adl-Dharru" mengandung banyak hikmah yang relevan bagi kehidupan seorang Muslim. Salah satunya adalah pemahaman bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini, baik itu berupa pemberian atau penahanan, adalah bagian dari rencana dan kebijaksanaan Allah Swt yang sempurna. Hal ini mengajarkan kita untuk selalu berserah diri dan tawakal, menerima apa yang telah ditetapkan Allah Swt dengan lapang dada.
Selain itu, nama ini mengingatkan kita akan pentingnya keadilan dalam kehidupan sehari-hari. Seorang Muslim seharusnya mencontoh sifat keadilan Allah Swt dengan bersikap adil dalam segala tindakan, baik dalam hubungan pribadi maupun sosial. Kesadaran bahwa Allah Swt adalah "Adl-Dharru" juga menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan dan mencegah ketidakadilan di masyarakat.
Memahami Asmaul Husna Adl-Dharru
Memahami makna "Adl-Dharru" membawa implikasi praktis dalam kehidupan sehari-hari. Ketika seorang Muslim menghadapi kesulitan atau hambatan, pemahaman bahwa Allah adalah "Adl-Dharru" dapat memberikan ketenangan dan keyakinan bahwa segala sesuatu terjadi atas dasar keadilan dan kebijaksanaan-Nya. Hal ini mendorong seseorang untuk tetap sabar dan terus berusaha memperbaiki diri serta keadaan di sekitarnya.
Dalam konteks hukum dan sosial, nama ini juga mengajarkan pentingnya penerapan keadilan yang seimbang. Seorang pemimpin atau penguasa diharapkan untuk meneladani sifat "Adl-Dharru" dengan menghalangi segala bentuk kezaliman dan memastikan bahwa kebijakan yang diambil selalu adil dan berdasarkan prinsip keadilan Ilahi.
Misalnya, dalam situasi ekonomi, Allah Swt mungkin menahan rezeki seseorang bukan karena Dia tidak peduli, tetapi karena ada hikmah di baliknya yang mungkin belum dipahami oleh orang tersebut. Dengan menyadari bahwa Allah Swt adalah "Adl-Dharru", seorang Muslim diharapkan untuk tidak cepat putus asa dan tetap berusaha sambil berserah diri kepada Allah Swt.
Dalam hubungan interpersonal, jika seseorang mengalami konflik atau hambatan dalam hubungan, pemahaman ini mengajarkan bahwa mungkin ada alasan di balik peristiwa tersebut yang berkaitan dengan keadilan dan kebijaksanaan Allah Swt. Ini mendorong individu untuk mencari penyelesaian yang adil dan bijaksana, sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.
Asma’ul Husna "Adl-Dharru" menggambarkan Allah Swt sebagai "Yang Maha Adil dalam Menghalangi", menyoroti kekuasaan Allah Swt dalam menahan atau menghalangi sesuatu sesuai dengan keadilan dan kebijaksanaan-Nya.
Meskipun nama ini tidak selalu disebutkan secara eksplisit dalam berbagai daftar Asma’ul Husna, konsep di baliknya sangat relevan dan tercermin dalam banyak ayat Al-Qur'an serta penjelasan para ulama.
Memahami "Adl-Dharru" mengajarkan kita tentang keseimbangan antara kekuasaan dan keadilan Allah Swt, serta pentingnya berserah diri dan tawakal dalam menghadapi segala sesuatu. [dutaislam.or.id/ai/ab]